Part 4

1.6K 200 35
                                    

Malam hari dua orang gadis sedang berjalan beriringan di tepi jalan dengan salah satu gadis tersebut menuntun sepeda miliknya. Beberapa hari ini mereka sudah terbiasa pulang malam karena mereka sama2 bekerja di kafe yang sama.

Setelah beberapa menit berjalan tak lama mereka sampai di sebuah persimpangan. kedua gadis tersebut melakukan salam perpisahan karena tempat tinggal mereka berbeda arah. Yang satu tinggal di panti dan yang satu tinggal bersama kakak kandungnya. Ya, mereka Yeri dan Sinb.

"Nde, salam buat Yuju Unnie" Yeri melambaikan tangan pada sahabatnya yang mulai menjauh.

Kemudian Yeri berbalik untuk melanjutkan langkahnya menuju tempat tinggal yang tak jauh lagi dari tempat dia berhenti.

Selama perjalanan Yeri terus menunduk karena jalanan yang dia lewati sepi tidak ada cahaya dan seorang pun kecuali dirinya. Sebenarnya dia sangat takut dengan hal itu, tapi dirinya memberanikan diri untuk melewati jalan itu karena jalan itu adalah satu2nya jalan untuk menuju panti tempat tinggalnya.

Srekk

Samar-samar Yeri mendengar suara benda terjatuh dan seseorang yang memanggilnya. Keringat dingin mulai membanjiri pelipisnya. Yeri yang dasarnya memang penakut mengeratkan pegangannya pada sepeda yang dia bawa dan langsung mempercepat langkahnya.

Suara itu semakin mendekat membuat Yeri benar-benar ketakutan. Ia kira orang yang memanggilnya itu adalah orang jahat yang mengincar dirinya. Tak lama kemudian ia merasakan ada yang memegang bahu kirinya.

Yeri yang masih takut dengan repleks membuang asal sepedanya lalu menjatuhkan dirinya untuk berjongkok dan menenggelamkan kepalanya pada lutut sambil terisak.

"Hiks, aku mohon jangan ganggu aku" lirih Yeri dengan suara bergetar. Ia tidak mau melihat orang yang memegang bahunya. Ia benar2 sangat ketakutan sekarang.

"Hei, jangan takut. Ini aku" Ucap seorang Yeoja menguncangkan tubuh Yeri.

Yeri menghentikan tangisannya lalu menoleh dengan mengerjap-ngerjapkan matanya pada Yeoja itu.

"Hai" Ucap Seulgi tersenyum manis pada Gadis dihadapannya.

Yeri pun langsung bangkit dan mengusap ingusnya yang keluar bersama air matanya tadi lalu menatap Seulgi penasaran karena ia seperti mengenal orang itu.

"Emm ahjumma yang tadi sore di kafe kan?" Seulgi yang di panggil seperti itu pun hanya meringis. Apakah dirinya terlihat setua itu hingga dipanggil 'ahjumma' oleh gadis dihadapannya.

"I-ya" Jawab Seulgi menggaruk lehernya yg tak gatal.

"Hiks hiks...aku kira tadi...orang jahat" Mendengar gadis dihadapannya kembali menangis Seulgi gelagapan lalu dirinya langsung mengusap wajah Yeri.

"Ssst tenang saja Unnie bukan Orang jahat ko"

"Unnie?" Kaget Yeri.

"Emm, aku mahasiswa" Jawab Seulgi membuat Yeri langsung membungkuk dan meminta maaf.

"Mianhae Unnie aku udah lan--" belum sempat Yeri melanjutkan ucapannya dirinya malah ditarik untuk mengikuti langkah Seulgi.

"Sudah. Sekarang ikut aku" kata Seulgi menarik paksa Yeri.

"E-eh mau kemana?"

ikut saja.

***

Seulgi tersenyum senang melihat gadis dihadapannya memakan makanan yang di pesannya tadi dengan sangat lahap. Ya, tadi Seulgi mengajak Yeri ke restoran terdekat karena ingin berbicara dengan gadis dihadapannya itu.

Awalnya Yeri menolak untuk makan, tapi dengan paksaan Seulgi akhirnya Yeri luluh juga apalagi Yeri saat itu sedang kelaparan.

"Bagaimana? enak?" Seulgi tidak makan karena dirinya tadi sudah makan sebelum menemui gadis ini.

"Emm, gomawo Unnie" Jawab Yeri malu-malu membuat Seulgi tersenyum Gemas.

Selesai makan Seulgi pun langsung memulai pembicaraan yang ia ingin tanyakan. Tapi sebelumnya...

"Ah! Iya, Namaku Yeri. Kalo Unnie? Tanya Yeri menatap Seulgi.

"Bae Seulgi. Panggil saja Seulgie Unnie" Jawab Seulgi dan Yeri hanya mengangguk-ngangguk mengerti.

"Ngomong-ngomong kamu tinggal dimana sekarang?"

"Aku tinggal di panti Unnie" Seulgi yang mendengar itu terkejut dibuatnya.

"Panti...orang tuamu?" Hanya Gelengan lemah yang Yeri lakukan membuat Seulgi merasa bersalah.

"Mianhae"

"Tidak papa, Unnie" Jawab Yeri tersenyum.

"Kamu masih sekolah?" Tanya Seulgi lagi.

"Nde, Unnie. aku masih sekolah, aku baru ma--" Ucapan Yeri terhenti karena mangingat sesuatu. Astaga sepedaku!

Dengan buru-buru Yeri langsung bangkit dan berkata..

"Unnie, aku harus pergi dulu ada sesuatu yang harus kulakukan. Gomawo atas traktirannya." setelah mengatakan itu Yeri pergi meninggalkan Seulgi berteriak memanggil namanya.

"Hei! Tunggu dulu!" Teriak Seulgi namun naasnya Yeri benar-benar pergi meninggalkan restora.

"Haishh! Aku lupa menanyakan umurnya" Ucap Seulgi mengusap wajahnya dengan kasar. Lalu tak lama dia langsung mengubah raut wajahnya dengan serius.

Aku akan mencari tahu asal usulnya.

***

"Yeoboseo?"

"Eomma, ada apa?

"Aku baik-baik saja"

"Nde, anak-anak juga"

"Emm, baiklah. Selamat malam" Irene menutup panggilan dari mertuanya.

Semenjak Irene memilih tinggal pisah bersama anaknya dan walaupun Suho sudah meninggal, hubungan dirinya dengan Yoona sang mertua baik-baik saja karena Yoona sudah menganggap bahwa Irene sebagai putri kandungnya sendiri. Bahkan setiap seminggu sekali Yoona akan menghubungi Irene untuk menanyakan kabar mereka dan terkadang jika ada waktu luang Yoona akan mengunjungi rumah mereka.

karena akhir-akhir ini Yoona sedang di sibukan dengan pekerjaan perusahaan yang di pegangnya ia memilih untuk menelpon saja karena tidak sempat berkunjung untuk menemui menantu dan cucunya.

"Mom, siapa?" Tanya Joy yang baru saja tiba dari dapur dengan membawa minuman di tangannya.

"Halmonie" Jawab Irene dan diangguki Joy.

"Mom"

"Hmm"

"Aku rindu adikku" Ucapan Joy membuat Irene langsung memberhentikan kegiatan membaca bukunya.

Kemudian Ia menunda buku itu diatas meja lalu menatap anaknya sendu.

"Mianhae, Mommy belum bisa menemukan adikmu" Jawab Irene merasa bersalah.

Walaupun saat itu Joy masih kecil dan tidak mengingat wajah adiknya tapi tetap saja, dia adalah kakaknya yang pantas untuk merindukan adiknya apalagi dirinya ingin sekali mempunyai adik untuk bermain dan juga Ia iri dengan teman-temannya yang selalu bercerita tentang adik mereka.

"Tidak papa mom. Aku akan berdoa supaya adikku segera ditemukan" Irene mengulas senyumnya mendengar hal itu lalu ia pun membawa Joy kedalam pelukannya.

Tunggu Mommy sayang. Mommy akan berusaha menemukanmu.






Cirebon, 7 Juni 2021.

Note:
Maafkan aku klo ceritanya ga nyambung ehe

Jangan lupa vote & komen gaess

TogetherWhere stories live. Discover now