10 (Never Too Late)

29 11 0
                                    

I L L U S I O N

T E N :

N e v e r  T o o L a t e
T o  S a y ...

DUA TAHUN. Dua tahun berlalu dengan lambat. Terasa lama bagi Terra.

Banyak hal yang terjadi.

"Desta! Kemarin lo kan yang ambil mie gue di kulkas!"

"Dan gue sakit perut tiga hari tiga malam karena itu!"

"Jadi beneran elo, kan?! Beliin lagi untuk gue!"

"Aw! Woi! Kembar durhaka!"

Hari-hari berjalan seperti biasa.

"Desta Antariksa!" Panik, mengenal suara itu, Desta menoleh ke arah pintu kantin. Ia bangkit, mencomot risol, dan berlari.

"Atribut sekolah kamu mana?!" Miss Delya terpaksa mengejar-ngejarnya. Terra dan Desty mendengus, bosan melihat Desta yang tidak tahu kapan harus berhenti.

"Desta!"

"Dah~ Bu Del!"

"Kamu ini, udah penghujung semester juga masih aja!" Kejar-kejaran berlangsung di koridor sekolah.

Di lain waktu, mereka belajar.

"Ini gimana?" Desty menunjuk satu soal. Sejarah.

"Duh. Haus. Terra! Gue tambah dong, jahenya!"

"Gue mau yang peppermint! " Desta ikut memesan.

Terra mengangkat ceret berisi jahe dengan mudah, kosong. "Habis."

"Ada yang lain?" Desty berharap.

"Earl grey dan green tea."

"Boleh, deh. Green tea."

Tidak sepenuhnya belajar juga, sebenarnya.

"Terra! Sudah jelas ini salah! Ulang!" Guru memutari tiga meja, seolah ia pengawas ujian. Miss Delya menonton mereka, puas melihat lagak Desta yang sepertinya mulai keriting rambutnya.

Bagian terburuknya, Terra dipaksa ikut kelas pemrogramannya Guru Ly. Terra tak paham sama sekali. Sia-sia dia menonton video-video progammer india. Bukannya mengerti pemrograman, ia malah memahami ragam kosakata orang india.

Sir Ed dan batagor juga masih beroperasi dengan baik. Terra sering sekali membeli batagor disana. Bertemu Dri, Zam, dan ibu-ibu mereka sesekali saat berjaga di (Flo)rist menggantikan Bunda. Bibi Vera dan Pak Medi juga kerap ia jumpai saat ke rumah Desta-Desty. Tentunya dengan pemilik kompleks, ayah si kembar yang kocak tapi takut cicak, Antariksa.

Alpha pindah ke komplek ketika mereka naik kelas dua. Itu yang paling mengejutkan. Ya, dia pindah kesini dan tinggal dengan Za. Bahkan ikut masuk ke sekolah Terra sebagai junior kelas satu, serta menjadikan Pak Medi supirnya juga. Itu sih, keputusan sepihak.

Sewaktu Desta nanya, "Emangnya ortu lo nggak keberatan?"

"Tidak sama sekali. Mereka malah bilang bagus, aku bisa mandiri." Waw. Betapa waktu dan momen mengubah banyak hal.

"Kita mau kemana?" Pak Medi melirik mereka lewat spion mobil. Kadang, Alpha mengajak mereka menjelajahi seisi kota. Gratis, tentunya. Kalau tidak, si kembar mana mau.

"Kalian mau kemana?" tanya Alpha. Za, selaku asistennya diliburkan hari ini.

"Toko game!" Kalian tau ini si kembar beda ibu.

IllusionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora