14. Hari yang Kurang Beruntung

257 54 32
                                    

Assalamu'alaikum ... akhirnya Cermin Terbalik update lagi, mohon maaf kalau part hari ini berbelit dan gak masuk akal ... semoga kalian tetep suka, Aamiin ...

Happy reading!
_______



Seperti biasa Liam Dharanindra harus bersiap untuk melanjutkan hari sebagai seorang gadis SMA. Dia harus super fokus agar tidak menghancurkan nilai di sekolah untuk Zeline.

Ketika Liam berada di depan kelas dia merasa aneh, kenapa pintu kelas tertutup? Biasanya jam segini sudah di buka. Tetapi Liam tidak ambil pusing mungkin belum ada siapa-siapa di dalam, dia langsung saja membuka dan masuk ke kelas. Tiba-tiba ....

Byur ! Liam terkena guyuran air dan sebuah ember yang kini tertangkup manis di kepala Liam. Semua orang di sana tertawa melihat itu dan ada beberapa di antaranya memvideonya.

Liam mengepalkan tangan, lalu melepas dan membanting ember itu. "Siapa yang lakuin ini?!" bentaknya.

"Ayo jawab siapa?!" murka Liam membuat orang-orang berhenti tertawa.

"Siapa yang jail, Hah!" teriak Liam lagi tetapi semua orang malah bungkam.

"Zeline lo basah banget!" seru Eri. "Ayo ganti baju Zel, lo 'kan punya baju cadangan." Eri menghampiri Liam.

"Eri! Siapa yang nyimpen benda itu?" tanya Liam.

"Gu-gue juga gak tahu siapa yang jailin lo, gue dari tadi sibuk main hp. Jadi gak tahu," ungkap Eri.

"Masa gak ada yang ngaku, Sih!" teriak Liam, kini harinya menjadi buruk karena kejadian ini.

"Udah Zel nanti kita omongin lagi siapa yang lakuin ini, lo ganti dulu nanti lo sakit ... gue yang anter," ucap Eri.

Eri merengkuh Liam yang basah kuyup dan mengantarnya ke loker milik Zeline.

"Di mana lokernya?" tanya Liam.

Eri menunjukkan keberadaan loker Zeline.

"Kok, dikunci. Eri! Mana kuncinya?" tanya Liam sedikit kesal. Dia masih marah karena kejadian tadi.

"Ini kuncinya." Eri menyodorkan kunci loker pada Liam.

Liam mengernyit. "Kok, bisa ada di lo?"

"Zeline kan lo yang nitipin kunci ke gue, lo bilang gue adalah orang kepercayaan lo," tutur Eri.

"Masa, Sih," ucap Liam, lalu segera membawa baju seragam yang terlipat rapi. "Gue ganti dulu." Dia langsung pergi meninggalkan Eri.

Eri menggaruk kepalanya bingung. "Kok, Zeline beda ... apa dia hilang ingatan?" gumamnya.

***

Setelah lama belajar dan mempraktekan cara sholat laki-laki semalam akhirnya Zeline bisa ibadah di masjid besar ini dengan percaya diri. Walaupun jiwanya seorang perempuan tetapi dia harus tetap melakukannya sesuai aturan. Setelah selesai bersembahyang dia menengadah.

"Ya Allah, bantulah hambamu ini, berilah hamba petunjuk agar bisa kembali seperti semula," ucap Zeline sedikit keras hingga orang di sebelahnya terkekeh menahan tawa.

"Ya Allah tolong beri hamba pekerjaan, atau rubah hidup hamba seperti dulu." Zeline tidak sadar jika masih ada beberapa orang yang melihatnya.

Setelah selesai berdo'a Zeline masih tidak sadar bahwa orang di sekitarnya terus menahan tawa. Zeline tidak peduli akan pandangan orang lain. Sejujurnya dia lelah menjalankan semua ini.

Zeline mendesah. "Bagaimanapun, setiap ujian pasti ada hikmah dan akibatnya, gue harus lebih sabar lagi." Dia mengikat tali sepatu dan bersiap untuk mencari pekerjaan lagi.

Cermin TerbalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang