12 ㅡ super-arshad

187 39 1
                                    

setelah 5 menit mencari sepasang sandal jepit yang dipakai, Jefri dan Januar memisahkan diri dari rombongan untuk pergi ke minimarket.

tapi sebelum itu, mereka sudah izin ke Juna yang kebetulan keluar ngaret juga karena sibuk benerin sarung biar gak melorot.

"bang Jun, nanti titip bilangin ke abah sama bang Daffa yak kalo kita ke minimarket bentaran. sekalian beliin mi instan nya bang Daffa noh," ucap Jefri.

Juna mengangguk saja, "yoi, ntar gue sampein. tapi kalian bawa duit gak?"

"bawa lah, dikira tadi mau infaq ke kotak amal ngutang dulu apa?"

"ya maksudnya cukup engga beli mi instan sekerdus. ntar lo bawa 10 ribu doang kan beda urusan anjir."

Januar menepuk lengan Juna, "kita bawa duit kok. duluan ya bang Jun, jauh nih minimarket kalo jalan kaki."

"yaudah sono cepetan," Juna mempersilahkan keduanya untuk segera menuju minimarket di daerah perkampungan yang memang cukup jauh.

ketiganya kemudian berpisah. Jefri dan Januar menuju arah kiri yaitu minimarket, sedangkan Juna melangkah ke arah kanan kembali menuju rumah abah bersama yang lain.

"dingin banget buset, lo pake daleman celana panjang gak? kaki gue berasa musim salju anjir," eluh Jefri pada Januar di sebelahnya.

saat ini mereka mulai melewati area persawahan dan perkebunanㅡ yang pastinya sangat dingin karena angin berhembus kencang di sana. apalagi malam hari.

"yeu, gue selalu pake celana panjang ye kalo pake sarung. mang lo koloran doang," balas Januar.

"lagian ngide banget sih ke minimarket jalan kaki?" sambung Januar.

"ya daripada pulang dulu ambil kunci motor di kamar? malah males yang ada anjir."

"ya bisa besok pagi?"

"gak bisa. snack kita abis, mau ngemil apa kalo abis teraweh gini, ha?"

Januar diam, ya bener juga. minuman pororo nya juga habis.

mereka terus berjalan hingga gapura perbatasan antara desa dan kampung mulai terlihat.

di sisi lain, Arshad saat ini sedang menyiapkan motornya setelah ia sampai di rumah.

abah yang baru hendak masuk menuju rumah heran melihat Arshad yang sudah hendak pergi lagi padahal baru saja sampai di rumah.

begitupun Juna yang datang terlambat setelah berbicara dengan Jefri dan Januar tadi.

"loh, mau kemana lu pake motor? baru juga nyampe?" tanya Juna bingung.

walaupun dia tau Arshad anaknya random & unique tapi kan dia baru aja pulang dari masjid eh mau keluar lagi. apa gak mager gitu loh???

"jemput Jefri sama Januar," ucapnya singkat lalu segera menancapkan gas pergi menyusul Jefri dan Januar.

dalam perjalanannya, Arshad terpikir sesuatu.

"gue masa tangan kosong gini?" Arshad bermonolog sebelum akhirnya berhenti tepat di depan masjid.

sepertinya ia sadar apa yang akan dihadapinya di ujung sana. maka ia berinisiatif membawa salah satu alat untuk menabuh bedug karena cukup berat.

"kalo gue bawa sapu pel gini ditangkis juga patah kali ya," itu yang dipikirkan Arshad.

setelah itu ia segera menancapkan gas lagi menuju keberadaan Jefri dan Januar yang memang sudah cukup jauh dari perkiraannya.

Selusin Rumah Abah ㅡ ramadhan ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang