HijiGin → Chance「2/2」

963 94 30
                                    

Chance (peluang)
Bagian 2 - End

"Ini perkembangan yang bagus Hijikata-san. Kalau anda terus istirahat tanpa melakukan perlawanan seperti ini, aku yakin anda akan sembuh seminggu lagi." ucap Dokter yang memeriksa Hijikata saat ini.

Perban di mata Hijikata juga sudah diganti oleh salah satu suster.
"Terima kasih, dokter." ucap Hijikata.

Dokter dan suster itupun keluar setelah mengatakan permisi. Sekarang tinggal Hijikata sendiri di ruangan itu. Tak lama pintu kamar inap Hijikata kembali bersuara menandakan ada orang yang masuk. Hal itu lantas membuat Hijikata tersenyum kecil sebelum kembali memasang ekspresi biasa.

"Yo, Oogushi-kun~"

"Siapa yang kau panggil Oogushi-kun?!"

Ahh... Pria bersurai perak itu memang jagonya membuat suasana hati si Oni no Fukucho berubah 90° menjadi konyol dan berisik. Gintoki menutup kembali pintu tersebut dan berjalan mendekati Hijikata lalu duduk di bangku sebelah kasur seperti biasa.

"Aku bawakan kau ramen dari kedai favoritku." ucap Gintoki sambil membuka pembungkus mangkok ramen yang dia beli dari kedai Ikumatsu tadi.

"Heh, tumben kau mau repot-repot membawakanku makanan. Dan apa lagi itu? Dari kedai favoritmu?" sindir Hijikata sambil menyeringai nakal.

"Haa?!?! Kau itu ya, bukannya berterima kasih malah menyindirku! Aku melakukan ini juga karena Gori-- maksudku Kondo-kun yang menyuruhku untuk membelikan makanan untukmu. Karena aku tak tau harus beli apa, makanya aku beli saja ramen ini, teme!" omel Gintoki panjang lebar seperti emak-emak.

'Benar karena disuruh Kondo-san?' sebenarnya Hijikata ingin bertanya begitu, tapi dia tak punya nyali untuk menanyakannya.
"Che... Kau cepat sekali naik darah."

Sebenarnya tanpa sepengetahuan Hijikata, wajah Gintoki saat ini sedang memerah karena niat baiknya hampir ketahuan oleh Hijikata.
"Yasudah, nih, kau makan ramennya." ucapnya sambil menyodorkan mangkok ramen tadi.

"Heii, kau tak lihat kalau mataku masih belum sembuh? Bagaimana caraku makan, teme?!"

"Lah! Kenapa kau harus naik darah juga sih! Lalu kau mau bagaimana, kusuapi begitu?!"

"Kau fikir diruangan ini ada siapa lagi? Tentu saja kaulah yang suapi!"

"Oi oi yang benar saja kau, aku lebih baik makan ramen ini lewat hidungku daripada harus menyuapimu!"

"Kalau begitu ya makan saja lewat hidungmu sana!"

"Haaah?!?"

Kedua pria yang saling adu argumen itu akhirnya berhenti karena capek. Wajah keduanya memerah karena sebal coret(malu)coret pada lawan bicaranya. Dan pertengkaran verbal itupun disudahi oleh Gintoki yang menghela nafas panjang.

"Hahhhh... Baiklah, Baiklah, Oogushi-kun. Ramen ini akan mengembang kalau tidak segera dimakan. Dan lagi ini sudah dicampuri mayones, jadi mana mungkin aku mau memakannya. Karena itu, aku dengan sangat terpaksa akan menyuapimu."

"Ohh? Sudah dicampuri mayones juga? Nice, Yorozuya." komentar Hijikata dan membuka mulutnya.

'Cih... Dia seperti anak kecil saja.' batin Gintoki, gemas.

Gintoki pun menyumpit beberapa lembar mie dan meniupnya sebelum menyodorkannya pada Hijikata. Sebenarnya Gintoki merasa senang karena bisa menyuapi Hijikata seperti ini, tapi mana mungkin dia menunjukkan rasa senangnya, kan. Ditambah lagi, ini kali pertamanya dapat menyuapi si Oni no Fukucho yang dia sukai. Hijikata mengunyah mie itu dengan perlahan sambil bergumam "enak" sekilas. Selama beberapa saat akhirnya mie itu sudah habis.

Cerita pendek Gintama (yaoi)Where stories live. Discover now