05 : Orang hilang

2.5K 322 73
                                    

Jangan lupa votement!















Sore hari sepulang sekolah, Tiyas beserta Jemma dan Tini sudah sampai di rumah Jendral. Tiga gadis itu sedang berganti pakaian di kamar Tiyas.

"Majikan kamu belum pulang, Yas?" tanya Jemma.

"Belum, biasanya, sih, pulang malam. Oh, iya ... nanti malam teman-teman majikan aku juga mau datang dan nginap di sini," ujar Tiyas.

"Temannya yang pernah lecehin kamu?" tanya Tini.

Tiyas mengangguk. "Iya ...."

"Awas aja kalau dia berani macam-macam sama kamu lagi," ujar Tini sambil menyingsing lengan bajunya.

Jemma dan Tini mengikuti Tiyas ke dapur, mereka akan membantu Tiyas memasak. Sebelum pulang tadi, mereka bertiga sempat mampir di swalayan untuk membeli beberapa bahan masakan.

Jam delapan malam, Jendral datang bersama Johan dan Leroy. Tiyas dan kedua sahabatnya yang sedang mengerjakan tugas di ruang tamu pun menoleh bersamaan.

"Wah ... siapa kalian? Pembantu baru Jendral?" tanya Leroy sambil melangkah ke arah tiga gadis itu.

"Teman-teman saya," sahut Tiyas ketus.

Leroy langsung salah fokus pada Tini yang memakai pakaian agak ketat. "Cantik juga, pasang tarif berapa permalam?"

"Mulutnya kurang ajar banget, Om, enggak punya sopan santun, ya?" sahut Tini kesal. Dia yakin pasti laki-laki itu yang telah melecehkan Tiyas.

Leroy malah terkekeh. "Habisnya kamu seksi banget, sih, jadi saya kira jual diri."

Tini beranjak dari duduknya dan mendatangi Leroy, mendongak menatap pria tinggi itu. "Tadi Om ngomong apa? Saya enggak dengar."

"Kamu jual diri," ulang Leroy.

Duagh!

"Argh!"

"Tini/Leroy!?" pekik Tiyas, Jemma, dan Johan bersamaan.

Tini tersenyum usai menendang selangkangan Leroy. "Lain kali omongannya dijaga! Nafsuan banget jadi laki!" ujarnya.

"Bitch!" umpat Leroy, hendak menampar Tini.

Johan hendak mencegah, namun, Tini lebih dulu menangkap pergelangan tangan Leroy, lalu langsung menampar pria itu.

Tiyas langsung menarik Tini menjauh dari Leroy. "Udah, Tin!"

Tini menatap Tiyas sambil menyengir lebar. "Ngetes kekuatan kaki, mumpung ada yang bikin emosi."

Tiyas menepuk jidat. Walaupun tubuh Tini lebih pendek darinya, tapi gadis itu merupakan atlit taekwondo dan sudah sabuk hitam. Dia lah yang menolong Tiyas saat hendak diperkosa oleh kakak kelas mereka sewaktu SMP.

Jendral mengisyaratkan Leroy dan Johan agar pergi ke kamar utama. Tiyas juga menyuruh Tini dan Jemma ke kamarnya lebih dulu.

Kini hanya ada Jendral dan Tiyas di ruang tamu.

"Duduk, ada yang mau saya bicarakan," ujar Jendral sembari mendudukkan diri di sofa.

Tiyas menurut dan duduk di samping Jendral. "Mau ngomong apa?" tanyanya.

Jendral menyerahkan amplop berwarna cokelat dari saku jaketnya, kemudian ia berikan pada Tiyas.

Tiyas membuka amplop tersebut dan mengernyit. Isinya berupa lembaran berisi data-data guru SMP Jaya Bakti dan nama-nama alumni dua tahun di atas Tiyas beserta foto-fotonya.

Between Candy and Cigarette ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang