HijiGin → Daikirai Sensei「2/2」

452 57 8
                                    

Daikirai Sensei (Guru yang dibenci)
Bagian 2 - END

[Toshiro POV]

Gintoki dan aku bertemu saat usiaku masih 8 tahun. Itu pertama kalinya kakakku, Hijikata Tamegoro, membawa pulang seorang teman kerumah. Saat pertama kali aku melihat temannya, aku mengira kalau dia adalah makhluk dari negeri dongeng.

Gintoki dalam pandangan pertama ku seperti seorang peri dengan rambut perak berkilau dan mata seperti batu permata merah yang jernih. Bulu matanya lentik, dengan hidung mancung, kulit putih selembut sutra dan bibir tipis berwarna pink pucat. Mau tak mau aku melongo lama sambil menatapnya sebelum dibuyarkan oleh tawa dari kakakku.

“Hahaha lihatlah dia, Gintoki. Sepertinya dia sangat mengagumimu!!” ucap kakakku sambil menepuk pelan bahu pria bernama Gintoki itu.

Gintoki hanya menatap datar padaku, lalu beralih menatap kakakku. “Dia adikmu?” tanyanya ringan.

“Iya. Dia tampan sekali, kan? Seperti aku, ahahahah!”

“Dia memang sangat tampan di usia yang masih semuda ini. Aku yakin dia akan jadi lebih tampan saat sudah dewasa.”

Tak menyangka akan mendapat pujian dari si peri- pria perak itu, wajahku pun menjadi sangat merah seperti habis di bully habis-habisan yang mengundang lebih banyak gelak tawa dari kakakku.

Pertemuan kami hanya sesederhana itu, tapi tak ada yang menyangka kalau setelah itu kami jadi sangat akrab karena kakak masih sering mengajaknya datang kerumah. Gintoki juga makin terbuka padaku dan sering membantuku mengerjakan PR yang susah ku pahami. Ternyata bukan hanya punya wajah menawan, Gintoki juga sangatlah pintar, tak kalah pintar dari kakakku.

“Gintoki, kau sangat pintar dan bahkan ajaranmu mudah dipahami oleh Toshiro. Apa suatu hari kau juga akan menjadi seorang guru?” tanya kakakku.

“Aku tak mau jadi guru, itu terlalu merepotkan.” jawab Gintoki malas.

“Hah, merepotkan bagaimana?! Profesi sebagai guru kan sangat luar biasa?!” protes kakakku.

“Tamegoro-kun, jangan samakan aku dengan dirimu. Kalau kau mau jadi guru ya lakukan sendiri!” Gintoki balas memprotes.

“Ya sudah! Kalau aku sudah jadi guru kelak, akan kutunjukkan padamu kalau guru itu perkerjaan yang keren!” ucap kakakku penuh percaya diri.

Gintoki tak lagi membalas dan hanya menatapnya dengan tatapan ikan mati khas nya. Karena daritadi hanya terdiam, akupun mulai bertanya karena penasaran. “Jadi Gin-niisan ingin jadi apa dimasa depan?”

“Hm?” Gintoki menatap heran padaku sejenak sebelum mulai berpikir dan sambil tersenyum kecil berucap, “Aku ingin jadi penulis novel.”

“Penulis novel?!” tanyaku dan kakakku serempak, tak menyangka akan jawabannya.

“Ya... Kenapa reaksi kalian berdua lebay sekali, sih...” jawab Gintoki, sweatdrop.

“Aku hanya tak menyangka... Kenapa kau ingin jadi penulis novel, Gintoki?” tanya kakakku.

“Aku suka saja. Aku hanya tak ingin dapat pekerjaan yang merepotkan.” jawab Gintoki santai.

“Tapikan jadi penulis novel juga sama merepotkan nya. Apalagi harus mengejar deadline sepanjang waktu.”

“Berisik, Tamegoro! Jangan hancurkan imajinasi ku tentang penulis novel!”

“Hahaha, kurasa Gin-niisan akan sangat keren sebagai penulis novel. Karena Gin-niisan adalah orang yang misterius dan penuh teka-teki.” ucapku dengan polosnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita pendek Gintama (yaoi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang