[09.1] Protect Precious Treasure

102 30 185
                                    

Ini bukan hal bagus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini bukan hal bagus. Tas ranselku berisi barang yang selama ini tak pernah ku pikirkan untuk dibawa ke sekolah. Boni.

Boneka itu memaksakan diri supaya ikut bersamaku ke sekolah seperti yang dilakukan Yeonjun. Dewi Fortuna berpihak padaku khusus hari ini. Mata pelajaran hari ini tidaklah banyak, jadi, aku tidak perlu merasa nyeri pada pundakku sebab buku yang diperlukan hanya sedikit. Tapi tetap terasa berat dengan Boni yang biasanya ringan. Apa setelah ku ketahui kalau dia manusia boneka, beratnya jadi bertambah?

Aku berjalan santai menuju kelas. Hal pertama yang ku lihat sesampainya di kelas, tak lain dan tak bukan adalah gadis berambut sebahu. Benar, Kim Jaeyoon.

"Hai, Yera! Kau sudah datang?"

Menanggapinya dengan senyuman hangat, aku duduk di sebelahnya.

Dia selalu nampak ceria. Apa dia mudah melupakan apa yang telah terjadi satu hari yang lalu? Aku masih merasa bersalah pada Jaeyoon hingga detik ini. Rasanya tak sanggup menatap matanya yang indah itu. Aku merasa diriku manusia paling berdosa di muka Bumi ini.

Hei, itu benar. Aku tidak melebih-lebihkan atau bercanda. Berbohong, mencuri, setelah ini apalagi yang akan menambah dosaku? Berbohong pada teman saja tidak boleh, tapi aku, kepada Ibu. Walau Ibuku selalu tak suka terhadapku, tetap saja dia Ibuku. Ibu kandungku. Dan aku membohonginya. Sekian puluhan kata dusta ku keluarkan.

Itu semua terjadi semenjak boneka yang berubah menjadi manusia itu, datang.

Haruskah aku melakukan ini? Memangnya apa yang ku dapat dengan melakukannya?

Sejak awal aku penasaran. Hasil dari semua yang kulakukan untuk manusia boneka itu apa? Apakah aku akan mendapat hadiah? Bisa memiliki kekuatan super? Atau hidup tenang tanpa beban?

Tidak tahu, hatiku terombang-ambing.

🐰🐰

Dasar tua tidak tahu diri!

Sekarang ku tanya, kalau Ibumu sedang sibuk, disuruh bertemu hanya untuk pembicaraan tak berguna, lalu kau yang terkena imbas, siapa yang tidak kesal?

Itu adalah yang barusan terjadi padaku.

Jung Ssaem, Pak tua itu. Kepala sekolah ini. Dia memanggil saat aku sedang menikmati waktu istirahat berhargaku di kantin bersama Jaeyoon melalui perantara seorang anak murid tingkat 1 bernama Niki. Mengomeliku, merutuki Go Sinhye, hingga pada akhirnya dia lelah usai membangkitkan emosi siswi yang memiliki hubungan tak cukup bagus antara anak perempuan dengan Sang Ibu. Dia membentakku dengan seruan; kemana Ibumu, Yera? Kenapa dia tidak datang dalam rapat kemarin? Itu sangat penting!

Cih, rapat penting apanya? Hanya membahas iuran sekolah yang bercabang-cabang, lalu sebelum berakhir akan mengadakan sesi mengumpulkan uang dari masing-masing wali murid. Aku kasihan pada Niki, dia harus membuang waktunya hanya untuk menyampaikan pesan tak berguna.

Muñeca: Two WorldsWhere stories live. Discover now