Nayara 14

22.3K 1.8K 39
                                    


Siang ini, Nayara sedang duduk santai sambil memakan beberapa cemilan di halaman belakang rumah Syuah. Nayara menatap air kolam dengan tatapan yang kosong. Pikirannya selalu tertuju kepada Bundanya. Apakah Bunda sedang mencariku? Pertanyaan itu selalu singgah di pikiran Nayara.

"Naya," panggil Syuah.

"Kenapa tante?," jawab Nayara, dia mengalihkan pandangannya.

"Katanya tadi kamu pengen pulang, udah gak sabar ya?"

"Hm," Nayara bergumam sambil menganggukan kepalanya.

"Sebentar lagi Om Rizky akan pulang," kata Syuah dan dibalas senyuman kaku oleh Nayara.

"Nanti kalo Naya pergi..., tante akan kesepian lagi dong."

"Hm tante jangan sedih dong," Nayara memayunkan bibirnya. Syuah terkekeh pelan, menurutnya Nayara sangat imut.

"Bunda kamu pasti bangga banget punya anak seperti kamu," kata Syuah

"Emang tante bakalan bangga kalo  punya anak seperti aku?," tanya Nayara.

"Pasti." Jawab Syuah dengan cepat.

"Kenapa?," tanya Nayara.

"Hmmm... kamu baik, ramah, mudah bergaul, trus perhatian."

"Tapi aku bodoh," Ucap Nayara, dia menundukkan kepalanya.

"Jangan bilang seperti itu."

"Tapi Naya memang bodoh. Buktinya Naya selalu rangking terakhir di seolah." Kata Nayara.

"Jangan berkecil hati. Belajar lebih giat lagi. Usaha tidak akan menghianati hasil kan?" Syuah mencoba untuk menyemangati Nayara.

"Semua orang punya kelebihan masing masing. Jangan sedih lagi ya," kata Syuah. Nayara menganggukkan kepalanya pelan.

Tint tint..  suara klakson mobil terdengar dari depan.

"Sepertinya Om Rizky sudah pulang," ujar Syuah. Mereka beranjak berjalan menuju depan rumah.

"Hai Naya, siap untuk pulang?," sahut Rizky. Nayara menganggukan kepalanya dengan semangat.

"Yaudah, ayo berangkat," kata Rizky.

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil. Syuah duduk di bangku depan dan Nayara duduk di belakang. Nayara menyebutkan alamat rumahnya, untung saja Rizky mengenali tempat itu.

"Sebelah kiri om," kata Nayara. Nayara menunjukkan posisi rumahnya. Mobil berhenti di pinggir jalan.

"Makasih banyak untuk semuanya Om, Tante. Aku sangat bersyukur karena diselamatkan kalian," kata Nayara.

"Iya sama sama," balas Rizky.

"Naya, tante boleh gak mampir ke rumah kamu?" Tanya Syuah.

"Maaf tante bukannya Naya gak ngebolehin, tapi Naya gak mau mereka khawatir. Naya gak mau mereka tau tentang semua kejadian itu," ujar Nayara.

"Gak papa Naya, kami mengerti kok. Sampai bertemu di lain waktu," ujar Rizky.

"Iya om. Sekali lagi Naya ucapin terimakasih untuk semuanya," kata Nayara.

"Kapan kapan kamu main ke rumah tante ya," ujar Syuah.

"Iya tante." Nayara melambaikan tangannya.

Kini Nayara berdiri tepat di depan pintu rumahnya.

"Selamat datang kembali Naya. Selamat menjalani hidup yang sebenarnya," gumam Nayara. Nayara menarik napasnya dalam dan menghembuskannya perlahan.

"NAYA PULANG!," Nayara berteriak agar semua orang bisa mendengar suaranya. Nayara berjalan memasuki ruang tamu.

"SEMUANYA, NAYA PULAAANGG!"

Clara, Aksa, dan Kaila datang menghampiri Nayara.

"DARI MANA SAJA KAMU?," Bentak Clara.

"Gue kira udah MENINGGAL," sambung Kaila.

"K-kak Kaila kok gitu sih?," kata Nayara.

"NAYA BISA GAK SEKALI SAJA KAMU TIDAK BERULAH."

"Maaf Bunda," ujar Nayara, dia menundukkan kepalanya.

"KAMU TAU GAK SETELAH KAMU PERGI, SEMUA PEKERJAAN RUMAH BUNDA YANG KERJAIN SENDIRI. BUNDA CAPEK NAYARA."

"Maaf bunda, Naya gak bermaksud seperti itu."

"Kalian gak khawatir sama Naya?," tanya Nayara sedih.

"GAK!," balas Kaila dengan cepat.

"Ta-" ucapan Nayara terpotong

"Sudah sudah. Semuanya tolong diam," lerai Aksa.

"Nayara kamu dari mana saja?," tanya Aksa.

"I-itu... N-Naya nginap di rumah teman Yah," jawab Nayara gugup.

"Kenapa gak izin dulu?," tanya Aksa.

"M-maaf Ayah. Naya janji tidak akan mengulanginya lagi," ujar Nayara.

"Yaudah, kamu istirahat sana," ujar Aksa.

"Tunggu Bunda belum selesai bicara," kata Clara.

"Sudahlah, biarkan Naya beristirahat hari ini. Lagian dia juga sudah minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi," kata Aksa. Clara menghembuskan napasnya kasar.

"Makasih Ayah," Ucap Nayara. Dia berjalan menaiki anak tangga.

Nayara menghempaskan badannya di atas ranjangnya. Dugaan Nayara salah, tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti dulu. Tidak ada yang sayang benar benar sayang kepada Nayara. Tiga hari tinggal bersama Rizky dan Syuah adalah hal paling menyenangkan dalam hidup Nayara. Nayara tidak akan pernah melupakannya.

Selamat datang kembali di kehidupan mu yang sebenarnya Nayara. Kehidupan yang suram. Selamat bermain kembali dengan kata kata menyakitkan dan air mata yang setia di pipimu. Selamat tersakiti kembali. Selamat berpura pura kuat di depan semua orang. Jangan pernah tunjukkan dirimu yang rapuh. Selalu tegar meskipun itu sangat sulit. Nayara tersenyum hambar. Percayalah kebahagian akan datang menjemputmu. Tapi kita tidak tahu kapan dia akan datang.

"Tuhan, Naya lelah dengan semua ini. Naya capek," lirih Nayara pelan.

☆☆☆

Hiii reders yang cans dan gans🦸‍♀️🦸‍♂️
Gak papa cuma nyapa.












Salam penulis:)
riii💙🧚‍♀️













Nayara Where stories live. Discover now