DevAy|4🤓

709 147 55
                                    

Happy reading All ( ◜‿◝ )♡

___________

Ayla berjalan cepat menuju anak itu. Ia ingin menarik tangan mungil anak itu, tapi dari arah kanan mereka terdengar suara mobil yang melaju kencang. Terpaksa Ayla mendorong anak itu ke tepi jalan.

Saat Ayla ingin pergi ke tempat anak itu berada. Lebih tepatnya di seberang jalan, mobil itu justru menabraknya.

Brak!

Bunyi itu sangat kencang. Seluruh orang-orang yang lalu lalang berhenti dan melihat Ayla yang sudah tak sadarkan diri, dengan darah yang mengalir di dahi, hidung, dan mulutnya.

Danish yang mendengar itu ingin pergi ke tempat suara itu berasal. Tapi, ia terhenti, kala melihat anak kecil di dekat mobilnya sedang menangis. Danish menghampiri anak itu.

"Kenapa dek?" tanya Danish dengan nada lembut. Anak itu menunjuk ke arah kerumunan yang sangat ramai itu.

"Kakak berkacamata itu, menolong-- Aca ... hiks." Mariska Ilona adalah anak yang Ayla dorong tadi. Mariska biasa di panggil Aca oleh warga sekitar. Aca tidak mempunyai orangtua. Ya, dia yatim piatu.

Deg!

Entah kenapa perasaan Danish tiba-tiba tertuju pada Ayla. Ia langsung mengecek ke dalam mobilnya, tapi nihil! Ayla tidak ada di dalam mobil.

'Di mana Ayla? Apa jangan-jangan ....' batin Danish, sangat khawatir.

"Dek orangtua kamu di mana?" tanya Danish. Aca menggeleng. "Kamu gak tau, di mana orangtua kamu?" tanya Danish. Lagi-lagi Aca menggeleng. Danish merasa kasihan pada Aca. Lalu Danish mengajak Aca masuk ke mobilnya.

"Tunggu di sini ya dek," ujar Danish, sambil tersenyum ramah kepada Aca. Aca mengangguk dan tersenyum.

'Ayla kemana ya,' batin Danish. Entah kenapa, ia sangat khawatir pada Ayla. Padahal Ayla itu hanya adik kelasnya.

Danish berjalan mendekati kerumunan itu. "Permisi," ucap Danish, sambil masuk ke kerumunan itu. Mata Danish di kaget kan saat melihat kacamata Ayla di samping cewek yang tak sadarkan diri itu.

"Ayla," gumam Danish. Saat membalikkan tubuh cewek itu. Nafasnya seketika sesak saat melihat darah yang mengalir di wajah Ayla.

Danish langsung menggendong Ayla dan memasukkan nya ke dalam mobil.

"Kak. Kakak ini, kenapa?" tanya Aca, yang berada di kursi belakang, lebih tepatnya di kursi kedua.

"Kakak ini gapapa kok ... kamu duduk baik-baik di situ ya," ujar Danish, dengan nada khawatir. Sesekali ia memandang wajah Ayla yang penuh luka.

***
Mereka sudah sampai di RS melati. Aca sudah tidur di pangkuan Danish. Sedangkan Ayla sedang di obati oleh Dokter.

Dokter keluar dari ruang rawat Ayla, Danish ingin berdiri. Tapi, kepala Aca masih di pangkuannya.
"Bagaimana keadaan Ayla, Dok?" tanya Danish.

"Keadaannya kritis. Soalnya darah yang mengalir dari luka-luka pasien tidak kunjung berhenti ... yang kami takutkan Ayla akan kehabisan darah, sedangkan golongan darahnya sangat langka," jelas Dokter.

"Emang golongan darahnya apa Dok?" tanya Danish.

"B negatif," jawab Dokter. Danish bingung harus minta tolong siapa. Sedangkan nomor ponsel yang ada di handphone nya hanya 17 kontak. Tau sendiri kan kalau Danish tu sifatnya dingin banget. Kek kulkas!

Ersya, nama itulah yang tertera di layar ponselnya.


Sya. Lo cepet ke Rumah Sakit Melati. Cepet!

Ok--

Tutt!

"Dasar aneh. Belum lagi Gue jawab langsung di matiin," monolog Ersya.

'Eh tapi siapa ya ... yang di Rumah Sakit?' batin Ersya. Setelah itu Ersya langsung pergi ke RS menggunakan angkot.

***
"Ada apa? Kenapa? Siapa yang celaka? Kok bisa? Woy Gue nanya nih," cerocos Ersya. Panik, kesel, geram, takut. Pokoknya campur aduk! Apa lagi saat Ersya melihat wajah datar Danish.

"Lo bicara atau lagi lomba ngomong tercepat?" tanya Danish.

"Ya kan ... Gue panik," cetus Ersya. Danish menghela nafas kasar.

"Ayla," lirih Danih, masih bisa di dengar oleh Ersya.

"Ayla kenapa?" tanya Ersya.

"Dia ... Dia kecelakaan," jawab Danish.

"Terus sekarang, keadaan Ayla gimana?" tanya Ersya, dengan wajah yang sangat khawatir.

"Kritis. Dia ... Dia butuh donor darah. Karena banyak kehilangan darah," lirih Danish.

"Terus golongan darah Ayla apa?" tanya Ersya.

"Golongannya--" Ucapan Danish di potong oleh Dokter.

"Maaf. Tapi, sebaiknya kalian harus cepet mencari golongan darah B negatif. Karena keadaan pasien makin kritis," ujar Dokter.

"Dok. Coba cek darah saya," ujar Ersya. Dokter itu mengangguk dan mengajak Ersya untuk mengetes golongan darahnya. 5 menit kemudian, Dokter dan Ersya keluar dengan senyuman.

"Gimana, sya?" tanya Danish.

Next?

Jangan lupa di vote dan komen juga ya karena itu membuat aku semakin semangat><

Gimana sama part kali ini?

Selasa, 11 Mei 2021🤓

DevAy {SELESAI}Where stories live. Discover now