1.

2.1K 86 2
                                    


Leandra, laki laki itu sekarang tengah sibuk dengan setumpuk berkas di meja nya. Ia sekarang sudah pukul sepuluh malam tapi Leandra masih terus bekerja.

Ia sengaja lembur untuk menghindari mama nya yang selalu cerewet dan selalu menyuruhnya untuk segera mencari pasangan." Mama sudah tua Lean. Mama pingin gendong cucu dari anak mama. Pingin kayak teman teman mama yang kalau arisan bawa cucu bawa mantu. Lah ini boro boro mantu atau cucu calon mantu aja belum ada" begitu lah ucapan keramat sang mama.

Bukan nya tidak ada yang mau dengan Lean. Justru semua wanita di kantornya mengejarnya untuk bisa dijadikan ratu di istana miliknya. Prinsip Lean adalah menikah sekali seumur hidup. Jadi ia sangat selektif memilih seorang pasangan hidup yang bisa menemani nya.

Lean mengalihkan pandangannya dari laptop didepannya ke arah jam hitam mengkilat di tangannya.

00.05

"Sudah pukul dua belas malam lebih lima menit" gumam Lean dan bangkit dari singgasana nya.

Meraih tas nya dan keluar dari ruangan dengan dasi yang sudah mengendur dan penampilan yang berantakan. Lean sungguh lelah mengurus perusahaan besar ini sendiri meskipun ada sekertaris yang membantu nya. Tapi ia kerap kali melakukannya sendiri. Bukan apa ia hanya merasa lebih tenang jika semua ia yang mengatasi.

Lean berjalan menyusuri kantornya yang sudah gelap. Tinggal ia seorang dan beberapa satpam yang menjaga.

Lean yang sudah berada di parkiran kantor nya pun langsung memasuki mobil Pajero sport warna hitam miliknya. 

Menjalankan mobilnya keluar dari lahan parkir dan membunyikan klakson saat ia melewati dua satpam yang menjaga gerbang depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjalankan mobilnya keluar dari lahan parkir dan membunyikan klakson saat ia melewati dua satpam yang menjaga gerbang depan.

"Iya pak" begitulah sahut kedua satpam itu.

Lean melajukan mobil hitam nya kencang karena hari yang sudah hampir pagi dan jalanan yang sepi. Lean terpaksa harus berhenti karena ada beberapa orang yang mengehalangi jalannya. Lean hanya diam memperhatikan dua orang yang berjalan ke dua sisi mobil nya.

Brak
Brak
Brak

"Buka sebelum gue hancurin kaca mobil Lo"

Sedangkan di dalam mobil Lean tersenyum lebar. Mainan baru--batinya berseru senang.

Lean keluar dari mobil dengan tampang yang dibuat terlihat takut. Ia sengaja agar musuhnya terlihat bahagia karena bisa membuat nya takut.

"A-apa ada sesuatu?" Tanya Lean dengan gugup. Sungguh akting yang sempurna.

Kedua preman tadi tersenyum smirk. Keduanya melangkah mendekati Lean yang berdiri menyandar pada kap mobil.

"Serahkan mobil dan juga uang mu jika masih ingin melihat matahari terbenam esok hari" gertak preman tadi.

"Oh?"

"Menyerahkan mobil dan uang ku? Kepadamu? Seriosly?"

"HAHAHAHA" tawa Lean terdengar keras di tengah sunyi nya malam yang menjelang pagi.

Kedua preman tadi mengernyit bingung. Bukankah ia tadi ketakutan? Lalu kenapa sekarang ia terlihat sangat berani?--batin kedua preman tadi.

"Kalian ingin mobil dan uang ku? Kalau begitu kesini ambil ini" ujar Lean dengan menyodorkan kunci mobil dan dompetnya.

Kedua preman itu saling bertatapan lalu salah satu dari kedua preman itu maju menghampiri Lean.

Bugh
Bugh

Belum sampai preman itu menggapai kunci mobil dan dompet yang disodorkan oleh Lean preman itu sudah lebih dahulu mendapatkan dua pukulan pada wajah nya.

Preman yang mendapat pukulan dari Lean langsung meringis dan hendak membalas pukulan Lean.

"Dasar kau!!" Teriak Preman itu.

Lean hanya diam dan terkekeh kecil " Mau melawan ku?" Tanya Lean dan merogoh sesuatu di kantong celana kerja nya.

Preman itu melangkah dan mengarahkan tangannya hendak memukul Lean. Lean langsung menangkap tangan itu. Memelintir tangan preman itu menabrak kan preman tadi di kap mobilnya.

Lean mengarahkan sesuatu yang ia ambil di sakunya tadi. Pisau. Laki laki itu mengambil pisau lipat kecil yang selalu ia simpan dan ia bawa kemanapun ia pergi.

Srek

Suara sesuatu yang di sayat diikuti suara kesakitan yang mengelegar membuat preman yang masih berdiri di dekat motor nya gemetar ketakutan.

Bagaimana tidak ketakutan jika ia menatap dengan mata kepalanya sendiri jika punggung teman nya di sayat dan mengeluarkan darah segar yang mengalir deras.

Lean, laki laki itu masih terus tersenyum di tengah keasikan nya bermain dengan mainannya.

Lean yang semula menyayat punggung preman tadi kini semakin naik sampai di telinga nya.

Srek

Itu adalah suara telinga yang di potong oleh Lean sampai terpisah dari tempatnya. Preman tadi masih menjerit kesakitan. Sedang preman yang masih ada di samping motor tadi langsung pergi dengan membawa serta motornya. Biarlah aku di anggap tak setia kawan. Memangnya siapa yang mau mati tragis--begitulah pikirnya.

Lean mengabaikan jeritan kesakitan preman yang disiksa nya. Ia menatap pisau kesayangannya yabg sudah berlumuran darah.

Tak lama, Lean kembali menusukkan pisau itu tepat dimata kanan preman itu.

"Arghhh"

Sungguh jeritan kesakitan itu seperti musik yang mengalun indah bagi Lean.

Melakukan hal yang sama di mata kiri sang preman membuat preman itu semakin menjerit. 

"Arghhh. Am...pu..n" jerit preman itu.

Lean masih terus menyiksa preman yang sudah berlumur darah dengan salah satu telinga yang putus dan kedua matanya yang hilang.

Mengarahkan pisaunya ke arah perut buncit preman itu yang diyakininya pasti banyak lemak yang menempel.

Srek
Jleb
Jleb
Jleb

Terus menancapkan pisau itu diperut preman yang sudah tak bernafas itu, Lean langsung menarik bagian dalam perut korbannya. Menarik usus dan memotongnya.

Setelah puas Lean menatap preman itu dengan seringai kejamnya.

Mata yang hilang, telinga yang putus sebelah, usus nya yang terpotong menjadi bagian kecil, bagian dalam perut yang sudah tak sesuai tempatnya dan juga darah yang meleber menutupi seluruh tubuh preman.

Sungguh pemandangan yang indah-batin Lean tersenyum senang.

Lean meninggalkan tubuh menjijikkan milik Preman itu. Ia langsung menghubungi seseorang yang biasa membersihkan hasil karyanya.

Masih dengan senyum senang Lean kembali menjalankan mobilnya menuju rumah nya.

My Devil Husband (On Going)#BTS1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang