11-Peach Love

4.4K 551 31
                                    

Langkah Nathan begitu ringan ketika memasuki mansion utama keluarga William yang selama ini selalu dihindarinya. Setelah berbulan-bulan tidak pulang, kali ini Nathan kembali menginjakkan kaki di mansion yang megah namun terkesan dingin. Senyum tipis tidak pernah luntur dari wajahnya, apalagi saat mengingat kencan pertamanya kemarin.

"Sudah datang, son? Aku pikir kamu sudah melupakan jalan pulang?" sapa seorang wanita paruh baya bergaun hitam dengan lipstick merah menyala dan segelas redwine ditangan kanannya.

Mendengar sapan itu, seketika tatapan Nathan berubah menjadi dingin. Kelembutan di wajahnya berubah menjadi tatapan tajam penuh ancaman.

"Bukan urusanmu!" jawab Nathan dengan nada dinginnya. Saat hendak berlalu, suara teriakan kembali menghentikan langkahnya.

"Lancang sekali! Seperti itu kah caramu berbicara pada ibumu!" sentak wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan sexy.

"Oh... ya? Lalu... Bagian mana yang mengharuskan aku berbicara sopan,  Mom?" ujar Nathan dengan sorot mata tajamnya.

"Aku ibumu! Ingat! Aku lah yang melahirkanmu!"

Nathan mendengus kasar kemudian menyungingkan senyum sinisnya mendengar ucapan ibunya.

"Hh! Ibu? Konyol sekali..." gumam Nathan.

" gumam Nathan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"KAU-..." ujar wanita paruh baya itu dengan wajah yang memerah menahan emosi dan tangan yang terkepal erat.

"Lain kali, jangan berani-berani menyentuhnya! Atau aku sendiri yang akan menghancurkanmu, Mom!" sela Nathan dengan wajah dingin yang syarat akan ancaman lalu berjalan begitu saja meninggalkan ibunya.

Bukan tanpa alasan Nathan mengancam ibunya, karena gangguan kecil ketika kencan pertama Nathan bersama Arilla berasal dari ibunya. Seperti dugaannya, ibunya akan melakukan segala cara agar Nathan patuh dibawah kendali ibunya.

Baru lima langkah terdengar pecahan gelas yang menghantam tembok tepat di sebelahnya. Bahkan, serpihan gelas yang terpental sedikit menggores wajahnya. Nathan tidak peduli dan meneruskan langkahnya dengan tenang.

"DIA TIDAK PANTAS UNTUKMU! DIA HANYA GADIS BODOH DAN LEMAH TANPA HARTA KELUARGNYA"

Seakan tuli, Nathan tetap meneruskan langkahnya.

Selalu seperti ini. Itulah salah satu alasan Nathan meninggalkan mansion orang tuanya. Memilih hidup mandiri, tinggal di penthouse pribadinya selama lima tahun terakhir.

Ayahnya... Ryan William yang begitu angkuh, dingin dan tegas membentuk Nathan menjadi pribadi yang tak tersentuh. Stephanie William, ibu yang ambisius dengan harga diri setinggi langit membuatnya muak. Kalau bukan karena seseorang, Nathan tidak akan mau menginjakkan kaki di mansion William.

Langkah Nathan terhenti di lorong kamar berpintu putih dengan ukiran bunga tulip yang indah. Tatapannya sedikit melembut sebelum mengetuk pintu kamar tersebut.

Peach Love (Welcome Back Sequel)Where stories live. Discover now