6. Panggilan Sayang

6.7K 489 27
                                    

Mau sering-sering ngingetin. Kalo di cerita ini akan banyak adegan dewasa eh 🙈🤣🤣 Jadi silakan diskip aja ya buat yang gak suka😂😂

***

Enam bulan berlalu sangat cepat. Hubungan Kenan dan Aurora pun semakin membara. Seperti saat ini, mereka masih berada di atas kasur dengan selimut yang menutupi tubuh keduanya. Baru saja mereka selesai melakukan aktivitas menyenangkan itu lagi dan lagi. Bahkan napas Aurora masih terasa ngos-ngosan.

"Kamu suka, Aurora?"

Aurora hanya tersenyum lantas meraih dan meletakkan telapak tangan Kenan di atas dadanya. Sontak saja lelaki itu kembali meremas payudaranya. "Kalo gak suka, gak mungkin aku mengalami klimaks sampai berkali-kali 'kan?"

Kenan tertawa karenanya. Ia pun memajukan wajahnya lantas mengecup bibir Aurora lagi. Belakangan ini ia sudah tidak begitu memikirkan Cherry karena ada Aurora. Setiap kali merasa resah, ia akan mendatangi wanita itu. Seperti saat kebenaran tentang papa kandungnya terungkap, Auroralah yang menjadi tempat pelampiasannya.

Dengan menyentuh Aurora, Kenan bisa merasa kembali baik-baik saja. Ia sendiri tidak mengerti mengapa bisa seperti itu. Karena pelukan dan ciuman Aurora seakan bisa membuatnya merasa tenang.

Perlahan tapi pasti, sepertinya Kenan mulai bisa menerima kenyataan kalau Cherry sudah tidak mencintainya lagi. Rupanya berdamai dengan takdir tidak seburuk itu. Ia bisa ikut merasa bahagia saat melihat Cherry tersenyum penuh cinta pada Arsen. Apalagi sebentar lagi adik tirinya itu akan memiliki anak. Ya hanya adik tiri, karena rupanya mereka sama sekali tidak terikat hubungan darah.

Awalnya Kenan sempat marah karena kenyataan itu baru terungkap beberapa bulan terakhir. Ia juga menyayangkan sikap mamanya yang dari dulu menentang hubungannya dan Cherry, padahal Anita tahu kalau mereka bisa bersama. Tapi lagi-lagi nasi sudah menjadi bubur. Dan Cherry sudah berbahagia dengan suaminya. Kenan pun masih belum bisa menerima dan memaafkan papa kandungnya. Karena baginya, papanya hanyalah Ridho.

Lamunan Kenan terputus saat Aurora menyentuh pipinya. "Kebiasaan. Kamu suka banget bengong akhir-akhir ini. Udahlah, gak usah mikirin apa pun saat lagi sama aku," ujar Aurora. Ia semakin mendekatkan dirinya lantas mencium bibir Kenan.

Selama ini keduanya sudah bersikap layaknya sepasang kekasih. Apalagi yang mereka lakukan sudah seperti pasangan suami istri. Keduanya merasa nyaman dan sama-sama saling membutuhkan. Tapi, masih belum jelas apakah mereka saling mencintai atau tidak.

"Kamu emangnya gak ngerasa capek? Masih bisa jalan nanti?" tanya Kenan sambil mengelus bahu telanjang Aurora ketika wanita itu berpindah ke atas tubuhnya. Ia bisa menebak kalau Aurora kembali menginginkannya sama seperti dirinya yang menginginkan Aurora. Sebab, kejantanannya yang tadi sudah melemas kini kembali menegang.

"Bisa."

Melihat Aurora yang sudah kembali berhasrat, Kenan pun mengangguk mengiyakan. Ia menuntun kejantanannya untuk memasuki kewanitaan Aurora. Dan setelah milik mereka bertemu, ia pun membantu Aurora bergerak dengan meremas pinggulnya.

Aurora menggigit bibir bawahnya seraya bergerak maju-mundur di atas tubuh Kenan. Ia meletakkan tangannya di dada lelaki itu sebagai tumpuan.

Tidak ada yang berubah pada hubungan rumah tangga Aurora dan Valdo setelah pembicaraan beberapa bulan lalu. Valdo tetap pada kebiasaan berhubungan dengan pasangan gaynya. Begitu juga dengan hubungan Aurora dan Kenan yang semakin memanas. Aurora bahkan seperti mulai merasa kalau dirinya menyukai Kenan.

"Sayang," desah Aurora ketika Kenan sudah mengubah posisi mereka menjadi duduk. Kenan pun kian bersemangat karena desahan Aurora itu. Ia memeluk Aurora sambil terus menggerakkan pinggulnya menghujam milik Aurora lebih dalam.

AuroraWo Geschichten leben. Entdecke jetzt