32

619 101 7
                                    

Selamat membaca

***

"Eonnie kenapa?" Lisa memberanikan diri untuk bertanya. Tangannya meremat kuat tangan kembarannya, sembari menanti jawaban dari kakak keduanya.

"Kenapa apanya?"

"Eonnie... aneh," ucap Chaeyeong dengan suara pelan.

Jisoo menghela napas, mengusap-usap punggung Jennie. "Jennie lagi mode aneh doang hari ini. Gaada apa-apa," jawab Jisoo dengan senyum kecil.

"Beneran?"

Jisoo mengangguk, anggap saja mewakili Jennie yang sedang mematung. Melamun, entah apa yang dipikirkannya.

***

"Eonnie, gimana nulisnya? Udah mau selesai?" tanya Lisa secara random, memecah keheningan di mobil. Well, tidak hening sepenuhnya, sih. Suara-suara lalu lintas sangat berisik sebenarnya.

Jisoo menepuk keningnya. Jujur, dia sedikit malas mengerjakan tulisannya. "Sekarang kan ada eomma. Ada tiga lagi. Eonnie masih harus cari uang?"

Biasanya, Jennie akan menaggapi jawaban aneh Jisoo yang menyebalkan. Tapi, kali ini berbeda. Chaeyeong dan Lisa menyadarinya. Jennie seperti memikirkan sesuatu, entah apa.

"Eonnie kan bisa cari uang, ya cari uang, lah. Kalo uang eonnie banyak kan kita juga yang untung!" seru Lisa—sekali lagi memecahkan keheningan, dan di angguki oleh Chaeyeong.

"Huu, untung enggak, bangkrut iya. Bisa-bisa uang Eonnie cuman melintas aja di bank, langsung habis di kalian," ujar Jisoo dengan menggebu. Hei, dia yang cari uang adiknya yang menghabiskan, enak saja.

"Lagian kan kita keluarga yang hemat, Eonnie. Permintaan kita juga ga macem-macem," balas Lisa.

Jisoo menggelengkan kepalanya. Setengah emosi setengah jengkel. "Permintaan kalian emang nggak macem-macem. Paling cuman sepatu atau baju keluaran terbaru. Belinya juga nggak banyak, cuman satu atau dua. Tapi harganya tuh—

Hahh, sabar Chu, sabar. Orang sabar awet muda," ujar Jisoo sembari mengelus dadanya. Memilih untuk tidak menyebutkan angka yang akan membuatnya emosi, karena adik-adiknya selalu belanja barang tanpa melihat ada potongan harga atau tidak.

"Katanya Eonnie kaya...," cibir Lisa.

"Ya tapi kan—

"Eonnie, Li," sela Chaeyeong, memotong perkataan Jisoo. "Udah dulu, yuk, ributnya. Chaeng laper," ucapnya dengan cengiran menyebalkan.

Jisoo tidak jadi emosi. Menghela napasnya, kemudian bertanya, "Mau makan di mana, Chaeng?"

"Tuh, di depan ada tempat makan"

***

"Eonnie"

Baik Jisoo, Jennie, maupun Minzy menoleh ke arah Lisa. Chaeyeong sudah di ajak tidur terlebih dahulu oleh Tiffany Eomma. Tapi, sebelumnya mereka sempat bicara berdua. Misi kali ini adalah mencari tau apa yang terjadi dengan eonnie mereka. Sampai rumah tadi, Jennie maupun Jisoo tidak banyak bicara dengan eomma 123. Pasti ada yang terjadi, pikir keduanya.

"Ada apa, Li?" tanya Minzy mewakili dua eonnie yang lain.

"Mau pinjem Jennie Eonnie," jawab Lisa.

Jennie pamit sebentar, kemudian meninggalkan Jisoo dan Minzy yang kembali mengobrol bersama.

"Eonnie, temenin Lisa tidur," pintanya, sembari menarik-narik tangan Jennie.

"Tumben?"

"Memang nggak boleh?" ujar Lisa— masih menarik-narik tangan Jennie.

"Kenapa nggak Jisoo Eonnie?"

Iya, kenapa yang dipinjam Lisa Jennie Eonnie? Kenapa bukan Jisoo Eonnie?

'Kalo nanyain Jisoo Eonnie ya gabakal dijawab, Li. Yang ada malah eonnie bakal ngganti topik sampe kita lupa mau ngomong apa,' seru Chaeyeong tadi, saat keduanya sedang bicara.

"Ya nggak papa, maunya sama Jennie Eonnie. Nggak boleh?" balas Lisa.

Jennie menghela napas, pasrah. Keduanya memasuki kamar Lisa, membaringkan tubuh di atas ranjang.

"Eonnie," panggil Lisa sembari menaikkan selimut sampai dada.

"Hm?" respon Jennie dengan singkat. Tangannya tergerak, mengelus surai coklat bungsunya.

"Lisa mau tanya sesuatu"

"Sure, go ahead"

"tapi Eonnie jangan marah." Kalimat itu terlontar, setiap ada sesuatu penting yang ingin Lisa tanyakan.

Jennie terkekeh, hafal betul setiap makna dari kalimat-kalimat yang dilontarkan adiknya. "Nggak janji," jawabnya.

"Aish, Eonnie~"

"Arra-arra, ada apa?"

"Eum... Eonnie sama Jisoo eonnie kenapa?" tanya Lisa dengan sedikit ragu.

Jennie memasang ekspresi berfikir, kemudian memasang wajah bingung yang terlihat amat dipaksakan di mata Lisa. "Kenapa apanya?"

Lisa menghela napas, kemudian berkata, "Eonnie sama Chu Eonnie aneh. Chu Eonnie malah serem"

"Chu Eonnie kan memang aneh?"

"Aish, bukan gitu! Lisa (sama Chaeng) tau ada sesuatu!" ujar Lisa.

"Sesuatu? Nggak ada apa-apa." Jennie mengelak.

"Bener?"

Jennie mengangguk, memasang ekspresi yang sedikit meyakinkan.

"Eonnie bohong, pasti ada sesuatu"

Jujur, kalimat barusan keluar dari bibir Lisa dengan penuh pertimbangan. Lisa takut Jennie Eonnie habis kesabaran! Kalau marah gimana?

"Eonnie?" panggil Lisa, karena Jennie Eonnie nya hanya diam.

"Ada sesuatu, kan?" tanyanya lagi.

"Eonnie~"

Lisa terus merengek, merayu, memaksa Jennie untuk menjawab. Meski dalam hati, Lisa juga takut kalau Jennie akan marah—itu akan sangat menyeramkan!

"Hahh. Eonnie kasih tau, tapi jangan kasih tau Chaeng dulu"

Lisa mengangguk. Soal jangan kasih tau Chaeng dulu, akan ia pikirkan belakangan. 

***

04/05/21

Maaf terlambat, makasih yang masih stay.

Jujur, lagi di fase jenuh, bingung juga.

Amazed banget sama orang konsisten. Pengen jadi kayak mereka :"

 Oh, iya, semangat semuanya, jaga kesehatan. 🤍

Our Little Family~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang