C h a p t e r 🌻 t w e n t y t w o

1K 122 24
                                    


Happy Reading🤗

Siapkan mental buat hari ini my✊🤭

🌻🌻🌻

Taehyung beserta Jimin berdiri didepan pintu menerima tamu. Pemakaman untuk Jaesuk sedang berlangsung. Diluar dugaannya banyak orang-orang yang datang terutama meng-atas namakan teman lama Jaesuk. Begitupula wartawan yang sibuk meliput diluar. Entah mereka tahu dari mana berita ini yang pasti berita ini cukup menghebohkan karena yang publik tahu Sohyun sudah kehilangan kedua orang tuanya lima belas tahun yang lalu.

Sohyun terduduk didalam. Sudah lebih dari satu jam yang lalu dia terus memandangi foto ayahnya. Hingga Bo Kyung datang menghampirinya.

"Kau sudah melakukan yang terbaik." untuk pertama kalinya Sohyun berpaling dari figura ayahnya.

"Bibi, aku merasa egois selama ini karena terus mempertahankan appa." Bo Kyung mengusap pipi Sohyun. "Jangan pernah berpikir seperti itu. Semua anak akan melakukan hal yang sama sepertimu. Jadi apa yang kau lakukan selama ini bukanlah keegoisan melainkan sebuah usaha agar kejaiban itu datang. Jika pada akhirnya kau harus kehilangan ayahmu maka ingatlah ayahmu tidak benar-benar pergi selama kau terus mengingatnya."

Sohyun tersenyum kecil. Ini seperti kata penenang yang diucapkan ibu untuk putri kecilnya. Ingatlah bahwa orang yang kau cintai tidak ada benar-benar pergi selama kau selalu mengingatnya didalam hati. "Bibi kau membuatku merasa kembali menjadi putri kecilmu lagi."

Bo Kyung menyeka sisa air mata berganti memperlihatkan senyum lembutnya. "Kau selalu menjadi putri kecilku dan itu tidak pernah berubah."

Bo Kyung mengarahkan tangannya untuk memeluk Sohyun yang gadis itu sambut dengan senang hati. Saat itu pula dia menangkap sosok Taehyung yang tengah memperhatikannya. Tatapan Taehyung seolah mewakili pikiran pria itu. 'Apa sekarang lebih baik-baik saja?' itulah pertanyaan yang terpancar dimata Taehyung.

'Sedikit lebih baik.' balas Sohyun melalui gerak ekor matanya. Taehyung menghela nafas lega dan Sohyun menyadari itu. Terkadang sikap Taehyung yang begitu memperdulikannya membuatnya sangat terganggu. Dia hanya merasa khawatir terkadang juga takut.

Saat matanya bergerak kearah lain matanya menangkap sosok yang membuat api didalam dirinya kembali menyala. Pria itu berdiri didepan pintu masuk. Bo Kyung melepaskan pelukannya saat dirasa tubuh Sohyun yang berubah tegang. Orang selanjutnya yang menyadari perubahan Sohyun tak lain adalah Taehyung. Dia mengikuti arah pandang Sohyun dan ikut merubah raut wajahnya menjadi tidak bersahabat.

Jeon Taewoo. Pria itulah yang kini sedang berada dihadapannya. Dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

"Aku turut berduka Kim Taehyung. Istrimu pasti sangat sedih." Demi Tuhan. Dia ingin sekali merobek wajah itu. Jika Sohyun yang berada diposisinya dia yakin bukan hanya ingin menghancurkan Jeon Taewoo tapi membunuh pria itu juga terbesit dibenaknya.

"Terima kasih atas keperdulianmu terhadap sahabat lamamu." berganti Taehyung yang mengeringai dalam diam. Wajah Taewoo mengeras, sudah lama sekali dia tidak mendengar kata itu. Dia bahkan tetap merasa muak mendengar kata itu.

Kini Taewoo berjalan semakin dalam dan berhenti didepan Younghwa yang duduk dikursi rodanya dengan Eunji dibelakangnya.

"Aku turut berduka Younghwa~ah."

Younghwa hanya menatap datar Taewoo. Tidak penah berubah itulah kata yang dapat dia simpulkan. "Hanya Tuhan dan Jaesuk yang tahu apa yang membawamu kemari."

Taewoo tersenyum hambar. "Sikapmu tidak pernah berubah Kim Younghwa ."

"Sifatmu juga tidak pernah berubah Jeon Taewoo." Taewoo mengeraskan rahaganya memandang rendah Younghwa yang duduk lemah dikursi rodanya. Lihatlah Kim Younghwa yang sekarang bukanlah tandingan untuknya. "Setidaknya biarkan aku memberikan penghormatan terakhir untuk sahabatmu itu." tanpa memandang Younghwa dia mengatakannya karena matanya sudah tertuju pada figura besar ditengah-tengah ruangan.

 Wedding Contract [ R E M A K E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang