13

34.6K 4.9K 388
                                    

Alish sedang menunggu di depan gerbang sekolah. Seperti biasanya ia menunggu supirnya menjemput, Alish tak bisa mengendarai mobil, karena papinya tak pernah mengijinkan Alish menyetir mobil sendirian. Jadilah begini setiap hari Alish harus di antar jemput oleh supirnya.

Drttt... Drttt...

Handphone yang digenggam Alish bergetar. Alish segera mengangkat telponnya, ternyata itu adalah Vanya--maminya.

Assalamualaikum, iya Mih?

"___"

Jadi pak Yadi gak bisa jemput, Mih?

"___"

Ooh yaudah deh, Alish pulang sendiri aja.

"___"

Iya-iya. Alish udah gede kali, Mih.

"___"

Yaudah, Assalamualaikum,Mih.

Alish mematikan telponnya dengan kesal, karena ia tak pernah naik bus sama sekali, pasti di bus itu panas tidak ada AC nya, pasti bau juga, sepertinya Alish tak tahan jika harus naik bus. Dengan penuh kekesalan ia segera menyebrang ke halte, untuk menunggu bus disana.

Tit!

"Astaghfirullah." Hampir saja Alish tertabrak motor yang baru saja keluar dari gerbang sekolahnya.

Pengendara motor bebek itu berhenti tepat disamping Alish.
"Yang bener dong kalau nyetir! Gak liat apa kalau ada orang yang mau nyebrang!" kesal Alish pada pengendara motor yang tidak terlihat wajahnya.

Pengendara motor itu pun membuka helm full face yang dikenakannya.

"Santai dong neng," ujar pengendara motor tersebut.

"Arga!"

"Pantesan ngeselin banget, ternyata Lo! Lo pasti sengaja kan mau nabrak gue?! Ngaku Lo! Ada dendam apa sih Lo sama gue," ujar Alish dengan penuh kekesalan.

"Anjir Lo lagi PMS Lish? Perasaan tadi di lapangan baik banget deh, pake ngasih gue minum segala. Lah sekarang? Malah ngomel-ngomel, kaya ibu-ibu Lo!" Sewot Arga.

"Ya terserah gue lah! E--eh tadi Lo ngomong apa? ANJIR? aduh kasar sekali ya, gue bilangin umi aja kali ya, kan kata umi kalau ngomong kasar itu dosa, apalagi ke orang lain," ujar Alish sambil mengancam Arga.

"Apaan sih Lo? Anjir doang kali bukan anjing!" ujar Arga kesal.

"Wah-wah makin kasar ya bicaranya, fiks gue aduin Lo ke umi!!" ucap Alish.

Arga memutar bola matanya jengah, Alish ini tukang ngadu ternyata.

"Terserah, gak ada bukti ini," ujar Arga santai.

"I--iya juga sih, t--tapi umi Lo pasti bakal percaya sama omongan gue!" ujar Alish percaya diri.

"Ya-ya-ya-ya dasar, anak kesayangan umi," sewot Arga.

"Ngomong-ngomong Lo mau nyebrang kemana? Bukannya biasanya Lo nunggu supir Lo disini?" tanya Arga.

"Naik bus!" jawab Alish ketus.

"Bwahahah... emang bisa Lo? seorang Alish yang manja dan egois mau naik bus, gak percaya gue," ujar Arga sambil menertawakan Alish.

"Terpaksa," jawab Alish malas.

"Emang supir Lo kemana?" tanya Arga lagi.

"Banyak nanya Lo! supir gue gak bisa jemput An--"

"An... An apa? Anjir atau anjing nih? gue aduin juga ah ke umi... " ucap Arga mengancam balik Alish.

Antagonis HijrahOnde histórias criam vida. Descubra agora