•|Tukang Gorengan|•

333 43 6
                                    

"Mimi peri dari kahyangan
Dengan sejuta micin ditangan
Nyuwi kembali ke lapangan
Menemui sang jodoh si akang gorengan", New tersenyum mendatangi gerobak Tay tawan

(Sumpah su gua mikirin ni pantun berabad abad anjir)

"Siapa yang ngajarin nge pantun gitu? "

"Ga lain dan ga bukan, the king of gombal cinta, Krist kesayangan seorang"

Tay hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku New yang sangat ceria itu.

"Udah siap belum? "

"Siap ngapain? "

"Ke Hotel"

"HAH? NGAPAIN? KATANYA MAU JUALAN GORENGAN? "

"Itu tau, kenapa masih nanya? Mau beneran? "

"GAKKK, AYO CEPETAN"

Tay tertawa melihat tingkah New yang sekarang sudah hilang kendali.

Tay menyuruh New untuk duduk didekatnya sambil memperhatikan caranya menggoreng gorengan agar tidak gosong.

New sedari tadi memperhatikan gorengan yang di masak Tay dengan fokus, saking fokusnya ia sampai menelan ludah ingin rasanya memakan semua gorengan yang Tay masak.

"Gorengannya buat dijual ya bukan buat dimakan sendiri"

New yang ketauan pun hanya bisa cemberut mendengar kata kata Tay yang seperti membaca isi pikirannya.

'Gagal deh keinginan gue'

"Nah New, sekarang coba goreng tempenya"

Misi pertama
Goreng tempe

Tay dan New bergantian posisi, Tay duduk di kursi sedangkan New kini memasak tempe di wajan penggorengan yang berada di gerobak itu.

Walaupun New tidak se jago Tay, tapi perlu diakui bahwa ia cukup bisa untuk menggoreng gorengan tersebut untuk seseorang yang memegang status jarang ke dapur untuk memasak makanannya sendiri.

"Yuk kita ke komplek sekarang, lagi rame disitu"

New mengangguk pelan dan berjalan menjauhi gerobak, memberikan Tay tempat untuk mendorong gerobaknya sendiri.

"Loh New kok ngejauh?", tanya Tay heran.

"Kan tugas New cuma ngejual gorengan bukan ngedorong gerobak gorengan"

Tay hanya menggeleng pelan menanggapi perkataan New yang, terserah ia.

Benar saja perkataan Tay, sekarang komplek sudah sangat ramai didatangi penduduk sekitar karena sekarang sedang ada pasar malam yang berada di sepanjang jalan. Walaupun jam masih menunjukkan pukul 4 namun, tak sedikit warga yang sudah berdatangan.

New yang melihat situasi yang sangat ramai pun ketakutan. Ia takut hal hal buruk akan terjadi. Tay memberhentikan gerobaknya untuk menjadi tempat mereka berjualan di area pasar malam hari ini.

Tay mengambil kursi plastik berwarna hitam dan memilih duduk di dekat New untuk memperhatikan nya. New tampak sangat ketakutan melihat keramaian yang ada.

"New pasti bisa", Tay mengacungkan jempolnya sebagai tanda 'pasti berhasil' untuk menyemangati New.

New memejamkan matanya dan menarik napasnya dalam dalam.

'AYO NEW PASTI BISA! JANGAN JADI BEBAN ORANG TUA! YUK BISA YUK SEMANGAT'

"Mas saya beli tempe 5,bakwan 3,sama singkong 2 ya mas"

"Oke mba"

Satu per satu pengunjung pasar malam mulai berdatangan menuju gerobak gorengan milik Tay. Tak hanya membeli gorengan, beberapa dari mereka juga meminta foto dengan New yang membuat Tay hanya bisa tersenyum kecil melihat New dari belakang.

Aku, Mantan, dan Gorengan [END]Where stories live. Discover now