5

1.7K 58 1
                                    

Cerita ini sudah Bab 53 ya di KBM dan 50 di Karyakarsa karena aku update per lima bab disana. Untuk harga ekonomis kalian bisa beli paket ya

Username: aniswiji atau link ada di bio

Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link dibawah :
https://kbm.id/book/read/1f0eb944-6354-812c-0a73-6e772d25fa85/5af0004f-9400-9782-ccb8-4a5ce37a0f86?af=6514506b-3cd9-7efc-8265-9796c2d99584

Selamat Membaca

"Siapa yang antar, Kak?" Mama sudah berdiri disamping pintu utama. Aku yakin jika Mama baru saja melihatku turun dari mobil Pak Adnan.

"Tetangga baru, Ma. Pak Adnan, ternyata beliau dosen baru di kampusku."

"Oh, kirain siapa. Yasudah kamu mandi, langsung turun buat bantuin Mama masak." Mama berjalan menuju dapur.

Aku bergegas untuk membersihkan tubuh, setelahnya membantu Mama mempersiapkan makan malam. Papa hari ini pulang terlambat, katanya ada pertemuan dengan client sedangkan Ilham bermain futsal dengan teman kampusnya.

"Kak, tolong buat kentang balado. Semuanya sudah Mama siapkan, tinggal masaknya saja." Perintah Mama yang langsung aku iyakan. Mama memang sibuk dengan ayamnya, kayaknya Mama ingin memasak Ayam bakar.

"Kak, kalau sudah selesai tolong ditaruh di meja makan sekalian. Mama mau bakar ini ayam." Perintahnya kembali setelah aku menyelesaikan masakan.

"Iya, Ma." Beginilah kehidupan sehari-hariku, tidak ada ART yang membantu. Kami sekeluarga harus saling membantu satu sama lain. Tidak ada kata kalau lelaki hanya bisa santai saja disini, Papa selalu menyuruh Ilham untuk membantunya sekadar membersihkan halaman, menyapu atau mengepel lantai.

Papa selalu bilang, "pekerjaan pria bukan hanya mencari uang. Kita diberikan tenaga jauh lebih besar di banding perempuan jadi kita harus meringankan pekerjaan rumah. Meskipun perempuan mampu menyelesaikannya."

Dan dari itu, Papa dan Ilham selalu membantu disaat kami melakukan kegiatan di dapur.

"Ham, sudah pulang?" Tanyaku, ketika Ilham baru saja keluar dari kamarnya dengan kondisi habis mandi.

"Sudah, baru aja selesai mandi. Masak apa Kak?"

"Kentang balado, ayam bakar, sama tumis kangkung." Jawabku dengan tangan sibuk menyiapkan makan malam.

"Papa sudah pulang?" Ilham berjalan dan duduk di kursi meja makan menuangkan air mineral.

"Kayaknya belum deh," Ilham mangut-mangut, "Yasudah kalau sudah ada Papa, panggil aku ya Kak. Mau tiduran sebentar."

"Hmm."

***

Suasana meja makan nampak ramai dari celoteh Ilham dengan Papa yang membicarakan tentang klub sepakbola kesayangannya. Dari liga Inggris sampai La Liga Spayol, mereka bahas seperti komentator sepak bola profesional saja.

Sedangkan aku ingin meminta izin untuk akhir pekan ini pergi ke rumah Pak Adnan. "Pa, Nisa boleh minta izin." Ucapku penuh harap. Pasalnya jika akhir pekan, kami selalu menghabiskan waktu bersama, seperti pergi ke taman bermain atau ke pusat perbelajaan. Hanya sekadar menghabiskan waktu bersama dengan keluarga. Katanya kalau besuk anak-anak sudah dewasa momen ini akan susah dilakukan.

"Izin apa?"

"Izin, setiap akhir pekan Nisa nggak bisa ikut pergi-pergi kaya dulu. Nisa mau fokus buat ngerjain skripsi, dan skripsi Nisa itu dosen pembimbingnya Pak Adnan." Papa nampak mencerna informasi yang aku sampaikan.

"Pak Adnan dosen kamu?"

"Iya, dan Pak Adnan juga dosen pembimbingku. Terus Nisa mengungkapkan jika ingin lekas lulus, dan Pak Adnan menawarkan untuk memulai bimbingan setiap akhir pekan. Agar setiap minggu ada progres." Jelasku sejujur-jujurnya.

"Oh, bagus dong. Kalau gitu besuk kita belikan sesuatu buat Pak Adnan biar semangat membimbing kamu." Mama menimpalinya dengan nada penuh semangat.

"Buat apa sih, Ma?" Protesku, "biar lancar Nis, lagian akhir pekan kan Pak Adnan itu tidak bekerja dan itu berarti di luar jadwal perkejaannya. Masa kamu sudah dibantu, kami sebagai orang tua tidak tahu terima kasih."

Apa iya seperti ini jika akan mendatangi rumah dosen? Mencoba mengambil hati pemilik rumah dengan memberikan bingkisan.

Tapi lebih baik aku menyetujuinya karena jika Mama sudah menginginkan sesuatu maka ia akan melakukan hal itu sampai berhasil. Kalau bisa dengan nada pemaksaan.

"Terserah Mama saja, deh. Nisa kembali ke kamar ya Ma. Ada sesuatu yang harus Nisa persiapkan buat besuk. Lagian Nisa sudah kenyang."

"Iya."

Melangkah masuk ke kamar tidur, aku merebahkan tubuh ini ke ranjang kecilku menatap langit-langit kamar seolah menerawang semua kegiatan yang aku lakukan hari ini.

Hingga lamunanku terganggu dengan bunyi ponsel dari grub kelas.

Fahma: Gila, dosen ganteng kita ternyata sudah punya calon gaes."

Fahma:📷

Sisil: Itu siapa ya? Top banget deh kalau memang benar dia calonnya.

Aku yang melihat foto yang dikirimkan Fahma terhenyak, pasalnya dari belakang foto itu diambil menampilkan bajuku ketika mau memasuki mobil Pak Adnan.

Baru tadi aku khawatir akan hal ini, eh sekarang sudah terjadi. Untung saja mereka tidak tahu kalau itu aku, kalau mereka tahu entah apa yang akan terjadi di kampus. Aku sendiri takut membayangkannya.

Aku mengabaikan grub chat yang lagi ramai membahas Pak Adnan, dan membuka ruang chat Pak Adnan untuk mengkonfirmasi mengenai bimbingan yang akan kami lakukan besuk.

Aku: Selamat Malam Pak, saya Anisa mau menanyakan mengenai waktu bimbingan skripsi untuk besuk. Bapak berkenan membimbing jam berapa?

Satu menit, dua menit hingga sepuluh menit pesan yang aku kirimkan akhirnya dibalas.

Pak Adnan: Oh, Nisa. Besuk jam sepuluh pagi saja. Saya harus beberes rumah dulu.

Aku: baik Pak, terima kasih.

Pak Adnan: Iya sama-sama.

Dan malam ini aku akhiri dengan mengerjakan revisi bab pertama dan mengerjakan bab dua. Semoga saja besuk tidak ada yang harus dibenarkan untuk bab pertama.

Tbc

Cinta Beda Usia ✔ (KBM & KARYAKARSA)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora