XI

1.6K 224 11
                                    

"Hei jadi belajar nya?" Tanya San ketika seisi kelas hanya tersisa mereka berdua.

Wooyoung yang tengah membereskan meja nya pun mendongak kearah San yang tengah berdiri disamping meja nya lengkap dengan tas yang sudah melekat di punggungnya.

"Terserah mu aja, aku bakal ikut." Jawab wooyoung dan langsung berdiri mencoba beranjak dari tempat duduknya.

"Tunggu dulu." Tahan San sambil memegangi pergelangan tangan wooyoung, mencoba menahan pergerakan wooyoung.

Wooyoung pun menatap San dengan ekspresi wajah "kenapa?"

"Pengen belajar dimana? Di perpustakaan lagi?" Tanya San.

"Nggak! Tiga hari kemarin kita udah belajar disana, nggak mau kalo harus disana lagi. Di tempatmu saja gimana?"

San menggeleng.

"Nggak bisa. Teman-teman jongho mau ke rumah, pasti bakal rame. Di tempat mu aja Oke?"

Wooyoung mendengus. Mau menolak permintaan San bukan pilihan bagus. Karena jika wooyoung memilih untuk menolak, artinya mereka harus pergi belajar di perpustakaan dan itu amat sangat membosankan. Apalagi dikelilingi dengan rak-rak tinggi menjulang yang berisikan buku-buku tebal yang lumayan jika dimanfaatkan untuk mengganjal pintu misalnya. Atau paling tidak bisa untuk melempari orang yang bisa dianggap menyebalkan.

"Oke. Kalo gitu ayo buruan! Biar cepet sampe rumah!" Seru wooyoung dan langsung melangkahkan kakinya meninggalkan San yang masih berdiri didalam kelas tempatnya berdiri sedari tadi.

Disepanjang jalan menuju tempat parkir sekolahan para murid pun tidak banyak murid-murid lain yang masih ada di sekolah. Mungkin sudah pulang ke rumah masing-masing, atau malah mampir ke tempat karaoke maupun warnet yang tidak jauh dari sekolah mereka.

Adapun beberapa murid lain yang wooyoung tau namanya tapi tidak terlalu kenal. Mungkin teman satu kelas sewaktu baru masuk sekolah, sedang melakukan bisik-bisik kepada temannya yang sebenarnya masih bisa didengar oleh wooyoung walau sama-sama. Seperti.

"Mereka sungguh berpacaran? Seorang Jung Wooyoung mau dengan orang seperti anak baru itu? Tidak ku sangka sama sekali."

"Sepertinya! Mengingat mereka sekarang jadi sering pergi berdua."

"Ah aku benar-benar tidak menyangka wooyoung mau dengan anak baru itu."

"Tidak! Menurutku sayang sekali anak baru itu mendapatkan pacar seperti wooyoung, seperti tidak ada orang lain saja. Kamu tau sendiri kan track record wooyoung disekolah kaya apa?"

"Benar juga."

Maklum manusia. Hanya bisa menilai dari apa yang dia lihat. Tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.

Wooyoung sempat melirik ke arah San, mengamati ekspresi temannya itu. Apakah mendengar atau tidak? Kalaupun mendengar merasa keberatan atau tidak. Tapi melihat ekspresi San yang biasa-biasa saja, wooyoung menarik kesimpulan kalau San memang tidak mendengar apa yang dikatakan dua murid perempuan yang suka sekali menggosip itu.

Tidak tau saja, San sudah mati-matian menahan untuk tidak membalas ucapan murid perempuan yang secara langsung membicarakan mereka berdua tepat didepan matanya sendiri. Tapi San memilih untuk menahannya, mungkin bukan saat ini untuk membalasnya. Bisa jadi nanti saat tidak ada wooyoung.

"Aku nggak bawa kendaraan. Numpang ya!" Seru San setelah berhasil menyamakan langkahnya dengan langkahnya wooyoung.

"Terus gimana? Aku juga nggak bawa mobil ataupun motor." Sahut wooyoung ketika mereka sudah sampai dekat dengan parkiran.

[✓] Secret | SanwooWhere stories live. Discover now