CUTE CAT 3 || BAB 26 - Si Emas Dan Si Monkey

69 13 2
                                    

Jangan lupa vote ya ^^ karena satu vote dari kalian, itu sangat berarti buat aku. Akan lebih baik komen juga.
(^∇^)ノ♪

***

Matahari mulai menampakkan sinarnya dari arah timur. Hutan yang semula gelap gulita, sekarang sudah terang benderang. Burung-burung yang bertengger di ranting pohon berkicau dengan riang gembira, menyambut datangnya pagi. Air bekas hujan tadi malam yang menempel di daun-daun pepohonan, perlahan-lahan menetes mengenai rumput-rumput hijau di bawahnya. Suasana pagi ini begitu tenang dan damai.

Meow yang sedari tadi malam pingsan, akhirnya membuka mata. Kucing itu baru membuka matanya langsung terkejut dan cepat-cepat bangun, ia tidak merasakan sakit di tubuhnya yang terluka sudah mengering, malah kebingungan karena mendapati dirinya sendiri ada di tempat yang asing. Di sekitarnya banyak rumput liar dan pohon-pohon tinggi, Meow dapat menebak bahwa ini hutan.

“Aku di hutan?” monolog Meow sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tidak ada siapa-siapa. Hanya ada burung-burung yang masih berkicau di atas pohon.

Meow ingin memanggil seekor burung yang bertengger di ranting pohon, tapi terlanjur burung itu sudah terbang menjauh. Meow kembali melihat ke sekeliling, siapa tahu ada binatang lain yang bisa diajak berbicara. Tapi nyatanya, di sekelilingnya memang tidak ada binatang lain, selain burung tadi yang sudah pergi.

Meow  teringat Maike dan Kiky. “Ke mana Maike dan Kiky ya?” tanya Meow kepada diri sendiri. Meow kembali mengamati sekitarnya sambil berjalan. Dia berharap menemukan sosok Maike dan Kiky, di sekitar tempat ini.

Meow berjalan menyusuri sungai kecil di dekatnya. Sungai itu airnya sangat jernih, menampakkan berbagai macam jenis ikan yang berenang di dalamnya, membuat Meow betah berlama-lama mengamatinya. Di dalam sungai terdapat batu kecil, rumput-rumput dan tanaman hijau lainnya, sehingga menambah keindahan sungai tersebut. Meow tersenyum, seekor ikan emas berukuran besar berenang ke tepi sungai lalu kepalanya muncul di permukaan air, menatap Meow yang ada di atasnya.

Ikan itu tidak takut dengan kucing, padahal bisa saja kucing di atasnya itu menangkapnya. Tapi Meow tidak ada niatan untuk menangkap ikan itu lalu dimakan. Meow berniat ingin mengajak bicara ikan emas tersebut.

“Halo ikan,” sapa Meow kepada ikan emas itu yang hanya menampakkan kepalanya saja di atas permukaan air.

Ikan emas tanpa ragu membalas sapaan Meow. “Halo juga kucing!" Ikan itu menenggelamkan wajahnya di dalam air hanya untuk sekedar mengambil napas sebentar, lalu menampakkan wajahnya lagi. Ikan memang bernapas dalam air menggunakan insang.

“Kau ke sini kenapa? Apa kau tidak punya kawan?” tanya ikan emas kebingungan. Ini kesempatan Meow, mengajak ikan emas itu berbicara. Meow menjawab. “Aku tersesat di hutan ini. Sebenarnya tempatku bukan di hutan, tapi di rumah majikan ku.”

Mendengar kata 'majikan' ikan emas tambah bingung, karena sebelumnya tidak mengetahui apa itu majikan.

“Majikan, apa maksudnya?" tanya ikan emas berjenis jantan itu.

“Majikan itu manusia yang memelihara aku,” jawab Meow enteng sambil tersenyum.

“Aku tidak suka manusia, mereka ada yang menangkap teman-temanku untuk dimakan. Tapi aku tadi berhasil selamat dari manusia yang ingin menangkapku," ungkap ikan emas, mengingat kejadian beberapa waktu lalu, ada manusia yang ingin menangkapnya dan kawanan ikan emas lain. Beruntungnya ikan emas yang sekarang berbicara dengan Meow, berhasil kabur sebelum ditangkap menggunakan jaring ikan oleh manusia.

“Kau jangan begitu, tidak semua manusia jahat. Majikan ku manusia baik, mereka memberiku makan, memandikanku dan merawat ku,” jawab Meow membanggakan majikannya. Ikan emas bernama Emas tersebut, hanya mengangguk.

Meow mengalihkan topik pembicaraan. “Apa kau punya nama ikan emas?" tanya Meow. Ikan emas menjawab. “Tentu, nama ku Emas."

Meow diam sebentar lalu mengangguk. Emas masuk ke air untuk mengambil napas, lalu kembali muncul di permukaan air. “Kalau namamu?" tanya Emas kepada Meow. “Namaku Meow," jawab Meow sangat senang.

“Lalu kenapa kau bisa ada di sini Meow?" Emas bertanya karena penasaran, penyebab Meow bisa ada di hutan ini. “Aku dikejar anjing galak, karena terpaksa, aku masuk ke hutan ini. Sebenarnya aku punya dua teman, tapi dua temanku itu sudah hilang," jawab Meow bersedih, mengingat kejadian malam itu yang membuat dia berpisah dengan Maike dan Kiky. Malam itu, Meow tidak sengaja berpencar arah dengan Maike dan Kiky, karena saking paniknya dikejar oleh anjing galak.

“Jadi sekarang kau mau mencari dua temanmu itu?” tanya Emas sudah seperti mengintrogasi Meow. “Iya aku mau mencari temanku.”

***

Setelah cukup lama berbincang-bincang dengan Emas, Meow memutuskan untuk kembali mencari keberadaan Maike dan Kiky. Sudah sangat lama Meow berjalan menyusuri hutan yang semakin dalam, namun tidak kunjung menemukan Maike dan Kiky.

Di antara pohon-pohon tinggi, Meow melihat anak monyet yang bergelantungan di atas pohon. Anak monyet itu ingin menghampiri Meow, pikirnya jarang-jarang ada kucing yang masuk ke hutan. Baru kali ini si monyet mengetahui ada seekor kucing.

Meow terkejut saat anak monyet itu turun dari atas pohon, mendarat tepat di depannya. “Kau membuatku terkejut, monyet!” ucap Meow diakhiri nada ngegas.

“Kau siapa?" tanya monyet itu, berjalan layaknya manusia. Monyet memang bisa berdiri, hanya saja monyet tidak bisa berdiri tegak seperti manusia, sedikit membungkuk ke depan.

Setelah mendekati Meow, si monyet bernama Monkey tersebut meneliti wajah dan tubuh Meow. “Sepertinya kau binatang jenis kucing," tebak Monkey tepat sasaran.

Meow mengangguk mantap. “Iya, aku kucing. Kau pasti monyet?” jawab serta tanya Meow. “Benar, aku monyet!” jawab Monkey.

“Kucing! Apa tujuanmu datang ke sini? Kau seharusnya tinggal di rumah manusia!” tanya Monkey langsung ke intinya. Monkey tahu, kucing kebanyakan memang dipelihara manusia. Tetapi kucing di depannya ini kenapa bisa ada di hutan? Atau mungkin kucing itu liar? Pikir Monkey.

Meow sedih karena monyet di depannya berbicara seperti itu. Meow sedih bukan karena ucapan Monkey seperti membentak, tapi Meow sedih karena teringat dengan majikan kecilnya bernama Marsha, pasti sangat merindukan dan mengkhawatirkannya yang tidak kunjung pulang. Meow sayang dengan majikan kecilnya itu, Marsha selalu memberinya makan, memandikan dan merawatnya, tapi sekarang Meow sudah tidak merasakan kasih sayang majikan kecilnya yang baik hati. 

Meow pun menceritakan kejadian malam tadi kepada Monkey. Si Monkey menyimak baik-baik cerita Meow sambil sesekali mengangguk. Cukup lama, akhirnya Meow sudah selesai menceritakannya.

“Kau sangat kasihan kucing. Apa kau mau ikut ke rumahku?” ujar Monkey kasihan kepada Meow, ia berniat mengajak Meow ke rumahnya. Semoga kawanan monyetnya yang lain, mau menerima kehadiran Meow.

“Tidak mau! Aku bukan sebangsa monyet. Aku takut, monyet yang lain marah karena ada aku,” balas Meow lalu menunduk.

“Oh tidak apa-apa. Nanti aku yang bicara ke ibuku, kalau aku yang membawamu. Jadi kau jangan khawatir.” Monkey berusaha meyakinkan Meow.

Meow mengiyakan ajakan Monkey karena terpaksa. Daripada tidak ada kawan, lebih baik ikut Monkey ke rumahnya. Monkey tidak bergelantungan di atas pohon, ia setia berjalan mengikuti Meow.

“Namamu siapa?” tanya Monkey. “Meow. Kalau kamu?” jawab serta tanya Meow. “Nama ku Monkey.”

***

Baca bab selanjutnya...

Kucing Lucu [Lengkap]Where stories live. Discover now