7. Dejavu🔞

17K 1.3K 214
                                    


Seokjin berkali-kali menahan diri untuk tidak mengumpati dirinya. Pasalnya yang dia pikirkan sebelumnya tidak benar-benar terjadi. Justru sekarang dia sedang memakai pakaian rapi, duduk berhadapan dengan Namjoon yang dengan cermat menjelaskan bagian-bagian dari buku yang Seokjin bawa sebagai dasar bahan ajar.

Seokjin pikir Namjoon akan ekhem mengajarinya yang aneh-aneh karena pria itu mengatakan pelajaran pertama adalah praktek bab reproduksi.

Sebab, selama Seokjin sekolah, di sekolah menengah atau bahkan saat di perkuliahan satu-satunya praktek real dari reproduksi yang pernah dia lakukan adalah mengawinkan bunga dari tumbuhan buah.

Karena mereka jelas tidak punya tanaman buah, Seokjin pikir itu akan sama seperti di film dewasa yang pernah Sandeul kirimkan padanya sekitar 3 minggu lalu.

Di dalam film dewasa itu, Si pria yang sebenarnya suami pemeran wanita berperan sebagai guru mesum dan si wanita dipukuli pantatnya dengan penggaris karena tidak memperhatikan penjelasan gurunya.

Jadi Seokjin berfikir mereka akan mengerjakan sesuatu yang seperti itu.

"Kau dengar, Seokjin?"

Seokjin membulatkan matanya, tercengang sejenak setelah menyadari dia telah  terbangun dari lamunan kotornya. Kemudian melihat Namjoon dengan wajah kebingungan, Seokjin bahkan tidak mendengarkan apapun yang Namjoon jelaskan.

Aduh, Seokjin bodoh..
Dia terpergok tidak memperhatikan kelas. Pasti dia akan diomeli lebih panjang.
Dan mungkin akan-

"Jadi dari tadi kau tidak mendengarkan dosenmu bicara?!" Bentak Namjoon dengan suara keras.

Dalam duduknya Seokjin menunduk, agak takut karena sudah tidak bisa berkelit. Dia memang berani pada Namjoon saat pria itu bersikap santai, tapi saat keadaan bekerja. Dosen anatomi nya itu akan tetap keras, kaku, ketus dan-

"Final, aku akan melaporkan mu pada Pak Choi agar kau mengulang kelas biologi"

-KEJAM.

"Tidak!! Jangan, aku janji tidak akan melamun lagi" Pekik Seokjin panik. Dia dengan cepat menggeser meja dan duduk di samping suaminya dengan wajah memelas.

"Dimana panggilan formalmu? Aku dosenmu, Kim!" Sedangkan Namjoon tak menggubris, dia justru membentak Seokjin lebih marah.

Seokjin terperangah, spontan melepaskan tangan dari lengan sang dosen dan menggeleng. Dia lupa satu hal disaat yang tidak tepat, sekarang yang dia hadapi bukan suaminya. Tapi si Pak Namjoon menyebalkan.

"Maaf Pak, saya panik. W-wajah Pak Namjoon mirip suami saya. J-jadi itu tidak sengaja" Sangkal Seokjin panik.

Beberapa detik hanya berisi keterdiaman. Tidak terang-terangan melirik bagaimana reaksi sang suami, namun Seokjin bisa melihat dengan ekor matanya bahwa Namjoon sedikit menyeringai.

"Kemari, kau harus di beri pelajaran agar tidak terus melakukan kesalahan"

Mati Kau Seokjin.
.
.

"Akh, akh, ampun"

Seperti sebuah dejavu, Seokjin sekarang tertelungkup dipangkuan dosen anatomi nya dengan satu penggaris yang entah Seokjin tidak tahu sudah disiapkan atau memang tidak sengaja ada di ruang tamu apartemen mereka.

Bokongnya dipukul berkali-kali, Seokjin merasakan panas di pangkal pantatnya dan menutup matanya dengan erat setiap kali Namjoon menampar pipi bokongnya dengan penggaris.

"Ini atas sikap lancangmu, Seokjin"

Seokjin menggerang, pun berkali-kali berteriak meminta agar diampuni.

Married with Dosen [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang