Part 3

1.9K 206 35
                                    

Typo bertebaran...

Kini Irene tengah memeriksa desain rancangannya. Sebagai desainer terkenal ia harus fokus pada pekerjaannya. Tidak ada senyum yg ia bisa berikan.

Selesai memeriksa rancangan itu Irene memandang foto anaknya yg masih berusia lima bulan itu. ia tidak tau keberadaan anaknya yg mungkin kini sudah besar. kejadian yg menimpanya dimana Suho suaminya meninggal setelah di tembak tepat di depan matanya bersama putri bungsunya yang di culik dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda keberadaan putrinya.

Sejak itulah Irene depresi ia ingin tau keberadaan putrinya. Irene sudah mencarinya selama bertahun tahun namun hasilnya nihil. Irene selalu menangis di malam hari dan selalu memimpikan putri kecilnya.

Tapi untungnya, setelah pengobatan atas kesehatan mentalnya, depresi Irene tidak seperti dulu yang sering mengamuk karena kematian suami serta kehilangan putri bungsunya. Ia mendapat dukungan dari orang-orang terdekat untuk melewati semua masalah yang di hadapi apalagi dirinya mempunyai Joy anak kandungnya yg masih membutuhkan dirinya hingga sekarang.

Seulgi? Dia adalah anak yang diangkat Irene pasca setahun menikah dengan Suho suaminya. Karena selama setahun itu mereka belum juga dapat momongan dan akhirnya Irene dan Suho memutuskan untuk mengadopsi anak yaitu Seulgi lalu setelah itu Irene hamil anak pertama, Joy. dan disusul Yerim yang masih bayi hilang dan sampai sekarang belum juga ditemukan.

"Kembalikan putriku, Hiks hiks"

Tok Tok

Pintu ruangan Irene pun berbunyi. Dan buru-buru Irene menghapus air matanya.

"Masuk"

Cklek

"Unnie," Sapa asisten sekaligus adik iparnya itu.

"Eoh, ada apa?"

Wendi merasa kakak iparnya itu habis menangis.

"Unnie menangis? Kenapa?" Tanya Wendi yang lupa akan tujuannya datang kesini.

Irene menunduk kembali meneteskan air matanya dan terisak. Hingga wendi yang mendengarnya langsung mengerti lalu memeluk Irene untuk menenangkan.

Gwenchana Unnie, Yerim pasti di temukan

***

"Sampai segini perkenalan hari ini, Kita lanjut besok, saya permisi." Ucap salah satu kakak senior meninggalkan ruangan membuat para siswa baru di ruangan itu bersorak senang.

"Kau ingin langsung kesana?" Tanya Sinb pada sahabatnya sembari membereskan buku di mejanya.

"Kau duluan saja, Aku nanti nyusul"

"Kenapa tidak bar-" Ucapan Sinb terhenti ketika ada seorang gadis menghampiri mereka berdua.

"Hei, boleh aku bergabung?" Tanya gadis itu yang bernama Lisa.

Sinb dan sahabatnya saling pandang. Mereka melihat gadis dihadapannya
Dengan intens karena gadis yang bernama lisa itu terlihat seperti gadis yang lebih dari cukup tidak seperti mereka berdua yang dengan pakaian kumuh seperti orang tidak mampu.

"K-kau serius?" Tanya Sinb penasaran.

Dengan polosnya Lisa mengangguk senang.

"Ikut saja"

Mata Sinb membulat mendengar keputusan sahabatnya.

"Yeri-ya Apa-apaan kau" bisik Sinb tidak setuju karena mengira jika gadis itu hanyalah berpura2 berteman dan ujungnya malah menjatuhkan.

"Yak! Kau mau kemana?!" Teriak Sinb dengan kesal karena sahabatnya meninggalkan dirinya berdua dengan gadis disampingnya.

"Aku pergi dulu"

Yeri. Nama itu yang diberikan ibu panti padanya karena dulu sewaktu bayi dirinya ditemukan dalam keadaan menangis didepan pintu sebuah panti yang tidak memiliki identitas sedikitpun . Yang di temukan ibu panti tersebut hanyalah tanda lahir berada di bahu gadis tersebut. Merasa kasihan, ibu itupun membawanya masuk dan merawatnya hingga sekarang menjadi seorang gadis yang cantik dan tangguh hingga sekarang.

***

Sore hari di sebuah kampus ternama di kota seoul telah berlalu lalang Mahasiswa yg sudah selesai melakukan mata kuliah yang mereka pelajari hari ini.

"Gilaa dosen kita yg satu ini buat kesel sumpah " gerutu Jisoo saat berada di koridor kampus bersama kawannya  Seulgi.

"Udahlah jangan di bahas, gue laper nih. Cari makan yukk" ajak Seulgi

"Yukk" Mereka pun bergegas menuju cafe milik Jisoo yang tak jauh dari kampusnya.

Para karyawan masih bekerja dengan semangat begitu juga dengan Yeri karena hari pertama dia masuk dan merasa senang karena memiliki teman baru

"Yer meja nomor tiga yah " ucap Sinb sahabat Yeri yang juga ikut bekerja disana.

"Eum, baiklah" Yeri pun pergi menuju meja tersebut.

Sedangkan Jisoo dan Seulgi pun sampai cafe lalu duduk di kursi biasa tempat mereka ngobrol dan menghabiskan waktu nya.

"Permisi, mau pesan apa ya kak?" Sopan Yeri pada pelanggannya.

"Ahh, gausah kaku juga kali " kata Jisoo yang sudah kenal karena dirinya pemilik kafe ini.

Awalnya Jisoo menolak jika Yeri bekerja disini karena usia Yeri. Tapi Yeri tetap kekeh ingin bekerja di tempat ini dengan alasan ia ingin membalas budi pada Jisoo yang telah menjadi donatur panti tempat tinggalnya.

Dengan tersenyum tipis Yeri pun menatap mereka berdua.

"Nah gitu dong"

Jisoo mengambil buku menu yang di berikan Yeri lalu dia memilih makanan yang akan di pesannya.

"Kita samain aja ya?" Ucap Jisoo memesan makanan itu.

"Iya" kata Seulgi yang masih menunduk mencati sesuatu di dalam tasnya dan tidak menyadari pelayan di depannya.

"Yasudah pesen dua yah" Yeri mengangguk lalu membungkuk memberi hormat kemudian pergi.

Setelah kepergian Yeri, Jisoo menoleh mendapati Seulgi yang terdiam menatap kepergian Yeri karena tadi ia sempat menatap wajah yang tidak asing baginya.

"Seul, Kenapa?"

"Wajah itu..." Gumam Seulgi yang masih terdengar membuat Jisoo mengeryit bingung.

Hah? Maksudnya






Cirebon, 5 Juni 2021.

Note:
Nih yg mau w rajin up:))

Jangan lupa vote & komen gaess

TogetherWhere stories live. Discover now