29. Sihir Putih dan Sihir Hitam

14 5 4
                                    

5208 Word

Pasukan penyihir hitam berduyun-duyun datang menghampiri kerajaan sihir putih. Mereka mengenakan jubah dan tudung hitam berikut auranya, berbanding terbalik dengan mata dan kulitnya yang putih, seputih susu. Menunggangi Ogre yang telah terikat kontrak dengan masing-masing penunggang.

"Hancurkan kerajaan sihir putih! Jayalah kerajaan sihir hitam!!"

"Hancur! Hancur! Hancur!!!"

Clapton, ketua ras Warlock yang kini menjaga gerbang istana, nampak gusar. Ramainya pasukan penyihir hitam membuat dirinya ragu. Sudah lama sekali ia tak mengalami perang besar setelah beratus-ratus tahun lamanya.

Ditemani Gward dan beberapa penyihir putih, mereka menunggangi Alicorn—unicorn bersayap—yang seluruh tubuhnya berwarna putih keperakan. Aura ungu keputihan menguar dengan lembut, melindungi siapapun yang berpihak padanya.

"Jenderal, dapatkah kita memenangkan perang ini?" tanya salah satu penyihir dengan ras Druid. Ekspresi yang diperlihatkan sama dengan Clapton—gusar. Bahkan lebih parah.

Sang jenderal perang—Clapton, mengangguk. "Tenang saja semuanya. Walau sudah sangat lama kita tak mengalami kejadian seperti ini, tapi suasana kemenangan perang besar beratus-ratus tahun lalu, pasti masih membekas di sanubari kita semua."

Semua yang mendengar langsung menatap langit, berusaha mengingat momen itu. Momen di mana mereka semua perang dengan penyihir hitam dan meraih kemenangan.

Dulu mereka bisa menang karena sihir putih Azhula selalu melindungi kerajaan sihir putih. Namun sekarang, pelindung yang dipercaya sudah meninggal, kini hidup dan malah memihak sihir hitam. Benar-benar bencana.

"Oke, sekarang mari laksanakan rencana kita." Clapton turun dari Alicorn jantan miliknya yang sungguh gagah. Dia membuka perkamen usang, lalu mulai menyebutkan strategi demi strategi untuk melawan penyihir putih.

"Para Wizard, kalian bergabung dengan para Warlock di garda depan. Kita gunakan sihir dengan perpaduan bela diri untuk melawan mereka." Clapton menunjuk beberapa Wizard dan Warlock. Semua setuju.

Selanjutnya, dia menatap semua Druid yang berkumpul di tempat yang sama. "Kalian para Druid, menyebarlah ke seluruh sisi luar istana. Ajak alam untuk bekerja sama melawan para penyihir hitam. Aku jamin, mereka akan membantu kalian, karena kita bermaksud menghancurkan kejahatan."

Pada Druid mengangguk serempak. Mereka mulai menyebar ke berbagai arah sesuai perintah Clapton.

"Enchanter, aku membutuhkan kalian semua untuk memperdaya musuh. Sembunyi di tempat yang aman, lalu saat mereka lengah, berikanlah sihir ilusi dan kendalikan pikiran mereka agar berbalik melawan kawannya sendiri."

Para Encanter berlarian. Bersembunyi di balik gerbang istana, semak-semak, pepohonan, dan apapun yang dianggap aman.

"Shapeshifter, berubahlah menjadi naga dan komodo untuk menyerang. Summoner, panggil makhluk yang telah mengikat kontrak dengan kalian untuk membantu kami. Sementara itu, kalian tinggallah di dalam istana agar tenaga kalian tak terbuang sia-sia gara² makhluk kalian.

Onmyoji, jaga garis belakang. Muncul dan bergabunglah dengan Wizard dan Warlock apabila situasi makin mendesak. Necromancer, bangkitkanlah pasukan kita yang telah mati, agar kita tetap kuat. Para Witch juga membantu, tapi jangan terlalu memaksakan kekuatan kalian

Untuk para Sagê, Shaman, Alchemist, dan Yang Mulia Ratu, mereka telah berada di dunia manusia untuk membuat ramuan."

Clapton menutup perkamen dan menatap semua penyihir yang masih ada di dekatnya. Ia tersenyum puas, tekad dan semangat untuk menang terlihat sangat di wajah mereka. Dirinya yakin, perang kali ini kembali dimenangkan oleh penyihir putih.

WHEN MOON AND STARS SHAPE MAGIC ELEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang