Disekap

2.1K 253 39
                                    

I dont know why you said goodbye
Just leave me now you didnt go forever my love
Please tell me why you make me cry
I beg you please ....

Suara musik tiba-tiba terhenti, Haouxuan membuka matanya perlahan. Tapi gelap, tak ada setitik cahaya di depannya. Ia mulai gelisah, tangannya ternyata terikat ke belakang. Ia berteriak 'tolong' tapi tak ada yang mendengar.

Suaranya menggema, terpantul dari dinding di sekelilingnya. Ia merasa takut dan berusaha melepaskan ikatan namun tak bisa.

Suara langkah kaki mendekatinya, ia menajamkan pendengaran, orang yang datang ini tidak sendirian. Setidaknya ada lebih dari dua bunyi sepatu yang berderap di lantai.

"Siapa itu?" Haoxuan berteriak, tak ada jawaban.

Suara langkah kaki itu mendekat dan berhenti di depan Haoxuan, yang tak bisa melihat siapa gerangan yang datang.

"Buka penutup kepalanya!" Suara seorang pria yang sepertinya tidak asing di telinganya. Dua orang di sisi kanan dan kiri Haouxuan membuka tali yang mengikat kain hitam di kepalanya.

Seketika sinar dari ruangan langsung tampak di mata Haoxuan. Ia penasaran ingin melihat siapa pelaku yang telah menculiknya diam-diam. Seorang pria yang sedikit lebih tinggi darinya, memakai masker dan kacamata hitam. Sebelum Haoxuan bisa menebak siapa orang itu, pria misterius itu telah menyuruh dua pengawalnya memakaikan kembali penutup kepala pemuda itu.

Musik yang sempat terhenti diputar kembali. Sebuah pukulan mendarat di pipi Haoxuan, disusul pukulan di pipi kirinya. Setelah itu Haoxuan perlahan merasakan pening di kepalanya, tapi sayup-sayup ia masih mendengar suara musik yang mengalun di ruangan. Serta suara langkah kaki yang menjauh dan pintu yang ditutup dengan keras.

Maybe today, i make you stay

Come again you would release my pain
And we good beloved again

.
.

Kantor kepolisian mendadak ramai. Beberapa petugas sibuk dengan dokumen, dan yang lain sedang bergegas menuju sebuah tempat. Wang Yibo datang lebih lambat dari biasanya. Tidurnya semalam lebih nyenyak dari yang pernah ia jalani selama menjadi polisi. Banyaknya kasus membuatnya terus terjaga dan mengalami insomnia.

Di sekitar ruangan Yibo telah menunggu tiga perwira polisi dengan wajah cemas.

"Ada pembunuhan lagi," ucap salah satu dari mereka yang berada satu line dengan Yibo dalam penanganan kasus kriminal.

Yibo membuka pintu ruangannya, Li Bowen sudah di sana duduk di kursi tamu sambil membaca beberapa laporan di laptop.

"Apa yang terjadi?" tanya Yibo.

Li Bowen mengarahkan layar laptopnya ke arah Yibo

"Seorang pria dibunuh semalam di sebuah gedung tua. Tim khusus sedang memeriksa TKP, dan petugas medis membawa jasad pria itu untuk diotopsi," jelas Bowen.

"Kita berangkat sekarang!" Yibo langsung memberi arahan, ia mengambil senjata api miliknya.

Di dalam lift yang bergerak turun, Yibo mencoba menghubungi Haoxuan menggunakan ponselnya.

Li Bowen yang berada di sampingnya berbicara tentang profil korban. Namun, Yibo sedikit mengacuhkannya. Karena ia sedang berfokus pada sambungan telepon yang aktif tapi tak juga diangkat oleh pemilik nomor.

"Bagaimana, Kapten?" Bowen bertanya.

"Iya, coba ulangi!"

"Korban terakhir terlihat di kamera cctv sedang berada di kawasan supermarket. Ia sepertinya tidak sendirian, tapi salah satu temannya belum kami ketahui keberadaannya!"

PayBack(end)Where stories live. Discover now