Bab 56

490 70 6
                                    

Hello Sexy Readers,

Mulai hari ini saya akan posting kisah Cassandra, Hamizan, dan Widi setiap hari di Wattpad sampai tamat. Yang mau baca, jangan sampai terlewat karena bulan Januari 2023 akan saya unpublished semuanya. Tapi tenang, Sexy Readers bisa membaca di Karyakarsa, tapi berbayar.

So, enjoy.

♥♥♥

Berada di rooftop The Herritage Hotel, arsitektur Count Cafe mengingatkan Hamizan pada bangunan masa sekolah, jendela dan lantainya mengingatkan pada keindahan tahun 2000-an. Kursi rotan berwarna putih ditambah dengan sentuhan warna merah dan hijau pada payung dan pepohonan di dalam pot raksasa. Tempat ini cocok untuk bercengkerama keluarga dan romantis untuk pasangan yang ingin menikmati pemandangan kota Jakarta dari segala sudut.

Widi melambaikan tangan saat melihat Hamizan. Pria itu berdiri mempersilakan Hamizan duduk.

"Saya tidak lama." Hamizan menghela napas saat menghempaskan punggung di sandaran kursi. "Saya harap Pak Widi menjauhi istri saya."

Widi tersenyum tipis, menatap Hamizan dengan pandangan geli. "Anda mungkin belum menyadari kesalahan anda, Pak Hamiz."

"Anda menimpakan kesalahan pada saya? Yang benar saja," seru Hamizan dikuasai kejengkelan sembari memutar bola mata.

"Sebenarnya, saya tidak akan berada di samping Cassandra jika saja Anda meluangkan waktu untuk mendampingi istri Anda." Widi melipat tangan di depan dada, kali ini tatapannya berubah tajam. "Anda bukan hanya terlalu sibuk bekerja, Anda juga selingkuh dengan model Venusian Lingerie."

"Sial! Jadi kalian sedekat itu?" Amarah tak mampu lagi Hamizan kendalikan, dia merangsek maju. Mencengkeram kerah kemeja Widi dan melayangkan sebuah pukulan telak di pipi.

Widi terhuyung beberapa langkah ke belakang. Pria itu meludah ke lantai, bercampur darah. Dia menyeka ujung bibirnya sambil menyeringai.

"Bukankah dulu saya sudah pernah bilang, jangan menyia-nyiakan istri Bapak. Rupanya Bapak sudah melupakan perkelahian kita sebelumnya."

"Brengsek!" Hamizan kembali maju, tangannya mengepal, melayang di udara. Hamizan tersungkur, tinju Widi lebih dulu bersarang di bawah dagu. Kesempatan digunakan Widi untuk memberi tinju beruntun. Hamizan mendorong hingga Widi terguling, Hamizan memberi pukulan balasan.

Peluh mengalir di pelipis Hamizan, dia pun menyeka darah di ujung bibir. Widi kembali menyerang rusuk dan perut Hamizan. Pria itu kembali mundur, memasang kuda-kuda. Namun, dua orang pria berseragam biru dongker mencekal lengan keduanya. Pekikan dari pengunjung wanita menarik perhatian dari petugas keamanan.

"Saya pastikan kamu akan membusuk di penjara, Widi Erlangga!" ancam Hamizan berapi-api, pria itu mencoba memberontak, melepaskan diri. Ingatannya melayang kembali perkelahian karena memperebutkan Mutiara. "Saya baru tahu kalau Anda terobsesi dengan milik saya, setelah Mutiara, sekarang Cassandra?"

Widi menyeringai sembari menyusut sudut bibir yang berdarah lantas meludah sembarangan. "Seperti yang pernah saya ucapkan dulu, saya ingatkan kembali jika Anda sudah lupa. Anda benar-benar menyedihkan, Hamizan Parama! Dulu Mutiara menderita karena Anda, sekarang Cassandra pun begitu menderita karena memutuskan bersama dengan Anda."

"Bajingan!" teriak Hamizan semakin beringas. Dua orang yang memeganginya hampir tak mampu menahan.

"Berhenti kalian berdua!"

♥♥♥

Wah, wah, ngapain nih mereka?

Komen yang banyak dong, Sexy Readers biar saya semangat posting.






SEXY MISTRESSWhere stories live. Discover now