Gara - Gara sebangku 2

941 129 47
                                    

Seperti yang Hinata duga sebelumnya, kehidupan damainya sekarang berubah menjadi bising. Setiap ia memasuki kelas selalu terdengar pertanyaan dengan nada godaan tanpa ujung. Dan ia hanya bisa menyangkal dengan wajah memanas menahan malu. Bukan malu karena disandingkan dengan Naruto, melainkan ia malu menjadi pusat perhatian banyak orang. Hinata tidak biasa.

Yang Hinata heran, kenapa pelaku utamanya malah terlihat biasa saja. Malah mesam mesem jika berpapasan dengannya. Ya hanya itu yang Naruto lakukan, bahkan sampai detik ini pun mereka masih seperti sebelumnya, tidak pernah bertegur sapa. Namun Hinata heran kenapa semua orang tetap bersikukuh menggodanya padahal jelas-jelas tidak pernah ada percakapan diantara mereka? Ini misteri yang harus Hinata pecahkan.

"Hinata. Lihat tuh Naruto terus memperhatikanmu dari tadi." Dan ini teman sebangkunya yang biang masalahnya malah bersikap lebih aktif untuk memperhatikan gerak gerik Naruto maupun Hinata.

Hinata memutar bola matanya, merasa jengah dengan obrolan yang selalu ada nama Naruto di dalamnya. "Biarkan saja, aku tidak peduli."

"Jangan ngomong gitu! Nanti kamu beneran cinta loh!?" Hinata tak menanggapi ucapan Sakura. Biar saja dia terus mengoceh, Hinata tidak peduli.

Jam pelajaran terakhir telah berakhir. Otomatis semua murid berbondong-bondong keluar kelas untuk segera pulang. Tepat di depan pintu Hinata merasa ada yang mendorong dirinya, hingga membuatnya hampir terjatuh jika tidak ada seseorang yang menangkapnya dengan segera. Hinata menoleh ke samping untuk melihat siapa orangnya. Hal yang pertama Hinata lihat adalah senyum pria itu yang begitu menawan lalu bola mata berwarna birunya yang begitu indah untuk dipandang. Untuk sejenak ia terpaku, lalu tersentak ketika mengingat warna bola matanya. Eh mata biru? Dengan segera Hinata membenarkan posisi berdirinya. Mendadak ia diserang gugup, "Ma-maaf."

"Lain kali hati-hati ya!" Naruto berucap dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Sejurus kemudian ia berpamitan, lalu pergi dari hadapan Hinata bersama Sasuke di samping pria itu.

"Ciieee... Hinata nabrak Naruto." Godaan Sakura membuatnya langsung menoleh ke belakang.

"Kau sengaja mendorongku kan?" Hinata ingin marah, tapi tidak bisa. Berakhir ia bertanya sembari merengek kepada Sakura. Namun hal selanjutnya membuat Hinata tambah kesal, Sakura malah menertawakannya dengan suara yang sangat nyaring.

.
.
.

Beberapa minggu telah berlalu. Namun hari-hari yang Hinata jalankan semakin terasa melelahkan. Bukan karena banyak kegiatan, namun karena banyaknya kerumunan orang yang selalu datang ke kelasnya hanya untuk melihat Hinata. Apa mereka kira Hinata itu pajangan jadi sampai harus di lihat? Oh tidak. Rasanya Hinata ingin mengubur dirinya dalam-dalam di lubang semut.

Lagi. Hinata harus berterima kasih kepada Naruto yang sudah membuatnya semakin terkenal. Setiap hari akan ada orang yang datang ke kelasnya dari kelas lain hanya untuk bergosip ria tentang dirinya dan Naruto. Mereka kebanyakan teman sekelas Naruto ketika kelas 1. Dan sialnya di kelas 2 ini Hinata sekelas dengan siswa yang kebanyakan dari kelas Naruto sebelumnya, termasuk sahabatnya Sakura dan Ino. Dan dia sendiri? Tidak ada satupun teman dekatnya yang sekelas dengannya. Dia terdampar seorang diri di kelas tersebut.

"Oh jadi kamu orang yang disukai Naruto?"

"Kamu gadis itu kan?"

"Waahh... selamat ya!"

Setiap hari pernyataan tersebut datang dari orang yang berbeda-beda. Membuat kepala Hinata pusing, melebihi pusing memikirkan pelajaran.

Hinata kesal sendiri, ia selalu memperhatikan Naruto yang tampaknya santai saja. Dan ketika mata mereka saling bertemu, Naruto hanya akan menyunggingkan senyum manisnya untuk Hinata. Tidak dipungkiri, senyum manis Naruto  lama-lama membuatnya terpesona. Dan secara tidak sadar Hinata jadi memperhatikan Naruto setiap harinya.

Oneshoot NaruhinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang