Bab 38

13 3 0
                                    

Yere tahu jika Castiel itu kuat. Itu fakta. Entah dengan bantuan dari OT atau kekuatan aslinya, petir itu mengerikan, dan yang bisa mengendalikannya pastilah seorang yang kuat.

Dan dihadapannya kini, Castiel justru terdiam. Berdiri diam tanpa melakukan apapun kecuali menatap takut dan sesekali menggelengkan kepalanya. Ivory tidak melakukan apa-apa selain berubah wujud menjadi Mrs. Zaphetine versi muda sambil sesekali berteriak dan memaki ke arah Castiel. Simulasi ini lebih mirip seperti pertengkaran Ibu dan anak, tidak ada sihir ataupun mantra yang terapal. Tapi demi apapun, Yere yakin jika itu adalah titik terberat Castiel yang bisa ditangkap oleh Ivory.

Merutuki kesalahannya yang seharusnya memberikan peringatan pada salah satu dari mereka agar tidak melanjutkan simulasi tanpa aba-aba terlebih dahulu dari dirinya. Yere kini berlari, berusaha secepat mungkin berada di jarak yang cukup dekat dengan kedua objek itu. Merentangkan tangannya di udara, mencoba mengumpulkan banyak intensitas cahaya sebelum akhirnya melemparkan benda berwujud bola cahaya seukuran kelereng ke retina mata Castiel.

"Ivory!" Memberi kode pada Avatar untuk kembali ke wujud aslinya, Yere memahami kegugupan Castiel pada simulasi Parental. Dia dulu juga seperti itu, bahkan Nino sendiri yang harus turun tangan untuk mengendalikan si rubah hitam. "Tunggu aba-abaku," ucapnya dengan telapak tangan terangkat pertanda untuk berhenti dan memberikan waktu untuk sekedar bernapas. Baru setelah Ivory benar-benar memahami instruksinya, Yere beralih pada Castiel. Menjentikkan jarinya, menghilangkan siluet cahaya yang bersemayam di retina itu selama beberapa waktu. "Lebih tenang? Jika tidak aku bisa menyuruh Ivory untuk melakukannya secara bertahap, kau tadi terlalu nekad. Levelmu tentu ada di bawahku."

Castiel menggeleng, tidak perlu. "Yang tadi itu apa?" tanya Castiel yang dibalas dengan raut tidak paham Yere. Antara tidak paham sama sekali atau gadis itu sebenarnya paham tapi tidak begitu yakin apa yang kini tengah dimaksudkan. "Keduanya. Apa yang baru saja terjadi? Apa yang dilakukan Ivory dan apa yang baru saja kau berikan di mataku?"

Dan Castiel meminta semuanya. Menipiskan bibir adalah sebuah pertanda jika Yere sedang menyusun kata-kata. "Semua orang mungkin bisa memiliki anak, tapi tidak semua orang bisa menjadi orang tua. Sama seperti itu, Mark berpendapat jika figur orang tua yang ideal adalah mereka yang berhasil berdamai entah itu dengan masa lalu, masa depan, ataupun masa sekarang. Dan satu-satunya cara untuk mencapainya adalah dengan kau tentu tahu apa maksudku." Sedikit nada agak ragu di akhir kalimat, gadis itu tidak tahu bagaimana cara menjelaskan apa yang dia maksud. Cukup lega kala melihat anggukan kepala Castiel jadi dirinya bisa lanjut menjawab pertanyaan selanjutnya. "Penjelasan singkat, cahaya berhubungan erat dengan visual yang mana itu ditangkap oleh mata. Jika kau bisa mengendalikan cahaya, kau bisa mengendalikan visual dan mengendalikan sudut pandang musuhmu."

"Kau tidak pernah mengatakan jika kau punya mantra atau kemampuan sekeren itu," kata Castiel membuat Yere ingin menjatuhkan rahangnya.

"Kau bertanya tentang itu?" Karena sungguh di otak Yere kini sebenarnya berkeliaran banyak kalimat rekaan yang bisa dia gunakan sebagai jawaban jika saja Castiel mempertanyakan apa yang baru saja ilusi visualnya tampilkan. Memangnya apa yang ditampilkan? "Maksudku, tidak semua penyihir cahaya bisa melakukannya. Aku mungkin bisa tapi tidak terlalu sempurna. Sedikit lebih baik di sini karena alam bawah sadar Mark membantuku. Jadi, kembali lagi pada topik, kau yakin?"

Castiel menganggukkan kepalanya yakin. "Apa aku bisa menolak?" Kembali lagi pada sosok pemuda itu yang pasrah pada keadaan meski Yere yakin jika apa yang bisa dilakukan selain itu saat ini? Konyol jika Castiel tiba-tiba saja mundur. "Memangnya apa yang harus aku takutkan?" tanyanya lagi. "Kau bisa melewatinya. Maka harusnya aku juga bisa."

Yang kemudian dibalas dengan senyuman canggung oleh Yere. "Ya, kau pasti bisa." Menepuk pundak Castiel dengan masih mempertahankan senyuman anehnya. "Jika ingin saran, Nino pernah mengatakan hal ini padaku, anggap Ivory seperti anakmu. Kau keras padanya maka dia akan keras padamu, jika kau lembut padanya dia akan lepas dari genggamanmu."

Take Over The Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang