Eighteenth

29 11 0
                                    

I L L U S I O N

E I G H T E E N T H :

K e m u s t a h i l a n

TERRA harus tahu Desty punya batas kesabaran.

"Hei! Kenapa sebenarnya?" Datang-datang, Desty menggebrak meja Terra, yang artinya mejanya juga.

Terra kebingungan memandang Desty yang mendadak impulsif.

"Ya," respons Terra singkat.

"Cerita coba." Desty mengambil tempat di sebelah Terra.

"Cerita...." cerita apa?

Desty lelah. "Lo bilang mau cerita ke gue ada apa kemarin, nggak, tiga-empat hari yang lalu. Jangan bilang lupa." Sejujurnya, Desty juga baru mengingat janji Terra semalam.

"Iya, nanti."

"Kok git---"

"Selamat pagi, Anak-anak." Terlambat, pelajaran sudah dimulai. Sia-sia, Desty menyikut Terra berkali-kali, tapi gadis itu tidak bergeming.

***

"Terra! Terra! Aduh!" Desty mengejar, mengimbangi langkah Terra yang kelewat cepat.

"Yo! Ty!" Desta melambai dari arah tempat duduknya. Deva tersenyum kalem di sebelahnya.

"Ck," Desty berdecih. Terra acuh tak acuh, menopang dagu, lalu tenggelam dalam pikirannya.

"Dia melamun lagi." Desta berkomentar. Deva memandang Terra dalam diam. Apa Terra masih memikirkan masalahnya?

"Ah!" Terra tiba-tiba berseru. Deva urung menyeruput tehnya, Desta dan Desty berpandangan.

"Kenapa?" Deva bertanya.

Terra tahu harus melakukan apa.

"Al, aku main ke rumah kamu ya nanti."

"Gue ikut!" Desta dan Desty menimpali.

"O-oke." Deva mengiyakan, melirik Terra, penasaran dengan apa yang ingin dilakukan gadis itu.

***

Pintu utama dibuka lebar. Deva mematung mendapati Alpha yang menyambutnya.

"Wah...wah... siapa ini?"

"Hah? Anak ini masih disini?" Desty melenggang masuk, diikuti Desta. Deva dan Terra bersitatap sejenak, lalu ikut melangkah masuk.

Diabaikan? Wah. Luar biasa.

"Hei! Hei! Halo!" Tidak ada yang merespons.

"Al, Pak Medi mana?"

"Oh. Di gerbang tadi." Terra mengangguk. Ia keluar lagi.

Mata Deva dan Alpha diam-diam mengikuti langkah Terra. Untuk apa Terra mencari Pak Medi?

Pak Medi merapikan bajunya yang sedikit kusut, bergaya di kaca spion. Begitu dilihatnya Terra, ia gelagapan, ketahuan.

IllusionWhere stories live. Discover now