Interogasi

1.9K 242 23
                                    

Suara mesin printer dan suara ketikan di komputer saling tindih dengan suara beberapa orang berseragam polisi yang tengah mendengarkan laporan.

Bowen membuka pintu kantor utama, semua mata tertuju pada orang yang bersamanya kemudian berganti pada perwira polisi berseragam kapten yang berjalan di belakang Li Bowen.

Wang Yibo tak menghiraukan tatapan teman sekantornya, yang melihatnya dengan cara yang tak biasa. Ia tetap berjalan lurus ke depan menuju ruang interogasi.

Haoxuan didudukkan di sebuah kursi besi dan meja besi di sebuah ruangan tanpa jendela. Hanya ada kaca besar yang tak bisa ia tembus dengan pandangannya. Namun, dibalik kaca besar itu berdiri beberapa polisi yang bisa melihat dengan jelas keadaan di dalam ruangan, juga melihat Haoxuan yang kebingungan dengan kedua tangan terborgol.

Li Bowen sebagai petugas pertama yang masuk ke ruangan. Ia duduk di seberang Haoxuan dengan tatapannya yang tidak bersahabat. Iya, tentu siapa juga yang bisa bersikap ramah pada polisi yang baru saja menangkapnya.

"Aku tahu, kau ini adalah saudara kapten Yibo, tapi bukan berarti kau bisa lolos dari kasus ini dengan mudah."

"Cuih!" Haoxuan meludah ke lantai.

"Pembunuhan apa yang kau tuduhkan padaku, aku bahkan disekap oleh seseorang semalam. Jangan mengada-ada Pak Polisi," ucap Haoxuan mendekatkan mukanya ke arah Bowen sambil menatapnya tajam.

"Semua bukti jelas mengarah padamu. Kamu tidak bisa lari kali ini!"

Haoxuan membuang muka, duduk kembali ke kursinya, lalu berteriak. "Panggil Yibo ke mari, dia tentu tidak suka jika adiknya mendekam di penjara. Terlebih aku ini tak bersalah!"

Bowen mengabaikan teriakan Haoxuan, ia lebih memanggil salah seorang dari tim penyelidik yang telah memeriksa bukti-bukti. Wanita berparas cantik dengan setelan kemeja dan celana hitam putih masuk ke ruangan. Ia membawa laptop di tangan kanannya dan bungkusan plastik berisi pisau dengan bekas darah yang terlihat masih segar.

Wanita itu menyerahkan laptopnya kepada Li Bowen. Haouxuan masih tak berkedip melihat pisau yang ada dalam plastik itu. Ia kemudian melihat tangannya yang tadi pagi menyisakan bekas darah.

Apakah penyakitnya kambuh? Apa secara tak sengaja ia telah membunuh temannya sendiri--Li Daikun--semalam?
Bagaimana dengan dia yang disekap dan dipukuli, apa itu hanya halusinasi?

Li Bowen menghidupkan layar laptop dan memposisikan benda tersebut di pojok meja, sehingga baik Li Bowen maupun Haoxuan bisa melihat tampilan dari layar.

"Ini rekaman cctv di depah minimarket yang didatangi korban semalam. Ada seseorang yang datang dan pergi bersamanya semalam. Kami tidak bisa mengedintifikasi siapa orang ini, tapi plat motor yang ia gunakan terdaftar atas namamu."

"Jelas itu bukan motorku, itu motor milik temanku. Bukti seperti ini tidak bisa menjadikanku tersangka!!" teriak Haoxuan ke arah polisi muda itu.

"Tentu tidak bisa, tapi benda ini bisa memastikan bahwa kaulah pembunuhnya!" Li Bowen mengangkat plastik berisi pisau itu ke atas.

"Sidik jari di pisau ini, cocok dengan sidik jarimu, dan ini adalah senjata yang dipakai pembunuhnya untuk menghabisi korban. Sekarang kau tak bisa mengelak lagi."

"Aku ingin pengacara. Aku ingin pengacara!!!" teriak Haoxuan sambil memukul meja, ia berdiri mendekati Li Bowen. Mendekatkan wajahnya tepat di muka Li Bowen.

"Ini jebakan, kau tahu. Aku bukan pembunuh!!!!" teriaknya lagi dengan mata yang memerah.

"Panggil pengacara. Panggil juga Yibo kemari!!!"

PayBack(end)Where stories live. Discover now