Part One: SWEET

416 292 490
                                    

Ini adalah kisah tentang aku, dia, dan malam dengan sejuta rencananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah kisah tentang aku, dia, dan malam dengan sejuta rencananya.

✰✰✰
















Jaehyun's POV.

Angin berembus begitu kencang menerobos helai pakaian tipisku. Jalanan mulai senggang tidak seperti biasanya. Lampu hias kota kian mempercantik kegelapan langit malam dengan pola kelap-kelip warnanya. Kupercepat laju motorku dengan penuh hati-hati. Angin pun semakin terasa menghunus pori-pori. Tiba-tiba sebuah pertanyaan terlintas di benakku, jam berapa sekarang?

"Jae, jangan ngebut lagi ...."

Gadis di belakangku berbisik dengan nada takutnya. Kurasakan tangannya yang semakin melingkar erat di pinggangku. Tubuhnya semakin merapat saja, membuat punggungku menghangat.

Aku masih bisa menahan senyumku akibat sensasi ini. Aku yang memacu adrenalin dan dia yang merengek manja bukan lagi sesuatu yang membuatku salah tingkah seperti saat pertama kali.

Meski begitu, aku masih saja melakukan hal yang sama. Bukan bermaksud jahat, tapi karena aku lebih mementingkan tugasku untuk mengantarnya pulang tepat waktu. Hingga tak ada lagi opsi tersisa selain memangkas jarak dengan kecepatan tinggi.

"Jaehyun! Kan aku sudah bilang jangan ngebut! Kamu ini tuli, ya?"

Dia mulai rewel. Aku tak menggubris ucapannya. Satu-satunya hal yang membuatku memelankan laju motorku hanyalah ....

"Hujan."

-yang besarnya tidak main-main. Bahkan ini terlalu mendadak. Dan sialnya aku tidak membawa jas hujanku.

Author's POV.

Park Jiwoo tak henti-hentinya melihat jam tangan yang sudah menunjuk angka sepuluh malam. Ini gawat, waktu sudah berjalan di luar ekspektasi. Jiwoo hanya bisa meratapi hujan di depannya dengan mata yang memelas.

"Ayah pasti akan membunuhku."

Jaehyun menoleh kala gadis itu menggumam dengan tampang menyedihkan. Apa boleh buat, hujan yang begitu deras memaksa mereka untuk berteduh sementara. Sepertinya tidak ada tanda-tanda hujan akan mereda. Benar-benar dua anak manusia yang terpojok oleh keadaan.

"Salahmu sendiri. Sudah kubilang tidak usah menonton film itu. Lihat akibatnya sekarang. Kita jadi terlambat dua jam dan terjebak disini."

Selepas menghadiri acara makan malam yang dibuat oleh para senior untuk menyambut mahasiswa baru, bukannya langsung pulang, Jiwoo malah mengajak Jaehyun untuk menonton film yang katanya baru saja dirilis di bioskop.

"Tapi film itu bagus, Jae! Akan lebih menyesal lagi kalau aku tidak bisa menontonnya sama sekali." Jiwoo mengerucutkan bibirnya di depan Jaehyun, meski ia tahu jurus itu takkan menghapus mimik datar yang kini terpasang di wajah tampan lelaki itu.

SWEET NIGHT【END】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang