Prolog

54 26 2
                                    

Disebuah desa.

Desa yang dimana disana banyak kecanggihan peradaban sangat maju dengan sangat pesat, namun dibalik itu semua, terjadi suatu hal kesengajaan dimana-mana; berawal dari kesusahan pangan, sering terjadinya tindakan kriminal yang tak jarang berujung pada kematian. Hanya beberapa wilayah yang masih terjaga SDA-nya. Salah satunya ialah desa Allegion; tempatku dilahirkan dan di besarkan, desa yang sangat makmur. Walaupun tertinggal arus modernisasi zaman.

Dengan pertambangan sebagai mata pencaharian mereka, desa yang sangat makmur dan damai, sebelum tiba-tiba beberapa orang asing entah darimana memasuki daerah Allegion, dan mengambil paksa wilayah kami. Orang-orang yang membangkang, seketika tewas di tempat dengan luka tembak ditubuh mereka. Beberapa yang ketakutan segera pergi menyelamatkan diri ke kota.

Entah suasana apa yang aku rasakan; kebingungan tak tau arah, seperti jalan buntu yang terfikirkan dalam bayang-bayang, diam karena langkah yang tertanam dalam-dalam. Aku tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, hanya bisa melihat semua orang berlarian dengan ketakutan.

Kami penduduk desa Allegion berlarian menuju kota, dan aku tidak punya Pilihan lain selain mengikuti mereka; mencari tempat yang lebih aman, menghindari bertambahnya korban yang lebih banyak lagi.

~~~

Sebulan berlalu setelah berkelana tak tahu arah dan tujuan seperti berandal, kehidupan semakin sulit. Hanya memanfaatkan bangunan-bangunan yang kosong untuk dijadikan tempat tinggal, wilayah kota yang tidak bisa dijadikan tempat pencaharian mereka, hanya bisa bekerja sebagai anak buah si penduduk kota. Termasuk diriku, bisa bertahan hidup sehari-hari dengan bekerja di sebuah pabrik percetakan besi-besi baja untuk bahan-bahan para kontraktor membuat rumah, gedung, dan bangunan lainnya.

Semua ini terlewat begitu cepat, dengan memaksa kami untuk meninggalkan semua rasa sakit, kehilangan, hingga kesedihan yang teramat sangat sulit untuk dilupakan. Beberapa dari kami sebagai warga Allegion, semenjak kejadian sebulan lalu, banyak orang mengalami depresi berat, tak jarang sampai beberapa orang bunuh diri karena tidak kuat melewati semua ini. Tidak hanya itu, kamipun sempat ingin membalaskan dendam kami kepada orang jahat yang telah merebut paksa wilayah kami. Walaupun bisa dikatakan mustahil, karena desa Allegion yang kini memiliki penjagaan ketat di segala sisi, ditambah lagi berdirinya sebuah tembok yang sekiranya berukuran 35 meter, hingga membuat kami terlihat seperti semut kecil jika berada di sampingnya.

Beberapa dari kami bertanya-tanya, apa yang mereka inginkan di tempat kami? Jika ingin menguasai SDA yang dimiliki desa Allegion, mengapa ada sebuah gedung yang sangat besar disana? Bahkan tinggi tembok yang tingginya sudah 35 meter saja, hanya sepertiga dari tinggi gedung besar tersebut. Apa yang mereka buat? Mengapa di desa Allegion?

~~~

Sampai jumpa di part-part selanjutnya..

ROXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang