11 Sayang-nya Pak Dosen

7.9K 1.4K 228
                                    

= = =

(liatin Echan yang bertingkah)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(liatin Echan yang bertingkah)

= = =

"Abis ini kita kemana lagi? Nggak mungkin pulang 'kan? Masih sore soalnya."

Baik Ellise maupun Doyoung kompak mendengus lelah.

Masih sore apanya? Langit udah gelap. Tapi Haechan masih betah luntang-lantung seakan menjelajahi seantera Mall. Nggak ada dari Ellise maupun Doyoung yang bisa cegah Haechan, terlebih Ellise yang rasanya udah kehilangan suara.

"Dek, udah jam enam, ayo pulang, nanti Mbak sama Mas Doyoung kemaleman pulangnya."

Haechan berjalan santai di depan Doyoung dan Ellise. Masing-masing dari mereka memegang cemilan serta minuman. Ini udah kelima mereka beli camilan dan minuman, lagi-lagi semua Haechan yang milih, juga Doyoung yang mengeluarkan dompetnya.

Ellise merasa tidak enak dengan Doyoung karena Haechan, tetapi disisi lain keenakan juga.

Haechan berbalik kecil sambil masih berjalan. "Mbak sama Mas juga nggak jajan? Belanja apa gitu."

Fyi, Haechan udah nggak manggil Doyoung dengan embel 'Om' lagi, melainkan 'Mas'. Katanya menyesuaikan Ellise yang udah biasa memanggil Doyoung seperti itu. Udah gitu, Haechan ngerasa kalo Doyoung memang cocok dipanggil gitu.

Gara-gara itu, Doyoung dari tadi menahan salting nya karena kompak dipanggil 'Mas' sama dua adek kakak itu.

Ellise menoleh pada Doyoung, dia jadi teringat kalo Doyoung sebelumnya mau belanja dulu.

"Kamu jadi belanja, nggak?"

Doyoung menggeleng. "Nanti aja, besok." Doyoung kemudian menatap pada Haechan. "Haechan mau kemana lagi?"

"Mau makan boleh?" ujarnya dengan cengiran khas menyebalkannya.

"Adekkk."

Namun rengekan Ellise diabaikan. Doyoung sendiri tersenyum saat melihat wajah memelasnya Ellise, dia sendiri setuju. Kendati perutnya sudah diisi oleh cemilan.

"Mau makan dimana?"

"Masss!"

"Kaepci aja, Mas!"

Doyoung terkekeh geli. "Yaudah, tunjukin jalan dimana kaepci nya."

Haechan langsung menoleh pada Ellise. Dia menatap Ellise dengan mata yang berbinar cerah. Sedang Ellise menatap kesal pada dua lelaki berbeda umur itu.

Sebenarnya, Ellise sendiri nggak bisa nolak permintaan Haechan, karena sudah terlalu kasihan pada Haechan yang pasti selama ini kesepian. Dia juga nggak bisa protes sama setiap tindakannya Doyoung. Yang pada akhirnya cuman bisa pasrah. Toh, dia juga dapat enaknya.

Hi, Dos! || DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang