Part 51: Kharisma

128 21 6
                                    

     Bola melambung tinggi ke udara menuju ke pemuda bertopi putih berkacamata. Pemuda tersebut segera berlari dan bola tersebut berhasil di bawah Solar, tatapan mata di balik kacamata nampak serius menatap ke depan. Wajah-wajah musuh rata-rata meremehkan kutu buku bermain bola. Mengingat ia pertama kali bermain bola, Solar sama sekali tidak ikut serta dan membuat Thorn terluka akibat jegalan dari anak buah senior Firdaus.

    Tim lawan berusaha untuk merebut bola dari Solar. Sebuah ide terbesit di otak Solar, ia seolah bisa memprediksi sesuatu jika lawan mainnya berhasil merebut bola. Solar tidak akan membiarkan mereka mengambil bola dengan mudah, seulas senyum terukir jelas di bibir Solar.

  Pemuda itu membiarkan bola menggelinding di kaki lawan membuat sang lawan tersenyum. Lalu Solar sedikit menggunakan kekuatan cahaya dan berkata," tidak semudah kau membalikkan telapak tangan, begitu saja." remehnya dan berhasil merebut kembali bola. Pemuda tersebut hanya tercengang dan bingung sendiri dengan Solar yang tiba-tiba datang begitu cepat.

   Kapten bola Blaze melihat pemain baru terbaik setelah Thorn menyunggingkan senyuman. Blaze berteriak kencang. "OPER BOLANYA!" titah Blaze ke Solar yang sibuk mengerjai lawan main. Setelah mendengar aba-aba dari Blaze.

  Solar menendang bola tersebut dan tepat di tangan Blaze. Thorn segera berlari kedepan dekat gawang dan pemain belakang. Thorn tersenyum manis membuat melihat senyum satu ini bernama Boboiboy Thorn akan mudah terkesima serta perut bakal nyeri terus menerus karena melihat serta sikapnya membuat orang menangis.

    Pemuda bertopi api itu berlari kencang menuju ke gawang tanpa mengoper bola. Pertandingan semakin memanas melihat kapten Blaze menuju ke gawang. Ketiga pemain lawan berlari ke Blaze mencoba untuk menghalangi kapten agar tidak jadi memasukkan bola. Salah satu dari mereka mencoba untuk merebut bola dengan segera Blaze memundurkan bola itu dan mendengar teriakan Thorn.

"SINI KAK BLAZE!" teriaknya seketika Blaze melambungkan bola ke udara dan  memberikan bola ke Thorn.

  Thorn berhasil menerima bola dan menendang bola sekuat tenaga menuju gawang. Para gadis supporter tertuju ke bola itu dan bola berhasil masuk ke gawang.

GOLLLL!

Suara sorakan terdengar jelas di lapangan sekolah. Para gadis nampak senang kalau timnya selalu menang. Blaze, Thorn dan Solar berlari lalu memeluk erat atas kemenangan mereka dengan nilai skor 3-2. Tim sepak bola SMA Enam memang handal, seperti biasanya keringat mereka bertiga bercucuran.

"Duh, panas sekali. Rasanya pengen lepas topi." keluh Solar dan ia melepaskan topi putihnya menunjukkan rambut cokelat dengan ada sedikit putih di depannya.

  Para gadis di tepi lapangan terkejut bukan main setelah melihat ketampanan Solar di balik topi itu dan Solar juga melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Kyaaa!"

  Blaze hanya menatap melongo melihat supporter bola setia Thorn dan dirinya dalam sekejab terkesima dengan si kutu buku, koran bullying sekolah.

"Itu! Yang dulu sering di bully sama anak sekolah terutama senior, bukan?"

"Iya. Ganteng banget!"

"Rasanya mau pingsan!"

Kedebuk!

"KAK BLAZE! ADA YANG PINGSAN!" teriak Thorn bak toa melihat ada dua gadis main pingsan di sana.

  Solar merasa kepanasan ia menjadikan topi menjadi kipas tangan sedangkan kacamata ia taruh di saku. "Kak! Kita ke kantin yuk! aku haus!" ajak Solar dibalas anggukkan Blaze.

"Loh, tapi gadis di sana yang pingsan. Nggak kita tolongin?" tanya Thorn muka polos. Blaze menarik tangan Thorn agar cepat-cepat menuju ke kantin.

7 Kurcaci Elements (Readers) ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora