18. Melepas rindu

11.7K 1.1K 263
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Selama perjalanan pulang, Seokjin merasa keheranan. Dia masih tidak mengerti alasan Namjoon pulang sehari lebih awal. Apalagi, pagi tadi pria itu dengan yakin mengatakan akan pulang besok sore dan justru mengatakan mungkin akan datang terlambat.

Tapi, hari ini bahkan sudah di rumah?

Saat sampai di apartemennya, Seokjin bisa melihat sandal rumah Namjoon tidak ada pada raknya. Dia nyaris akan memanggil, ketika pria itu keluar dari dapur dengan membawa cangkir kopi, dan berjalan dengan mata fokus memandang ponselnya.

"Selamat datang, ayah" Melihat ayahnya pulang setelah pergi keluar kota beberapa hari. Soobin berujar menyapa dari ambang pintu apartemen mereka.

Sedangkan si ayah seperti baru sadar bahwa keduanya pulang. Hanya balas mengangguk mengiyakan dan tersenyum seadanya "Terimakasih, son"

Tidak melihat Seokjin, tidak melihat bagaimana Soobin. Namjoon kembali  fokus pada ponselnya. Mimik wajahnya keruh, mendecak, menggerutu juga menggeleng-geleng setelah menggulirkan layar ponsel nya.

'Apa ada masalah selama perjalanan bisnisnya?'

Selintas pertanyaan itu terpikirkan di kepala. Seokjin menelisik memperhatikan suaminya. Dilihat dari wajah garang, juga decakan yang keluar dari mulut Namjoon benar-benar terwakilkan secara emosi.

Jeda beberapa saat sampai Seokjin menyadari bahwa dia masih memegang tangan putranya. Soobin pun tidak protes, justru hanya berdiri diam sama kebingungan melihat ayahnya.

Melihat Soobin tidak lekas bergerak, Seokjin lekas meminta putranya untuk mandi dan beristirahat di kamarnya. 

"Setelah mandi jangan lupa mengeringkan rambut dan cepat tidur, oke?"

Soobin mengangguk mengiyakan. Mengecup pipi Seokjin sebagai ucapan selamat malam, sebelum pergi ke kamarnya.

Anak itu telah berhenti marah. Meski tidak terlalu cerewet seperti sebelumnya dan hanya mengangguk seperlunya. Soobin sudah mau disuapi ketika mereka mampir makan malam sebelum pulang.

Married with Dosen [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang