37. Pekerjaan Jeon

70 11 0
                                    

Kasih ⭐ dulu gessss
Komen sebanyak-banyaknya

"Aku bersyukur karena mendapat pekerjaan ini dan bisa selalu berada di sisimu tanpa perlu alasan."

Awa berjalan perlahan setelah keluar dari UKS.

"Petugas UKS teliti banget sampe luka di tangan gue dikasih plaster" monolog Awa.

Ketenangannya tidak berlangsung lama apalagi setelah suara teriakkan milik Sharla terdengar.

"Gue nyariin!"

"Gue nggak minta," jawab Awa.

"Tidak tahu terimakasih!" sembur Sharla.

"Makasih, udah 'kan?" Tanya Awa sambil berlalu.

Sharla berdecak dan kemudian menyusul Awa.

"Masing nggak mau ngaku? Lagian kalau gue tahu juga gue bakalan bantu jagain Lo, karena gue tahu kalau buat nyembuhin itu di luar kemampuan gue," ucap Sharla.

"Nolongin apa?" Tanya Awa.

"Nolongin Lo dari rasa takut waktu deket sama cowok," jawab Sharla.

"Gue nggak apa-apa," jawab Awa.

Sharla menunduk.

"Gue nggak mau Lo mati kayak orang itu!" Teriak Sharla.

Awa terkejut dengan teriakan Sharla kemudian menoleh.

"Emangnya kenapa gue mati?"

"Jauh sebelum ketemu Lo, gue punya kakak cewek yang juga korban. Karena gue nggak suka sama dia, gue selalu abaiin aja tanpa tahu keadaannya. Waktu itu gue kesel karena orang tua gue yang sibuk selalu nyempetin buat jagain kakak gue, tapi waktu gue minta waktu sebentar mereka selalu bilang nggak bisa!" Adu Sharla.

Awa mulai mendengarkan. Awa tahu rasanya kehilangan seseorang.

"Terus? Hubungan cerita Lo sama gue apa?" Tanya Awa.

Sharla tertegun dengan pertanyaan Awa dan kemudian mengangkat kepalanya.

"Bantu gue!"

"Nggak! Gue minta tolong dengan sangat. Kasih gue kesempatan buat hilangin rasa bersalah yang udah menghantui gue selama bertahun-tahun."

Sharla menangis tepat di hadapan Awa.

Kenapa rasanya sekarang bundanya seolah berada di belakang Sharla dan memegangi bahunya. Awa mulai tergerak dan menekan kedua bahu Sharla. Sekelebat Awa melihat bundanya tersenyum dan menghilang seketika.

"Boleh," ucap Awa.

Sharla menatap Awa dengan mata berkaca-kaca. Tidak Awa sangka Sharla akan memeluknya dengan erat. Selama ini hanya ada bundanya, Awa tidak pernah memiliki saudara.

Tanpa sadar tangan Awa terangkat dan mulai mengusap rambut Sharla.

"Gue sebenernya nggak suka kalau orang lain ikut campur masalah pribadi gue, tapi kayaknya gue bisa kasih kesempatan Lo bantu gue."

"Kakak!" Bisik Sharla.

Awa tersenyum tipis.

Gue nggak pernah tahu gimana rasanya punya adik dan nggak tahu gimana jadi kakak yang baik. Tapi Lo bisa anggap gue kakak lo, Sharla.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Black (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang