#17. For the untold story.

110 21 2
                                    

Minjoo menggosok matanya yang gatal, pasca dua hari yang lalu datang dari apartement Haechan membuat suasana hatinya sedikit membaik, harusnya hari ini dia masuk kantor seperti biasa, namun saat ini masih pagi buta dan seseorang mengetuk pintu apartemennya.

Ia membuka pintu apartemennya dan di sodorkan dengan seorang Na Jaemin yang tampak berantakan.

"N—Jaemin???"

"Hyunjin sudah tau," jawab Jaemin, mata Minjoo membulat.

"Soal apa...? Ini baru dua hari sejak pengumuman pernikahan mu!!"

Jaemin mengadah, "apa kamu itu buta?"

"A-apa?"

"Aku secinta ini sama kamu, dan kamu bilang soal apa? Aku jujur dengan Hyunjin soal aku berpacaran dengan kamu selama ini! Kamu tidak lihat aku ya?" Minjoo mengerjap dan mendorong masuk Jaemin ke apartemennya.

"Kau sudah gila!"

"Aku tidak gila, dengarkan aku! Bukan berarti aku selama ini tidak memutar otak ku untuk mencoba mengalihkan Hyunjin, aku mencoba segala cara agar ia sadar dan berhenti menghubungi ku, aku tidak mau kehilangan mu, jadi berhentilah untuk meminta kita mengakhiri ini semua seolah aku tidak pernah mencintaimu!" Minjoo mundur hingga menabrak tembok, menatap Jaemin yang menatapnya frustasi.

"Bagaimana kau memberitahu nya?"

"Ia datang ke apartement ku semalam, aku sedang mabuk berat, jangan memarahi ku dulu," ucap Jaemin memotong Minjoo yang akan mengomelinya soal ia mabuk semalam.
"ia dengar dari Jiwoo bahwa aku berselingkuh, aku tidak tau menahu dan bilang bahwa itu mustahil, aku sangat mencintai Minjoo," jawab Jaemin. Minjoo menatap Jaemin tidak mengerti.

"Kau mengatakan pada Hyunjin bahwa kau mustahil berselingkuh dan bilang kau mencintaiku?"

"Aku tidak sadar dia datang oke?? Yang aku tangkap bahwa ia bertanya apa aku benar selingkuh? Aku Cuma ingat aku punya kamu, jadi aku pikir itu kamu."

Minjoo tertawa, "kau itu bodoh ya?" tanyanya.

Jaemin mengusap wajahnya, "lalu ia bertanya pada ku, sejak kapan? Aku jawab sudah setahun kan?" Minjoo menatap Jaemin seolah ia adalah manusia paling bodoh yang pernah ia kenal.

"Aku benar-benar tidak sadar bahwa ia menatap ku nanar, dan berusaha menahan air matanya, ku pikir ia mulai menangis? Dia bertanya kenapa aku bertahan selama ini dengannya, tapi aku tidak menjawab...Minjoo, kita harus apa...?"

Minjoo mendelik, "kau bertanya pada ku?"

"Minjoo, aku benar-benar tidak bisa berpikir aku harus mengatakan apa pada Hyunjin, usai dia tau semuanya, dia hanya diam, setelahnya aku tidak ingat apapun."

Minjoo berpikir sesaat, menatap pipi merah Jaemin, "apa kalian bertengkar?"

"Ntahlah, aku tidak ingat, maaf kan aku, mungkin ini akan jadi terakhir kalinya kau berteman dengan Hyunjin."

Minjoo menarik napas, harusnya memang ia memulai saja dengan Jeno sejak dulu.

***

Hyunjin menatap nanar langit-langit kamarnya, ia tidak bisa tidur usai pulang dari apartement Jaemin, omongan Jiwoo kemarin berputar dalam kepalanya, omongan Jaemin selanjutnya juga membuat kepalanya selah-olah akan meledak.

"Kau sangat mencintainya? Mencintai Kim Minjoo?"

"Ya, aku sangat mencintainya. Ini gila, kau tidak tau aku mencintaimu?"

Hyunjin menutup matanya, harusnya ia sadar sejak dulu ia tidak akan bisa menggantikan posisi Minjoo seberapa jauh Minjoo pergi dari Jaemin.

"Sejak kapan kau melakukan ini? Hubungan mu dengan Minjoo?"

"Masa kau lupa? Ini sudah satu tahun kita bersama, aku bahkan ingin kita jadi lebih dari selamanya."

Hyunjin sudah lelah menangis semalaman ia menangis tanpa henti, seolah-olah dunia sedang tidak berpihak padanya, ia akan segera menikah. Harusnya.

Tapi bukankah ini lebih baik? Hyunjin tau hal ini sebelum ia sampai di altar. Iya, harusnya ini menjadi hal baik.

Tapi kenapa? Hyunjin begitu sakit hati dengan setiap ucapan yang keluar dari bibir Jaemin semalam? Seolah selama ini ia tidak pernah punya tempat di sana, di hatinya. Seolah selama ini ia hanya jadi pemeran pengganti saat pemeran utamanya sedang pergi berlibur.

Kenapa? Kenapa selama ini ia tidak pernah sadar bahwa seberapa pun ia mencoba, ia tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Minjoo? Sejak SMA, Hyunjin selalu tau bahwa Jaemin memang menyukai Minjoo, kenapa ia malah mengambil langkah seolah Jaemin adalah segalanya, seolah ia selalu bisa menggantikan Minjoo.

Hari ini Hyunjin sadar, tidak perduli apapun yang ia lakukan, posisi Kim Minjoo tak kan pernah tergantikan.

Itu sudah final.

"Kau sangat mencintai Minjoo ya, Jaemin?"

"Kenapa kau masih bertanya? Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari aku memikirkannya, aku gila setiap kau membuat ku frustasi dengan ajakan untuk berhenti. Aku pengecut, aku begitu mencintai mu, tapi...aku tidak berani membuat Hyunjin terluka."

Hyunjin memejamkan matanya, membiarkan air matanya turun.

"Aku sangat mencintai mu, Minjoo...ayo bersama...hingga selamanya."





















Lily note!

Halo semua! Wah terimakasih untuk 1k nyaaa juga dukungan untuk cerita ini ya! Doain aku selalu sehat dan bisa pub perbab tiap minggunya!

Btw nanya dong, kalian gregetan gak sih sama Jaemin? Kaya kok ada ya cowok kaya dia gitu? Eh maksudnya, Jaemin yang ada disini ya, bukan Jaemin yang lagi sibuk promosi Hot Sauce hahahhaa.

Bias ku di DREAM itu Jaemin, dia kan selalu sweet as a candy, tapi mood nya kalau lagi anjlok lebih dingin dari Himalaya, dia lagi lucu-lucunya sekarang tuh gemush bgt sama Nana. T___T

Btw! Jangan lupa streaming Hot Sauce dan dukung comeback full album pertama Dream ya!!! WOOOO OT7!!!!!!!

Mineure.+ N. JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang