12. Milik Valdo

5.6K 442 48
                                    

"Kenapa akhir-akhir ini kamu sulit dihubungi, Aurora?" gumam Kenan seraya menatap ponselnya. Ia sudah berulang kali mencoba menghubungi Aurora, tetapi hanya suara operator yang terdengar. Ia juga sudah mendatangi rumah Valdo, tapi mereka tidak ada di rumah. Ia pun menjadi bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

Kenan semakin yakin kalau ia memang telah jatuh cinta pada Aurora. Buktinya ia sangat merindukan wanita itu karena sudah cukup lama tidak bertemu. Ada perasaan cemas dan juga khawatir terjadi sesuatu pada Aurora.

"Kenan, kamu lagi mikirin apa, Sayang?" tanya Anita seraya mengusap bahu anaknya itu.

"Gak mikirin apa-apa kok, Ma," sahut Kenan berbohong.

"Gak mungkin wajah kamu kusut kalo gak lagi mikirin apa-apa. Jujur sama Mama, kamu lagi mikirin cewek ya?" tebak Anita lagi.

"Keliatan jelas ya kalo Kenan lagi mikirin cewek, Ma?"

"Jadi bener kalo kamu lagi mikirin cewek? Gadis beruntung mana yang bisa membuat anak mama kayak gini? Kenalin sama Mama, Sayang," pinta Anita. Ia ingin tahu gadis seperti apa yang sedang dekat dengan Kenan. Kali ini, ia tidak akan mencampuri dan melarang siapa pun yang dekat dengan anaknya. Asalkan gadis baik-baik dan bukan istri orang seperti Cherry.

"Ada pokoknya, Ma. Nanti pasti Kenan kenalin kalo waktunya tepat," sahut Kenan seraya mengulas senyum pada Anita.

"Ya sudah kalo gitu. Mama harap kamu juga bisa segera mendapatkan kebahagiaan kamu, Sayang. Seperti Cherry yang sudah bahagia bersama Arsen. Kamu juga harus move on."

"Doain Kenan aja ya, Ma."

"Pasti, Sayang. Mama selalu mendoakan yang terbaik buat kamu. Mama sayang kamu."

Seperti halnya Kenan yang tak bisa menghubungi Aurora, Dylan pun mengalami hal yang sama karena tidak kunjung mendapatkan kabar dari Valdo. Ia marah karena Valdo sudah semakin nekat melawannya. Dan ia pun bertekad untuk memberi Valdo dan Aurora pelajaran setelah ini.

Dylan paling tidak suka dikhianati. Dan Valdo sedang melakukan itu terhadapnya. Ia tidak terima kalau Valdo berniat mencampakkannya karena Aurora.

***

"Kamu yakin mau pulang ke rumah kita aja, Sayang?"

"Iya, Mas. Aku rasa kita harus menghadapi semuanya. Bukannya lari kayak gini," sahut Aurora. Ia menata pakaian mereka ke dalam koper karena memang berniat akan pulang. Ia pun sudah menyiapkan diri untuk menemui Kenan dan berkata jujur pada lelaki itu.

"Ya sudah. Tapi kamu beneran gak bakalan balik lagi sama lelaki itu 'kan?"

"Kamu bisa percaya sama aku, Mas. Di saat aku mutusin buat kembali sama kamu, itu artinya aku sudah berusaha ngelupain dia."

"Syukurlah kalo gitu. Mas pegang ucapan kamu, Sayang."

Usai membereskan barang-barang mereka, Aurora dan Valdo pun melangkah keluar kamar untuk berpamitan.

"Kami pulang dulu ya, Bu. Lain kali kami ke sini lagi," ujar Aurora sambil berpelukan dengan ibunya.

"Iya, Sayang. Semoga kedatangan kalian nanti, kamu udah membawa kabar gembira buat Ibu ya," sahut Ajeng yang hanya dibalas senyuman oleh Aurora.

"Semoga, Bu."

"Ibu sama adik-adik jaga diri ya, Bu. Kalo ada apa-apa, jangan sungkan bilang ke kami," pesan Valdo.

"Iya, Nak. Kalian hati-hati di jalannya ya."

"Iya, Bu."

***

Aurora berniat turun dari ranjang, tetapi pergerakannya ditahan oleh sang suami. "Mau ke mana kamu, Sayang?"

"Aku cuma mau masak sarapan, Mas," sahut Aurora. Ia membenarkan pakaian tidurnya yang sempat tersingkap hingga menampilkan paha mulusnya.

AuroraWhere stories live. Discover now