#19. Enigma.

102 19 0
                                    

3 Years later
Seoul, South Korea.

Jaemin menyusuri jalan Apgujeong-dong ia baru saja selesai shift nya dan ingin mencari suasana baru karena mendadak saja ia merasa mumet dengan segala pekerjaannya, ia juga sudah memarkirkan mobilnya tak jauh dari sebuah hotel, tempat seseorang akan melaksanakan pernikahan.

Jaemin hendak berjalan-jalan sedikit sebelum memasuki ballroom ia sebenarnya bingung ingin pasang wajah apa nanti, tapi ia tetap harus menghadiri pernikahan tersebut karena tadinya ia adalah teman baiknya.

Sudah tiga tahun sejak ia dan banyak orang lain memulai kehidupan baru mereka masing-masing, awalnya ini memang terasa sangat dan amat berat, bahkan Jaemin sudah tidak sanggup menjalani hari-harinya selanjutnya.
 
Tapi disinilah dia, di jalan Apgujong-dong yang ramai dan ia hanya berjalan tak tentu arah, hendak menikmati hari yang sebentar lagi berakhir. Di sekitarnya banyak pasangan yang berlalu lalang, Jaemin sudah mati rasa untuk kembali iri dengan orang-orang tersebut.

Jaemin hanya menanti, ntah penantiannya akan tersambut atau membawanya jatuh ke jurang.

***

Jalanan Seoul ramai lancar, seorang perempuan dengan surai coklat tua dan sedikit warna krem berada dalam mobil sibuk tertawa, kakinya ia angkat ke atas dan tangannya memegang ponsel, sibuk mencari lagu yang cocok.

Lagu Baby Steps dari TaeTiSeo mengalun bersaman dengan sang puan yang mulai menyanyi, "one two nae mami, three four sumkkyeori, five six onmomi neoman bomyeo georeo one two eojedo, three four oneuldo, five, six naeildo~"

"Ah, kebiasaan. Lagu mu se-mellow ini!" rutukan dari lelaki di sebelahnya membuat ia kembali tertawa dan meletakan ponselnya.

"Enak tau, bukan berarti mellow. Aku suka lagu dengan tempo sepelan ini, lullaby," jawabnya.

"Lullaby apanya? Ini namanya lagu sedih," ucapnya.

"Astaga, Lee Jeno. Kau tuh tidak berubah ya sudah tiga tahun berlalu," Jeno menaikan
bahunya dan mengusak rambutnya agar sedikit lebih terlihat keren.

"Ya! Hentikan, jelek tau!"

Jeno tertawa dan membelokan mobil masuk ke dalam hotel yang akan mereka datangi, "kau sudah siap? Ini akan jadi hari yang besar untuk kita," tanya Jeno sambil membukakan pintu, sang perempuan tersenyum dan menyambut tangan Jeno.

"Ya, aku siap."

***

Jaemin merapihkan jasnya dan memasuki ballroom, semua orang memandanginya dan banyak yang berbisik-bisik seru, Jaemin sudah tidak perduli dan melangkah dengan tegap menuju ke arah Haechan yang melambaikan tangannya, "untung kau tidak telat, mereka mau masuk ke altar tau!" ucap Haechan, Jaemin tertawa.

"Mana mungkin aku terlambat, dia pernah mengisi hati ku dan hari-hari ku."

Haechan tertawa miris mendengar ucapan Jaemin, "ini juga diluar dugaan ku, kau tidak papa?"

Jaemin menggeleng, "tidak masalah, aku baik-baik saja. Sebaiknya kita mundur sedikit, aku tidak mau di sirami bunga nanti saat mereka lewat," ucap Jaemin dan mengambil dua langkah mundur.

Lonceng pernikahan terdengar dan pintu yang tak jauh dari tempat Jaemin berdiri terbuka, menampilkan sesosok wanita yang berjalan dengan gaun panjang dan buket bunga hydrangea berwarna biru ada di tangannya, seorang laki-laki berjas putih berdiri di sebelahnya, mengenggam lengannya dan melangkah memasuki ballroom.

Lagu pernikahan mulai terdengar mengalun bersamaan dengan langkah para brides maid yang melangkah di depan pasangan tersebut, seperti dugaan Jaemin bunga-bunga mulai di lemparkan dan kedua mempelai tengah di hujani bunga, Jaemin menatap senyum itu, senyum yang manis.

Seorang gadis memegangi ekor gaun pernikahan milik sang mempelai wanita turut di hujani bunga-bunga, Jaemin menatap mempelai wanitanya tanpa kedip, ia tau. Ia sudah bahagia.

Ia tau, ia bahkan mungkin...lebih bahagia dari pada saat bersamanya.

"Kepada saudari...apakah anda menerima, mencintai dan mengasihi saudara...hingga akhir hayat menjemput?"

"Aku siap."

Jaemin melangkah mundur ke belakang, ia akan mendatangi perempuan itu nanti.

***

"Hearts beats fast colors and promises, how to be brave, how can I love when I'm afraid to fall but watching you stand alone, all of my doubt, suddenly goes away somehow, one step closer."

"I've died everyday waiting for you, darling don't be afraid I've love you for a thousand years, I'll love you for a thousand more~"

Jaemin menatap penyanyi seraya tersenyum, ia melangkah memasuki tempat dimana kedua mempelai berada dengan senyum manisnya, ia mengulurkan tangannya yang di sambut dengan uluran tangan, "happy wedding day, Kim Hyunjin."

Hyunjin tersenyum, "terimakasih, Jaemin," Jaemin tersenyum dan melangkah turun mendekati panggung sang penyanyi dan menatapnya dan juga lelaki di sampingnya, Jeno.

"Hei," panggil Jaemin, Jeno menoleh dan menusuk pinggang wanita tersebut dengan sikunya, membuat sang wanita mengaduh dan menengok menatap mata Jaemin.

Iris obsidian itu tidak pernah berubah, sama seperti waktu itu. Waktu Minjoo meninggalkannya di basement apartementnya, Jeno tertawa dan melanjutkan bagiannya menyanyi, seakan mewakili isi hati Jaemin.

"Time stands still beauty in all she is, I will be brave, I will not let anything, take away, what's standing in front of me, every breath, every hour has come to this. One step closer."

"I've died everyday waiting for you, darling don't be afraid I've love you for a thousand years, I'll love you for a thousand more~"

"And all along I believed, I would find you time has brought your heart to me, I have loved you for a thousand years, I'll love you for a thousand more~"

Jeno mendorong Minjoo untuk menuruni panggung dan bertemu Jaemin, namun Minjoo menahan kakinya dan Jeno mulai bosan, maka dari itu ia menyerahkan microphone ke Jaemin dan turun dari panggung.

"One step closer, one step closer..."

Ugh, Minjoo harus melanjutkan dirinya menyanyi. "I've died everyday waiting for you, darling don't be afraid I've love you for a thousand years, I'll love you for a thousand more~"

"And all along I believed, I would find you time has brought your heart to me, I have
loved you for a thousand years, I'll love you for a thousand more~"

Usai lagu selesai dinyanyikan, Jaemin mendekat, "And all along I believed, I would find you, time has brought your heart to me, I've loved you for a thousand years, I'll love you for a thousand more, Kim Minjoo."

Minjoo mendorong Jaemin menuruni panggung mini tersebut.

Ia terkena enigma, sebuah enigma hatinya sendiri.

Mineure.+ N. JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang