1. Iblis

5 0 0
                                    

Sinar matahari memasuki cela-cela jendela kamar bernausa abu-abu milik gadis yang masih bergelung di dalam selimutnya, matanya terpejam erat dengan bibir yang sedikit terbuka, keringat mulai membajiri pelipisnya karena sinar matahari mulai nampak dan dia masih terjebak di gulungan selimut putihnya.

"Kak! Bangun!! Ishh  ... Kak Cessa! Nanti di marah mama loh! Kakak!! Astagaa!!"

Cessa membuka sedikit matanya lalu berdecak sebal, dia Kembali memejamkan matanya namun suara pekikkan dari balik pintu kamarnya kembali mengusik wanita itu.

"KAKAK BANGUN! MAMA KAK CESSA NGGAK MAU BANGUN NIH!!"

CESSA KALISTA berdecak sebal lalu menyibakkan selimutnya, dia beranjak dari tempat duduknya lalu membuka pintu kamarnya dengan kasar, tatapan tajamnya menusuk pada netra abu-abu polos milik adiknya. "Apa?"

"I-itu  ... Ini udah jam 7 j-jadi kakak harus mandi terus sekolah, nanti telat terus di hu—"

"Peduli apa lo tentang gue?" sarkas Cessa sambil menatap Gisel—sang adik—dengan tajam.

"Aku peduli kok sama kakak, aku—"

Brakk!!

Cessa membanting pintu kamarnya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap kesekolah, sedangkan Gisel masih mematung di balik pintu kamar sang kakak.

***

Cessa berjalan menuruni anak tangga dengan santai, matanya melirik jenggah keluarga kecilnya yang tengah bercanda layaknya keluarga harmonis. "Aku berangkat!" pamitnya melewati meja makan penuh gelak tawa tersebut.

"Kak?!" panggil Gisel yang membuat Cessa menoleh kearahnya. "Gisel bareng kakak, ya?!" ucapnya sambil menatap Cessa memohon dengan mata yang berbinar-binar.

"Nggak!" ketus Cessa lalu kembali melangkahkan kakinya sebelum suara bentakkan yang mengharuskan dia untuk berhenti berjalan.

"Cessa!" Suara berat sarat akan peringatan keluar dari bibir tipis milik Jason—Sang papa.

Cessa menatap lelaki paruh baya yang kini menatapnya tajam dengan bola mata yang berotasi malas, lalu tatapannya beralih pada Gisel yang sedang meilin roknya gugup, dengan malas Cessa berujar, "cepet!"

Gisel tersenyum lebar lalu berlari mengejar sang kakak dengan antusias, dia memasuki mobil Cessa dan duduk di samping wanita itu. "Aku seneng bisa satu mobil sama kakak!"

Cessa tidak mengubris perempuan di sampingnya, dia menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Kakak jangan kebut-kebuttan? Bahaya kak, bukan bahaya buat kita aja tapi juga orang lain!!" Gisel menatap kakanya kesal. "Kak pelan-pelan!!"

Cessa mendengus sebal lalu memelankan laju kendaraannya.

"Kak kemaren aku liat Liona sama kakaknya jalan-jalan, kayaknya seru bangetttt   ... Aku pengen tau bisa deket sama kakak kayak Liona deket sama kakaknya! Main bareng, berangkat bareng ke sekolah, Jalan-jalan te—"

"Berisik!"

"Kakak kenapa sih benci banget sama aku? Aku salah apa? Aku—"

BluemingWhere stories live. Discover now