Episode 4

189 47 8
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀













Suara petir begitu dahsyat menggelegar di angkasa, jeritan dari bibir seorang wanita di sebuah kamar mewah bernuansa klasik.

"Sekali lagi Nyonya, rambutnya sudah kelihatan" ujar seorang wanita memakai seragam putih

Wanita itu melampiaskan rasa sakit dengan terus berteriak kencang, kedua kakinya terbuka lebar di sana, ia sedang berjuang untuk melahirkan bayinya. Didampingi suami tercintanya yang senantiasa menggenggam erat telapak tangannya.

"Aaakkhhhhhhh" sisa tenaga yang terakhir ia kerahkan, kepalanya terjatuh lemas mendarat di sebuah bantal, bulir air mata menetes membasahi wajah pucatnya

Suara tangisan bayi saling bersahutan menjadi suara terakhir yang ia dengar, sebelum ajal menjemputnya. Sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya setelah berjuang melahirkan buah hatinya

"Sayang.....hiks....." Suaminya hanya bisa menangis meratapi kepergian istrinya

"Tuan, selamat anda dikaruniai dua anak kembar" ucap petugas medis

Sang suami beranjak untuk melihat kedua bayi mungilnya.

"Bagaimana bisa?? Kalian mengatakan anakku kembar tapi wajahnya tidak mirip sama sekali"

"Hal ini memang langka di dunia medis, kelahiran bayi kembar berbeda wajah, bukankah itu berarti tuan diberi anugerah yang berbeda dari yang lainnya, sebab ini hadiah terakhir dari mendiang istri tuan."

"Anakku....."

Di sisi lain

Acara pemakaman di adakan, kematian calon jabang bayi dari rahim seseorang.

Pria berpostur tubuh tinggi terlihat begitu mendung dengan pemandangan yang ada di depannya.

"Bawa aku kembali ke mansion" ujarnya pada sang bodyguard

Mobil mewah pada jamannya dulu mengantarkan pria itu kembali ke mansionnya. Berjalan dengan langkah gagah memasuki mansionnya, menaiki anak tangga dengan tatapan misterius yang terasa mencekam.

Sesampainya di lantai atas, ia membuka sebuah pintu kamar utama dan melihat sosok wanita yang sedang terbaring lemah setelah menjalani proses melahirkan.

Pria itu merogoh saku jasnya dan mengambil sesuatu.

"Sayang, apa yang kau lakukan??"

"Tentu saja kau sudah tahu akan konsekuensinya"

"Aku minta maaf, bukan keinginan ku untuk membuat bayi kita meninggal begitu lahir, jangan lakukan hal itu. Kumohon" rintih wanita muda itu dengan wajah pucat

"Aku memaafkan mu tapi dengan cara yang lain" ia menarik pelatuk pistolnya dan mengarahkan tepat ke kening wanita tersebut.

Sebuah tembakan lepas mendarat di kening wanita muda tersebut.

"Kuburkan mayatnya, dia tidak berguna sama sekali" ujar pria itu pada bodyguardnya.

"Tuan besar, sahabat anda mengirim surat undangan untuk acara syukuran kelahiran anak kembarnya lusa depan" sahut bodyguard asisten pribadinya

"Anak kembar?? Bagaimana bisa Tuhan berlaku tak adil, anakku telah tiada sebelum merasakan kehidupan tapi sahabatku diberi dua anak sekaligus." Sesaat kemudian senyum misterius mengembang di wajahnya

LAW {Love And War} --(The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang