[8.12] : Pelaksanaan Rencana

221 43 27
                                    

"Kamu nggak lagi coba buat jebak aku, kan?"

"Hahahaha...." Mark tiba-tiba saja tertawa saat Yeri melontarkan pertanyaan itu, membuat Yeri semakin mengernyit bingung. Memangnya apa yang lucu dari pertanyaannya itu? Ia sedang serius saat ini dan curiga dengan laki-laki itu.

"Kenapa juga aku mau coba jebak kamu? Nggak mungkin lah. Mana berani aku ngelakuin hal itu? Kamu kan tau aku sepenakut apa." Ujar Mark yang masih diselipi dengan sebuah tawa.

"Hmm..iya juga sih." Balas Yeri. Wanita itu sudah mengusir buruk sangkanya pada Mark dan kini fokus menatap ke arah rooftop. Ia masih menunggu mangsanya untuk datang ke tempat.

Mark sendiri segera menghela nafas lega. Ia sempat ketakutan tadi karena tiba-tiba saja Yeri menyadarinya. Namun usahanya itu berhasil mengembalikan kepercayaan Yeri padanya. Posisinya kembali aman saat ini.

"Kenapa belum dateng sih? Lama banget..." Gerutu Yeri. Ia yang semula berdiri, akhirnya memutuskan untuk duduk di lantai. Ia merasa sedikit bosan.

"Mungkin masih di perjalanan." Balas Mark sekenannya.

"Kalau misal nggak dateng gimana?" Yeri kembali bertanya pada Mark.

"Ya kita tunda rencana kita."

Heejin baru saja memasuki halaman sekolahnya dengan perasaan takut luar biasa

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Heejin baru saja memasuki halaman sekolahnya dengan perasaan takut luar biasa. Ia melihat ke sekitarnya dan tidak menemukan siapapun di sana. Ia juga sempat melihat ke dalam pos satpam dan menemukan penjaganya sedang tertidur, persis seperti yang dibilang oleh Eric padanya. Kini ia hanya perlu memantapkan dirinya dan melangkah dengan langkah pasti memasukki gedung sekolahnya.

Sejujurnya ia sangat ketakutan saat ini. Rencana kali ini benar-benar mempertaruhkan nyawanya. Jika rencana ini gagal, ada kemungkinan ia tidak akan selamat. Itulah kenapa ia tampak gentar sedari tadi. Dalam hati ia terus berdoa semoga ia masih bisa melihat matahari terbit esok pagi.

Kini ia telah sampai di lantai lima gedung sekolahnya. Ia melihat ke arah tangga yang menuju ke arah rooftop. Di bawah tangga itu, terlihat Eric dan Hwall yang sudah menunggunya di sana. Begitu melihat kedatangan Heejin, mereka berdua serempak berdiri untuk menyambut kedatangan perempuan itu.

"Udah siap?" Tanya Eric. Ia tahu perempuan di depannya ini tampak gugup dan sedikit ketakutan. Yah, siapapun akan merasa takut jika berada di posisi Heejin. "Kalau belum siap, kita tunggu aja nggak apa-apa." Ujar Eric kembali.

Heejin segera menggelengkan kepalanya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan-lahan. Ia sedang berusaha menghipnotis dirinya sendiri agar berani untuk melangkah maju ke tempat keramat itu.

"Aku siap."

"Oke. Jangan lupa waktu sampai di sana, langsung pakai tali pengamannya. Ikat kuat-kuat di kakimu. Usahakan jangan sampai keliatan. Anggap aja kamu lagi bungee jumping nanti. Hyunjin sama Seungmin bakal usahakan yang terbaik buat kamu. Ada Haechan juga di bawah jadi nggak usah takut." Pesan Eric lalu memberi tepukan pelan pada pundak Heejin. Ia sedang berusaha untuk menyemangati perempuan itu saat ini.

Mystery of Class A | 00LOnde histórias criam vida. Descubra agora