08: Kau harus tetap hidup!

387 60 119
                                    

"Jika kau pikir ada banyak orang yang membencimu, kau jangan lari.
Kau harus bertahan. Kau harus tetap hidup. Kenapa? Karena ada banyak pembenci yang harus kau kecewakan."

—Lee Haechan—


🍃


Haechan yang merupakan salah satu arwah yang bergentayangan di sekolah, tengah tertidur lelap di deretan bangku yang ada di lobi. Namun ketenangan yang dirasakannya sedari tadi itu harus musnah setelah seorang murid yang berdiri di dekatnya tengah memeriksa sound speaker yang ada di tangannya. Tentu saja aksi murid itu membuat Haechan terkejut bukan main dan segera bangkit dari tidurnya.

"Oi! Apa kau tidak lihat aku sedang tidur di sini, hah?!" teriak Haechan kesal setelah mengetahui manusia yang berulah itu ternyata Jisung.

"Aah telingaku," gerutu Haechan sembari mengusap-usap telinganya. Lalu bersuara untuk mencoba pendengarannya, apakah masih berfungsi atau tidak. Sedangkan Jisung, pemuda itu tak peduli dan melenggang pergi meninggalkan Haechan yang masih sibuk menguji pendengarannya.

Baru beberapa langkah menjauh dari Haechan, Jisung perlahan menghentikan langkahnya tepat di depan dinding yang dipenuhi oleh kertas harapan. Ia seketika teringat kejadian tadi pagi, tepatnya 2 jam yang lalu saat dirinya baru tiba di sekolah dan bertemu dengan Heejoo.

Perhatian Jisung fokus pada kertas harapan yang bertuliskan 'Selamat tinggal, semuanya.' Hanya kalimat itu, tanpa ada embel-embel nama penulisnya. Tapi Jisung yakin, kalau Heejoo yang menulisnya. Sebab, Jisung melihat dengan jelas kalau gadis itu yang menaruhnya di sana, persis di samping kertas harapan yang memiliki nama Moon Heejoo.

Tulisan gadis itu membuat Jisung bertanya-tanya dan menebak-nebak apa maksud dari gadis itu, apakah ia akan pindah dari sekolah ini atau pergi jauh?

"Hei, kau, Arwah! Kesini cepat!" panggil Jisung pada arwah yang ia yakini masih ada tak jauh di belakangnya. Tangannya melambai ke belakang tanpa melihat Haechan yang kini tengah menghampirinya dengan raut wajah kesal.

 Tangannya melambai ke belakang tanpa melihat Haechan yang kini tengah menghampirinya dengan raut wajah kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar manusia tidak sopan! Gini-gini aku lebih tua 1 tahun darimu. Bisakah kau menghormatiku, meski hanya sedikit saja?" gerutu Haechan. Lalu melemparkan tatapan sinis setiba di samping Jisung.

Jisung hanya mencibir, membuat Haechan memandangnya dengan tatapan tak minat. "Sekarang apa lagi?" tanya Haechan.

"Moon Heejoo, aku bertemu dengannya tadi pagi di sini."

"Lalu?"

"Ada yang aneh, dia mengatakan sesuatu yang tidak aku mengerti," ungkap Jisung yang tatapannya tak lepas dari kertas harapan milik Heejoo.

"Itu artinya kau bodoh," kelakar Haechan yang segera mendapat tatapan tajam dari Jisung.

"Bungeoppang? Itu kau lagi, 'kan?"

SUN AND MOON || HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang