Five

2.6K 337 10
                                    

Pagi ini Sakura terbangun karena dering ponselnya yang terdengar sangat nyaring sampai membuatnya sakit kepala.

Menolak membuka mata, Sakura meraba meja kecil di sebelah tempat tidurnya untuk menemukan benda berisik itu dan mengangkat telepon entah dari siapa.

"Halo.." Katanya parau. Gadis itu berdeham beberapa kali untuk membersihkan tenggorokannya.

"Kau baru bangun?" Tanya suara berat diseberang sana. Suaranya terdengar tak asing, tapi otaknya yang masih mengantuk membuat Sakura tak bisa mengingatnya.

"Siapa ini?" mata Sakura terbuka sedikit untuk mengintip sudah jam berapa hari ini. Baru pukul setengah enam! Tentu saja dia baru bangun. Dia bahkan bisa tidur lebih lama lagi!

Suara itu mendengus. "Sasori, kakak mu..."

Mata Sakura terbuka sepenuhnya, hilang sudah kantuknya. Gadis itu menatap layar ponsel. Benar saja, dilayarnya tertera kata 'Abaikan'.

Gadis itu menghela nafas kesal. "Aku matikan..."

"Tunggu, Sakura..."

"Apa lagi?" Tanya Sakura ketus.

"Kau baik-baik saja kan? Uangmu cukup?" Tanya orang itu lembut.

Sakura mendengus lalu mematikan teleponnya tanpa menjawab apa-apa. "Apa dia pikir aku terlantar tanpa apapun disini? Lucu sekali..." Omel Sakura lalu menendang selimutnya sembarangan. Gadis itu tidak mencoba untuk kembali tidur karena percuma saja... Moodnya sudah rusak karena telepon barusan.

"Bisa-bisa aku mimpi buruk!"

Sakura menatap ponsel ditangannya sambil menimbang-nimbang. Beberapa kali gadis itu masuk dan keluar dari fitur kontak. Tangan Sakura berhenti dikontak ibunya.

"Haruskah aku menghubunginya... atau tidak?"

Cukup lama Sakura duduk termenung dimeja makan sampai matanya melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Gadis itu meletakkan ponselnya begitu saja dan naik kekamarnya untuk bersiap-siap.

"Tidak perlu menambahkan beban pikiran ibu." Kata Sakura masuk kekamar mandi.

Begitu sudah siap, gadis itu mengambil ponselnya diatas meja lalu berjalan keluar. Wajah Sai muncul saat gadis itu membuka pintu gerbang. Tangan sahabatnya hanya berjarak beberapa cm dari bel.

"Apa? Apa yang kaulakukan sepagi ini dirumahku?"

"Aku menjemputmu untuk berangkat bersama kesekolah."

"Kau tidak menjemput Yuuki mu tersayang?" Ledek Sakura lalu berjalan mendahului Sai yang dengan mudah dikejar oleh sahabatnya itu.

"Tidak..."

"Kenapa? Putus?"

Sai menatap Sakura sebal. "Tidak, jangan mendoakan yang jelek-jelek... Aku hanya sedang ingin bersamamu."

"Kau selalu begitu." Keluh Sakura sementara Sai menatap Sakura aneh, tak mengerti apa maksud gadis itu. "Saat stok wanita didekatmu menipis, kau pasti mencariku." Tambah Sakura lagi.

"Hey, girl... Kau terlalu berlebihan."

"Sungguh..."

Sai hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya itu. "Baiklah, aku mengerti... Maaf..." Kata Sai mengacak rambut Sakura.

Mereka kembali berjalan menyusuri gang sepi dan sempit itu. Sai terlihat serius dengan pikirannya.

"Kenapa kau memencet bel? Memangnya kau lupa passwordku?" Tanya Sakura, tak menyukai keterdiaman Sai yang biasanya selalu bawel dan menyebalkan.

Pshyco? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang