Nayara 6

25.5K 2.1K 67
                                    

Jangan lupa vote, thanks💙🦋

Sejak kejadian Kaila menumpahkan air minum ke wajah Felin di kantin kemarin, Felin dan teman temannya semakin benci kepada Nayara. Mereka bersumpah akan membuat Nayara semakin menderita. Sebenarnya mereka tidak tau kalau Nayara adalah adiknya Kaila. Mereka hanya ingin membalas dendam kepada Kaila, tapi mereka tidak berani melakukannya. Nyatanya Kaila terkenal disekolah bersama gengnya, ditambah lagi Kaila adalah murid kesayangan para guru. Jadi Felin melampiaskan semuanya kepada Nayara.

Seperti biasanya Nayara turun dari angkot sambil memengang buku tugasnya erat erat. Terlihat kantung mata pada wajah mungil Nayara. Nayara bekerja keras mengerjakan tugasnya, hampir semalaman dia tidak tidur.

"Wih apa nih?" ujar Felin yang tiba tiba datang dan langsung merebut buku dari tangan Nayara.

"Pliis Fel, jangan ganggu aku hari ini," mohon Nayara.

Felin hanya mengangkat bahunya acuh.

"Balikin buku aku, kamu bisa ngambil apa aja tapi jangan buku itu," kata Nayara dengan mata yang mulai berkaca kaca.

"Cup cup cup, emang buku ini penting banget ya?" balas Felin.

"Itu buku tugas aku."

"Oh buku tugas, kenapa gak bilang dari tadi," balas Felin.

Nayara hendak merebut buku itu dari Felin akan tetapi Felin lebih cepat melemparkannya ke selokan yang dipenuhi lumpur.

Nayara mengepalkan tangannya, air matanya turun begitu saja. Butuh perjuangan untuk mengerjakan tugas itu. Dan sekarang malah berujung di selokan.

"Kasian banget sih lo . Gue duluan ya, bye." Felin mengibaskan rambutnya dan berjalan memasuki gerbang sekolah.

Nayara menatap sendu keadaan bukunya. Sia sia perjuangannya begadang semalaman. Bel masuk telah berbunyi, Nayara berlari masuk kedalam sekolah sebelum gerbang ditutup oleh satpam.

Pelajaran pagi ini diawali dengan Matematika yang akan diajarkan oleh Bu Fiolet, salah satu guru killer yang sekaligus menjadi wali kelas X MIPA 4 . Jantung Nayara berdetak tidak karuan. Nayara berdoa dalam hatinya agar tidak terjadi apa apa padanya.

"Pagi anak anak," sapa Bu Fiolet.

"Pagi Bu," jawab anak anak serempak.

"Kumpulkan tugas kalian satu persatu, mulai dari meja paling depan," suruh Bu Fiolet.

Satu persatu murid telah mengumpulkan tugasnya masing masing. Kini giliran Nayara yang akan mengumpulkan tugasnya. Tapi bukunya telah dilempar Felin ke dalam selokan. Nayara berjalan menuju meja Bu Fiolet dengam tangan kosong.

"Tugas mu mana?" tanya Bu Fiolet.

Nayara hanya diam saja, dia menoleh ke arah Felin. Felin tersenyum miring kepada Nayara, tidak ada rasa bersalah sedikitpun di hatinya.

"KENAPA KAMU TIDAK MENGERJAKAN TUGAS?" bentak Bu Fiolet.

"A-aku udah ngerjain tugas, bu," jawab Nayara gugup.

"Dimana buku tugasnya?" tanya Bu Fiolet.

"Buku tugas saya dilempar Felin ke selokan tadi pagi," jawab Nayara jujur.

Felin membelalakkan matanya mendengar ucapan Nayara. Dirinya tidak menyangka bahwa Nayara akan berani mengadu kepada Bu Fiolet.

"Felin, maju kedepan," perintah Bu Fiolet.

Felin berjalan dengan gugup.

"Kenapa kamu membuang buku Nayara?" tanya Bu Fiolet sengit.

"A-aku gak ada buang buku dia, bu," bohong Felin.

Bu Fiolet menatap tajam kepada mereka berdua, kemudian memicingkan matanya kepada Nayara.

"Kenapa kamu berbohong?" tanya Bu Fiolet.

"Aku gak bohong bu," bela Nayara.

"TERUS SIAPA DI ANTARA KALIAN BERDUA YANG BERBOHONG?" bentak Bu Fiolet. Dia  benar benar sudah kehabisan kesabaran menghadapi murid muridnya.

"Nayara bu," jawab Felin dengan cepat. Felin menatap kedua sahabatnya, seperti tatapan isyarat.

"Iya Bu, tadi pagi saya bersama Felin dan dan Alisya berada di kantin sekolah," ujar Loudy. Dia berusaha membela sahabatnya.

"Benar begitu Alisya?" tanya Bu Fiolet.

"Benar bu," Alisya menganggukkan kepalanya antusias.

Nayara menelan ludahnya. Kenapa kebenaran bisa ditutupi oleh kebohongam. Nayara benar benar kecewa karena Bu Fiolet tidak percaya kepadanya.

"Nayara, ikut ibu ke kantor," ujar Bu Fiolet. Nayara hanya tertunduk pasrah dan mengekor di belakang Bu Fiolet.

"Duduk," perintah Bu Fiolet setelah sampai ke kantor guru.

Tanpa berkata apa apa, Nayara duduk di hadapan Bu Fiolet.

"Kenapa kamu berbohong?" tanya Bu Fiolet.

Nayara menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap mata Bu Fiolet.

"Ayo ngomong. Kenapa kamu diam saja?"

"Percuma jujur, kalau tidak akan ada yang percaya sama Naya," batin Nayara.

"Bisu?" tanya Bu Fiolet kesal.

"Ibu akan menelpon orang tuamu," cetus Bu Fiolet.

Mengerjakan tugas semalaman dan bukunya di buang Felin ke selokan. Tidak ada yang percaya kepada Nayara. Apalagi setelah ini? Bundanya akan memarahinya habis habisan. Sungguh malang nasib Nayara.

"Pergi menghormat bendera sekarang juga," perintah Bu Fiolet.

"Iya bu," uajar Nayara kemudian beranjak dan berjalan pasrah menuju lapangan sekolah.

Dua puluh lima menit telah berlalu. Kini saatnya jam istirahat, tapi hukuman Nayara belum juga selesai. Banyak pasang mata yang menatapnya. Keringat mulai bercucuran di dahi Nayara.

Kaila bersama teman temannya sedang duduk di depan kelas mereka. Kebetulan kelas mereka dekat dengan lapangan sekolah.

"Kenapa lagi tuh anak?" gumam Kaila yang mentap datar pada Nayara

"Lo kenal dia Kai?" tanya Eca.

"Iya, namanya Naya, kelas X MIPA 4," ujar Kaila spontan.

"Lo kenal dia dari mana?" tanya Eca penasaran.

"Ah lupakan saja anak itu." Kaila memutar bola matanya malas dan segera masuk kedalam kelas.

Akhirnya Bu Fiolet datang menghampiri Nayara.

"Hukuman kamu sudah selesai. Jangan berbohong lagi, dan selalu kerjakan tugasmu," ucap Bu Fiolet.

Nayara hanya diam dam menatap punggung Bu Fiolet yang semakin menjauh.

"Naya gak bohong," lirih Nayara pelan.

Nayara berjalan menuju kelas untuk beristirahat. Sesampainya di kelas, semua menatap Nayara tak suka. Kecuali Adelio, dia sedang tertidur pulas sekarang. Karna merasa risih terus dipandang seperti itu, Nayara menundukkan kepalanya.

"Gue gak suka ya dikelas kita sada pembohong," sindir Dito.

"2in," sahut anak anak lainnya.

"AKU BUKAN PEMBOHONG," Nayara berteriak sekeras mungkin. Sampai sampai Adelio terbangun dari tidurnya.

"Ya, lo bukan pembohong. Sekarang juga pergi lo dari sini, gangguin gue lagi tidur aja," ujar Adelio santai.

"Makasih udah percaya," Nayara berlari meninggalkan kelas.

"GILA LO," teriak Adelio, dan masih dapat di dengar Nayara.

"Adelio..." panggil Felin pelan.

"Diem lo, gue mau tidur," ucap Adelio malas. Dia bersiap siap untuk menikmati tidur siangnya kembali.

Nayara Where stories live. Discover now