DevAy|30🤓

423 71 3
                                    

Bentar lagi ending huaa>.<
Seneng gak? Seneng pasti kan? Wkwk.

Selamat membaca 😚

~~~
Ayla dan Devan pun sudah siap berangkat ke sekolah. Kali ini Devan mengajak Ayla berangkat ke sekolah menggunakan mobil. Dengan senang hati Ayla menerima ajakan Devan.

"Hai Ayla," sapa Nicole. Ayla tersenyum kepada orang-orang licik itu.

"Hari ini lo sibuk gak?" tanya Dina.

"Pasti Ayla sibuk, 'kan hari ini kelas Ayla banyak tugas belum lagi ujian. Iyakan, Ay?" Vani mencoba untuk menjelaskan kepada Ayla untuk tidak usah ke rumah Nicole lagi, atau akan terjadi hal buruk kepada Ayla.

"Gak, gue gak sibuk kok. Lagi pula soal ujian bisa di beresin pas malam," sahut Ayla.

"Oke, pulang sekolah kita main bareng lagi." Setelah itu Trio micin itu pun pergi entah kemana.

'Tunggu gue, Mel,' batin Ayla.

***
"Lo mau main lagi sama tu Trio micin?" Pertanyaan Devan membuat aktivitas makan Ayla terhenti.

Devan, Ayla, Danish dan Ersya sedang berada di kantin sekolah. Memakan sarapan yang sudah mereka pesan. Ayla mengangguk ragu dan melanjutkan makannya.

"Gak usah, gue gak izinin," cetus Devan.

"Tapi--"

"Ay, lo gak tau betapa bahayanya Trio micin itu. Jadi, kita mohon jangan pergi lagi," potong Ersya.

'Tapi ini demi, Mel. Ersya,' batin Ayla.

"Nanti gue pikirin lagi," balas Ayla. Entahlah memang Ayla tidak ingin menginjak rumah menjijikkan itu lagi. Rumah itu mewah, hanya saja orangnya yang otaknya gesrek.

***
"Bi, titip surat ini untuk kak Devan. Bilang Ayla minta maaf, karena udah gak nurut sama kak Devan." Setelah mengucapkan kata itu Ayla langsung pergi dari rumah dengan membawa peralatan yang mungkin bisa membantunya.

"Duh gimana ini," monolog Bu Nur.

"Mudahan Mel baik-baik aja," monolog Ayla. Ayla kini tengah berjalan, dia sengaja tidak menitip taxi online. Rencananya dia akan naik ojek saja ke rumah Nicole.

***
"Eh, Ayla. Udah datang." Seperti biasa Nicole mengajak Ayla untuk makan malam, sebelum melancarkan aksinya.

"Em, Nicole. Gue boleh gak kalau nginep di rumah lo?" tanya Ayla.

"Tentu boleh," jawab Nicole.

Enggak Ayla, enggak. Lo harus cepat-cepat pergi dari sini. Pikir Vani.

'Sebelum di kasih perangkap, dia udah nyerah duluan,' batin Dina sembari tersenyum licik.

Kini jam menunjukkan pukul 02:30 WIB. Ayla keluar pelan-pelan dari kamar Nicole. Dia ingin menyelamatkan Melya dari rumah menyeramkan ini.

"Mel," panggil Ayla dengan berbisik. Mel yang tadinya menunduk, mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Ayla.

"Ay, lo--" Melya tak sanggup mengucapkan kata-kata. Ayla langsung membuka tali dari tangan Melya menggunakan gunting yang dia bawa tadi.

Mereka berpelukan sangat lama, hingga air mata kebahagiaan pun mengalir. Ayla mengusap air mata saudara kandungnya itu. Lebih tepatnya adik kandung.

"Kita harus pergi dari sini, dan membuat keadilan," ucap Ayla dengan isakan. Menggenggam erat tangan Melya.

Deg!

"Mau kemana kalian, dasar bod*h!" sentak Nicole yang sudah berada tepat di depan pintu.

DevAy {SELESAI}Where stories live. Discover now