mari kita cerai

50 17 0
                                    

Sudah sangat sore , aza masih di dalam  perpus , mengerjakan tugas skripsi nya

Perpus terlihat sangat sepi , beberapa menit yg lalu malah hanya ada satu orang yg melintas, itupun hanya mengembalikan buku yg ia pinjam di perpus

" assalamualaikum ris " salam salah satu santri yg memiliki lesung pipit di pipinya

Aza langsung menoleh ke asal suara

" waalaikumsalam , iya ada apa ya fis ? " tanya aza pd fisya

" km di panggil nyai Salamah , katanya di minta datang ke dalem "

" oh , yaudah fis , makasih ya "

Fisya hanya tersenyum dan langsung berpamitan pergi pd aza

Gus al memang sudah kembali dari tadi siang , namun aza masih belum menemuinya

Entah lah alasannya tapi yg jelas ia belum siap untuk menemuinya

Aza segera merapikan bukunya dan langsung bergegas menuju dalem

Di perjalanan ia merafal kan doa dan wiritan berkali kali

" assalamualaikum ummik " salam aza ketika ia sampai di depan pintu dalem

" waalaikumsalam ndok , km dari mana aja toh , kk baru kesini "

" maaf ummik, aza tadi dari perpus " ujar aza sambil tersenyum

" yasudah mari masuk , suami km dan abah sudah ada di ruang keluarga "  ajak nyai Salamah sambil menggandeng tangan aza

Detak jantung aza naik turun dgn cept , dia merafalkan istigfar tanpa henti
Bahkan saat ini ia berkeringat dingin

" assalamualaikum "

" waalaikumsalam " balas kyai anwar dan gus al bersamaan

Aza menyalami tangan kyai anwar dgn tadzim , di saat. Aza hendak menyalami tangan gus al  namun hanya di abaikan begitu saja oleh gus al

Sesak , itulah yg di alami aza saat ini , ia hanya tersenyum getir menatap tangannya yg hanya di abaikan begitu saja oleh gus al

" abah ummik , faqih ke kamar dulu sama aza " pamit gus faqih yg membuat aku terkejut, sedangkan kyai dan nyai Salamah hanya tersenyum dan meng iyakan

Di kamar ini begitu sunyi , tdk ada yg memulai percakapan labih dulu , sampai pd akhirnya gus al memulai lebih awal

" aza mari kita cerai " pinta gus al

Duarrrr

Empat kata itu mampu membuat hati aza tergores, ia tak mengira ini yg di katakan oleh gus al

" kenapa gus  ?  " tanya aza dgn suara parau , bahkan ia tak sanggup untuk menatap mata lelaki di depanya

" tanpa ku beri tau, aku yakin km pasti tau alasan nya aza " ucap gus faqih kelewat dingin

" apakah sulit untuk jenengan menerima saya sebagai istrimu gus "

" jgn buat saya semakin membencimu za" geram gus al , dgn kedua alisnya sempat di tekuk" saya sudah berusaha buat enggk kasar, tapi kamu mancing mancing saya

" maaf gus " lirih aza sambil mendunduk kan kepalanya

" saya tidak suka sama km za "

" saya tau "

" saya masih cinta sama nabila, za "

" saya tau gus " ucap aza sekuat mungkin , agar suaranya tdk bergetar karna matanya sudah mulai memanas

dear zaujiWhere stories live. Discover now