5

2.8K 568 119
                                    

"gede banget nyali lo pada, sampe nekat ngorbanin nyawa."

Mereka yang bermain papan ouija hanya tertunduk diam setelah menjelaskan dari awal sampai akhir perihal makhluk halus yang mengikuti mereka. Yang mungkin dapat membahayakan mereka semua.

"Bisa-bisanya kalian nekat mainin papan begituan padahal penakut."        cibir seungcheol tak hentinya menghujat dari siang sampai malam begini.

Ah, bahkan mereka melewatkan makan siang.

"Darimana kalian dapet papan begituan?"

Jeonghan melirik dokyeom yang malah mengalihkan pandangan darinya, "dokyeom."

Yang disebut menggaruk tengkuknya, "lo juga! Lo yang rekomendasiin mereka tapi lo ngga ikut, dapet dari mana lo papannya?"     omel seungcheol.

"Anu, gua mau jelasin dah.."

"Yang katanya lo nganter uji ke rumah sakit tapi nyatanya engga?"     potong joshua.

Dokyeom mengangguk, "awalnya uji emang minta anter ke rumah sakit. Tapi dia ngebatalin karena—"

"Bentar!"    potong woozi, "gua? Kapan gua minta anter ke rumah sakit?"    tanyanya bingung.

"Sebulan yang lalu, kan lo sakit waktu itu terus minta anter ke gua malem-malem padahal gua udah ada janji buat main ouija sama mereka,"    jelas dokyeom, "tapi lo maksa minta anter sampe nelpon gua malem itu."

"Lo jangan bohong."   

"Masa lo lupa?"     gemas dokyeom.

"Lo yang lupa ya? Gua kan sebulan yang lalu lagi di Jepang."




Hening.




"Dan selama disana kan gua pake nomor jepang."

Mendadak yang lain keringat dingin.

Untuk keberapa kalinya hari ini dokyeom menelan salivanya kasar, "Terus.. yang nelpon gua waktu itu siapa?"





Bzzttt—!





"Aaaakk!!"

"Yaaaaakk!!"

"Woaaaaaa!!"

"WOY anjir pegangin gua takut ilang!!"

Suasana seketika heboh saat lampu seisi villa tiba-tiba mati. Bahkan seungcheol yang tadi dalam mode garang pun kini ikut teriak-teriak ketakutan.

"Pegangan woy pegangan!"

Semua nurut dan langsung berpegangan tangan seperti perintah seungcheol.

Selang beberapa detik setelahnya mereka sudah lebih tenang dan sedikit merutuki kebodohan mereka(?).

"Kenapa ngga nyalain senter aja ya?"

Celetukan joshua berhasil membuat yang lain menepuk jidat mereka.

"Lah iya."   gumam vernon.

"Dih bego."       ucap seungkwan.

"Bego teriak bego, dasar bego!"     kritik minghao.

"Buruan anjir nyalain senternya, bego!"     seru jeonghan.

"Ck. Iya iya!"    rusuh seungkwan.

Dari 13 orang yang ada, mereka akhirnya bernafas lega saat wonwoo dengan gesit inisiatif menyalakan senter ponselnya untuk penerangan. Dan segera berjalan sambil berpegangan untuk mengecek sumber listrik.



"Siapapun itu, please jangan iseng megangin kaki gua!"     teriak dino tiba-tiba.

"Ya lo mikir siapa juga yang mau iseng di situasi begini?!"      sungut mingyu.

"Jeonghan woy ngga lucu!"     fitnah dino.

"Apaan kok gua?!"       sungut jeonghan tak terima.

"Lepasin anjir— aargh kaki gua!!"      

Mereka semua terkejut saat dino tiba-tiba terjatuh mengerang kesakitan dan langsung menyorotkan senter padanya.

Sialnya tak hanya itu yang membuat mereka terkejut..

Karena kaki kanan dino robek, dengan darah yang berceceran dimana-mana membuat mereka benar-benar terkejut bukan main.

"Dino!"

Mereka langsung mengerubungi dino yang meringkuk memegangi kakinya. Dan dengan cepat hoshi menyalakan senter ponselnya untuk mencari kotak p3k.



Tapi sialnya mereka semakin dibuat kejut setelahnya.


Karena hoshi tak sengaja menyorot sesosok makhluk menyeramkan berambut panjang yang sedang menyeringai kearah mereka dengan lidah yang menjulur menjilati kukunya yang penuh darah.















Bruk!!




























"Jun!!"

Just For Fun | Seventeen ✓Where stories live. Discover now