Part 31

1.2K 152 69
                                    

Happy Reading...

Setelah rapat, Irene langsung bergegas kembali keruangannya. Sudah hampir satu jam ia meninggalkan ketiga putrinya yang sudah menunggu.

Menyesal, pasti. Ia sudah mengatakan 'hanya sebentar' Nyatanya, ia sendiri yang mengingkari janji itu membuat ia sangat merasa bersalah sekarang. Buru-buru ia membuka pintu untuk bertemu ketiga putrinya

Cklek

"Mianhae Mommy terla--Eh"

Irene dibuat terkejut ketika melihat putri keduanya tertidur di sofa dengan bahu Seulgi sebagai sandarannya.

"Sudah berapa lama?" Tanya Irene  menanyakan kapan putri keduanya tertidur.

"Setengah Jam yang lalu" balas Seulgi setelah melihat Jam ditangannya.

Irene mengangguk. Ini pasti karenanya yang meninggalkan mereka cukup lama. Mengalihkan pandangan dan Menatap putri bungsunya yang masih asik dengan game di ponselnya.

Ini tidak baik. Putrinya tidak boleh berlama-lama menatap layar yang bisa merusak matanya. Lantas ia pun langsung menghampiri Yerim dan berniat akan merebut ponsel itu

Ketika tangan Irene siap meraih ponsel itu, dengan cepat Yerim membanting ponsel itu ke lantai hingga menimbulkan suara

Prankk

"Astaga!"

Irene menutup mulutnya tak percaya. Ia sangat terkejut dengan Yerim yang tiba-tiba membanting ponselnya.

Ya, sedari tadi Yerim memainkan ponselnya tidak benar. Setengah jam yang lalu ia sudah menyimpan ponselnya karena bosan bermain game yang ditunjukan kakak pertamanya. Menunggu ibunya yang tidak kunjung datang membuatnya kecewa.

Tapi, ketika mendengar suara pintu ia langsung kembali mengambil ponsel itu dan berpura-pura memainkannya. Kedua kakaknya tidak tahu karena mereka asik mengobrol hingga ketiduran.

Yerim mendengar yang di ucapkan ibunya dan juga kakaknya. Ketika itu pun ekor matanya melihat ibunya menghampirinya. Tapi Yerim yang memang sudah sangat kesal memilih meluapkan emosinya dengan membanting ponselnya dengan asal

"Yerim kau..." lirih Seulgi yang juga terkejut.

"Wae? Apa yang terjadi?" Tanya Joy yang baru saja bangun karena mendengar suara benda terjatuh cukup keras.

Mereka terdiam beberapa detik karena masih tak percaya hingga detik berikutnya Irene tersadar dan ingin mengucapkan sesuatu

"Sayang..."

"Pulang"

Yerim mengatakan itu sembari menunduk. Ia tidak berani menatap wajah mereka yang di buat syok karena perlakuannya.

"Aku mau pulang"

"Tapi kenapa?" Tanya Irene pelan

Yerim mendongak dengan mata yang sudah memerah dan akan menangis. Irene yang tak tega ingin memeluknya tapi langsung di tepis

"Unnie, ayo pulang"

Irene menunduk menahan tangis. Ia sudah tau penyebabnya. Ia pun mendongak dan tersenyum tipis pada putri bungsunya.

"Tidak Jadi makan hm?" Tanya Irene  kembali menayakan tujuan awal mereka.

"Aku mau pulang, Unnie!" Ucap Yerim berdiri dan mengalihkan pandangannya ke arah unnienya. Ia tidak mau melihat wajah ibunya yang sudah dihadapannya.

Irene menghembuskan napas pasrah lalu mengangguk

"Yasudah, ayo kita pulang saja"

"Hm, baiklah. Ayo" Ujar Seulgi yang ikut bangkit dan menarik Joy agar mengikutinya

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang