Bab 5

218 60 1
                                    

Castiel membanting tubuhnya di kasur.

Dia sudah mendapatkan surat untuk kelas Penempatan besok pagi. Mentornya tidak berubah masih Yizuan. Merogoh cincin pemberian Jackson yang kini dirinya gunakan sebagai bandul kalung, Jackson belum memberinya kabar. Bagaimana nasib kawannya itu di dunia manusia atau hal lain yang mungkin bisa membawa Castiel pada kunci pemecah teori mengenai Soul.

Beberapa hari ini juga tidak ada satupun tanda tanya yang berhasil Castiel jawab. Yang ada justru menambah daftar pertanyaan sekaligus keraguannya mengenai Soul. Ada yang tidak beres di tempat ini, dan dia baru menyadarinya sekarang. Kemana saja kau?!

Otak Castiel masih perlu beradaptasi dengan hal-hal berat seperti ini. Ada beberapa sisi dari dirinya yang menyarankan untuk bertanya langsung pada Yizuan mengingat dia adalah seorang Mentor. Alasan bagus juga kenapa Castiel mengurungkan niatnya. Jackson tidak percaya dengan Mentor dan Otoritas Tertinggi, kematian Jimmy adalah bukti kuat akan hal itu.

Aturan dibuat oleh mereka yang menang. Castiel rasa sekarang dirinya bisa menambahi ucapan Jackson kala itu. "Dan mereka yang menang selalu menggunakan cara yang licik." Dua kalimat itu jika dipadukan seakan mengatakan jika, jangan percaya dengan pemerintah. Atau dalam hidup Castiel, para Mentor.

Terlalu banyak memikirkan hal-hal seperti membuat Castiel secara tidak langsung mengajak alam bawah sadarnya untuk bermain teka-teki. Terbukti dari dirinya yang kini terlelap dan memimpikan sebuah tempat yang seingatnya tidak ada di Soul. Tidak ada ladang gandum di Soul.

Castiel tidak tahu harus menyebut ini apa, yang dia rasakan hanya seperti terbangun meski sebenarnya kau masih tertidur. Sadar jika kau masih tidur hingga kau bisa dengan begitu saja menggerakkan tubuhnya. Jackson pernah mengatakan jika mimpi sadar seperti itu bukanlah hal yang wajar, dia mengatakan jika itu dinamai Lucky Dream (Atau sesuatu yang seingat Castiel bernada sama dengan Lucky).

Tapi bagi Castiel mimpi seperti ini justru membuatnya ketagihan. Jika di Soul dirinya adalah kesayangan para Mentor. Di dalam mimpi sadarnya, Castiel adalah pemilik tempat itu, atau dalam nama lain layaknya Dewa.

Langit biru yang ada di atas kepala Castiel membuatnya tersadar, tempat itu benar-benar bukan Soul. Tanaman gandum yang berwarna hitam kemerahan juga terlihat normal, tidak terbalik seperti di Soul. Dunia manusia? Castiel tidak ingat dia pernah mengunjungi tempat seperti ini sewaktu masih tinggal di dunia manusia. Bahkan tidak ingat sama sekali dengan kenangan masa kecilnya di bawah usia tujuh tahun. Sangat lucu jika memimpikan sesuatu yang belum pernah kau temui.

Seingat Castiel, Ibunya adalah seorang wanita karir yang bekerja sebagai editor majalah di New York. Tinggal di lantai ke sepuluh gedung apartemen yang terpaut beberapa blok dari tempat kerjanya. Memungkinkan wanita yang hanya terpaut 19 tahun lebih tua dari putranya untuk kembali jika ada istirahat meskipun hanya sebentar. Castiel juga ingat jika selama Ibunya bekerja, dia akan ditinggalkan dan menjadi anak yang baik dengan neneknya. Sesekali diajak wanita itu untuk mengunjungi kedai kopi milik keluarga.

Hidup Castiel tidak begitu mengenakkan di kota itu. Status terlahir sebagai anak yang mungkin tidak begitu diharapkan dan terlahir tanpa Ayah yang jelas adalah sesuatu yang membuat Castiel tidak mengenyam pendidikan formal. Neneknya jauh lebih cukup untuk mengajarinya membaca dan menghitung.

Keluarga tempatnya dibesarkan memang aneh, Castiel tahu itu dari sebagaimana dia tidak memiliki Ayah dan Kakek. Kenyataan itu menurutnya jauh lebih susah diterima daripada kenyataan jika dia bukan manusia. Ibu dan Neneknya bisa menerimanya meski terlahir sebagai seorang bayi yang mendatangkan badai setiap kali menangis, namun Castiel tidak dapat menerima dirinya sendiri jika suatu hari nanti akan seperti Ayah atau kakeknya.

Take Over The Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang