Pangeran Selingkuh

1.1K 75 3
                                    

Di sebuah pondok terpencil di pinggiran kota raja, tatkala malam mulai merayap naik. Dua pemuda tampan tengah berbincang.

"Laut, apakah kau yakin anak panahmu itu tidak membahayakannya?" Tanya Pangeran Lingga.

"Tidak Pangeran, anak panahku yang berwarna biru hanya berguna untuk melumpuhkan. Jangankan membunuh, melukai saja tidak. Lain cerita dengan anak panahku yang berwarna merah" Jawab Pendekar Tiga Laut.

"Bagaimanapun aku tak ingin dia celaka, apalagi terluka" Sahut Lingga.

"Pangeran tenang saja, tak lama lagi dia akan sadar"

"Baiklah kalau begitu. Ingat Laut, kau harus tutup mulut. Jangan sampai peristiwa dan keberadaan Abhinaya tersebar, sekalipun itu pada Ayahanda Prabu"

"Pangeran tidak usah khawatir, tempat ini terpencil tak pernah didatangi manusia. Di belakang sana ada lorong rahasia untuk melarikan diri"

"Kalau begitu kau boleh pergi. Aku ingin berbicara dengan Abhinaya. Tetap berhati-hati, jangan sampai ada yang memergokimu"

"Baik pangeran" Laut bergerak meninggalkan pondok diikuti pandangan Lingga.

***

Di kamar pondok itu, seseorang tampak menggeliat, tak lama kemudian matanya terbuka. Cahaya lampu minyak yang menyala terang menyeruak menusuk matanya.

"Dimana aku? Apakah aku sudah mati?" Sosok itu bertanya sambil memandang sekitar.

"Tidak! Aku masih hidup, ini bukan pondok Varsha. Lalu dimana aku?" Abhinaya ingin bangkit, namun kagetnya bukan olah-olah ketika dia tak mampu untuk menggerakkan tubuh. Begitu matanya melihat keadaan dirinya, dia terkesiap. Tubuhnya dililit seutas tali aneh dari rajutan kain dalam keadaan nyaris telanjang, hanya berbalut cawat di selangkangan.

Abhinaya kerahkan tenaga dalam dan hawa saktinya untuk memutus tali itu, namun dia terkejut. Dia tak mampu menghimpun tenaga dalamnya. Dia tak kuasa mengerahkan kesaktiannya.

"Kau tak akan bisa melepaskan tali itu Abhi" Satu suara menyahut dari arah pintu yang terkuak

Mata Abhinaya langsung beradu dengan mata orang yang baru masuk.

"Lingga" Ucap Abhinaya lirih, ada debar dahsyat di hatinya.

"Masih ingat kau namaku. Ku pikir kau telah lupa" Jawab Lingga. Sosoknya kini terlihat lebih berwibawa dari sebelumnya.

Abhinaya hanya terdiam. Lingga melangkah mendekat dan duduk disebelah Abhinaya. Tangannya menyentuh pipi pemuda itu.

"Kau benar-benar indah Abhi. Wajahmh tampan, tubuhmu sempurna" Jari-jari tangan Lingga bergerak dari wajah menuju dada dan perut Abhinaya. Mengelus-elus disana, tepat di sekitar pusarnya.

"Apa yang kau lakukan Lingga? Lepaskan aku!" Ucap Abhinaya lantang.

"Kenapa? Kau tak suka aku sentuh? Bukankah kau rindu dan suka padaku?" Lingga tersenyum manis. Sungguh melihat tubuh nyaris telanjang Abhinaya, juga wajah Abhinaya saat itu benar-benar membuat angan pikirannya melayang.

"Aku ingin pergi!" Abhinaya kembali menggeliat berusaha memutuskan tali yang melilit di sekujur tubuhnya.

"Ini Tali Penjerat Roh. Tali sakti yang biasa digunakan untuk melumpuhkan  penjahat musuh kerajaan. Siapapun yang terjerat maka kesaktiannya akan luntur sampai tali itu terlepas" Sahut Lingga.

"Licik! Anak dan ayah sama-sama licik!" Maki Abhinaya.

Lingga terkesiap. "Plakk" Untuk pertama kalinya Lingga menampar Abhinaya. Abhinaya terbelalak tak menyangka Lingga sekurang ajar itu padanya. Lingga sendiri tampak menyesal.

ASMARA BERDARAH (SELESAI)Where stories live. Discover now